Kesempurnaan ilmu dengan BERAMAL SHALEH (ACTION) tanpa henti yang menjadikan dunia lebih baik.

Hubungi 081310737352 untuk pelatihan spiritual gratis inhouse atau organisasi/arisan/keluarga,

Monday, August 27, 2012

Kekuatan dan Kekuasaan Allah ...

Seringkali kita sebagai hamba Allah belum mampu merasakan kekuatan dan kekuasaan Allah swt, kecuali saat kita benar-benar sadar dalam keadaan terpuruk atau tersanjung. Bila kita mampu menyadarkan dan merenungkan, maka hal itu dapat memotivasi diri kita menuju kebaikan.
Mari coba memikirkan dan merenungkan hal di bawah ini :
Bernapaslah dengan teratur, letakkan telapak tangan di dada. Rasakan detak jantung yang bergetar .... lalu berpikirlah, siapakah yang menggerakkan jantung kita tersebut ? ternyata tidak ada yang menggerakkannya ... apakah kita ? Kalaulah kita yang menggerakkannya, maka hentikan nafas atau sejenak. Mamukah kita ? Detak jantung tetap bergetar sekalipun kita .. itu tandanya bahwa kita tidak berkuasa dan Allahlah yang menghidupkan (menggerakkan) jantung itu. Lalu rasakan bahwa dari jantung itu darah mengalir ke seluruh tubuh. Gerakan jantung dan darah bahkan proses metabolisme tubuh telah mampu menjadikan kita bertenanaga, bisa bicara/makan/mendengar/melihat dan lain sebagainya.
Sudahkah kita bersyukur ? Kita telah diberi pinjaman oleh Allah atas tubuh dan kekuatan yang siap pakai. Masihkah kita menjadi orang yang menahan atau menutupi atau membiarkan kekuatan itu menjadi tidak bernilai (diam) ? Yang pasti sehebat apapun kemauan kita, kalau Allah mau (berkehendak) ... maka kita tak mampu melawan kekuatan tersebut.

Saturday, August 18, 2012

Meminta kepada Allah

Seringkali agak membingungkan oleh kebanyakan orang, bahwa kalau kita meminta maka mintalah kepada Allah. Tapi kok nggak belum mendapatkan hasilnya, sedangkan lain kejadian kita tidak meminta kepada Allah (secara khusus) tapi memperoleh rezeki karena kita baik sama orang yang memberi rezeki.
Mari kita pahami konsepnya dulu, bahwa semua adalah milik Allah swt dan kita hanya dititipkan (diamanahi) atas harta, anak, perniagaan, termasuk tubuh ini dan lainnya. Misalkan bos kita adalah orang ayng dititipkan Allah, maka kita yang ingin memperoleh rezeki dari Allah .... apa yang harus kita lalukan ?
Meminta izin untuk dimampukan mendapatkan rezeki dan usaha untuk memperoleh izin dari bos mesti dilakukan dengan melakukan tugas yang diinginkan bos. Maka nilai rezeki yang kita terima adalah buah dari izin Allah lewat bos kita. Bagaimana caranya ? Maka kita pun harus mengenal Allah dengan memuji dan menunjukkan bahwa kita telah melakukan apa yang diperintahkannya. Dan begitu pula usaha kita kepada bos kita dengan cara yang sama, memberi kebaikan untuk bos dan memujinya.
Ya, Allah yang Maha Pemberi Rezeki, mampukan dan mudahkan kami memperoleh rezekiMU ... tidak cukup hanya dengan doa saja, maka bekerjalah dengan benar di tempat kerja kita (ikhlas) dan berbuat kebaikan kepada siapa saja. Insya Allah, rezei dapat kita peroleh semakin berkah.

Apa yang kita ucapkan ... belum tentu Allah

Kalau kita renungkan beberapa hal tentang apa yang kita ucapkan ... bisa jadi kita memang tak percaya bahkan kita sering berkata tidak sesuai dengan apa yang terjadi, seperti sikap kemunafikan. Tapi apakah semua itu masih dapat kita pertahankan ? Berucap selalu yang baik.
Misalkan kita berkata "kurang ajar tuh orang", tanpa melihat ada siapa di sekitar kita, maka kalimat bisa jadi memang ada dalam pikiran kita dan sangat dominan ;
1. Bisa jadi memang kita selalu melihat dan bergaul dengan orang yang berucap seperti itu atau lingkungan seperti itu.
2. Sebagai ungkapan kekesalan kita karena tak mampu menahan diri.
3. Sesuatu yang berada dalam pikiran bawah sadar kita yang memuncak pada kondisi itu keluar.
4. Kondisi yang memaksa atau secara formal membuat kita mengeluarkan kata tersebut.
Kalaulah demikian, maka seberapa seringkah kita menyebut nama Allah ? Hanya sedikit. 
Kalau sakit yang diingat adalah obat dan meminta tolong sama orang lain.
Kalau lapar yang diingat adalah makan dan uang.
Kalau susah yang diingat adalah penderitaannya dan teman sejati.
Kalau ..... yang diingat adalah yang lain dan BUKAN Allah.
Mari kita introspeksi diri untuk memulai mengatakan karena BUKAN Allah yang diingat menandakan bahwa iman kita rendah. Dan iman yang rendah itu cenderung membuat melakukan yang buruk.
Bisa jadi kita ini belum mengenal Allah daripada hal di atas, kebaikan atas uang, teman sejati, obat dan lainnya sudah sangat kita kenal dan butuhkan. Artinya semakin kenal dan dekat maka kita sering mengucapkan itu semua. Bagaimana hari ini kita ingin mengenal Allah ? Cari tahulah kebaikan Allah dari Al Qur'an. Semakin banyak kita membaca dan memahami Al Qur'an memberi kekuatan bagi kita untuk semakin mengenal Allah terutama kebaikannya.


Wednesday, August 15, 2012

Allah masih belum jadi no. 1

Dalam keseharian kita, kita kagum kepada alam ... kita berterima kasih kepada atasan kita atau siapa saja yang telah memberi kebaikan kepada kita .... kita belum mampu meminta bantuan kepada Allah pada urutan pertama, tapi meminta kepada manusia .... dan kita pun belum melaporkan apapun terhadap apa yang kita miliki kepada Allah .... TAPI kita menjadikan nomer 1 Allah saat memohon keinginan kita dikabulkan.
Mengapa hal tiu terjadi ? karena memang pemahaman dan keyakinan kita kepada Allah masih belum kuat. Mari coba kita pahami bahwa pemiliki langit dan bumi adalah Allah, termasuk diantara keduanya. Artinya pemilik apapun di dunia ini adalah Allah dan kita adalah orang yang dititipkan. Maka seharusnya saat kita menerima rezeki, untung dalam dagang bukan isteri atau orang tua yang dilaporkan TAPI melapor pertama kali kepada Allah untuk berterima kasih dan memohon agar rezeki itu menjadi berkah dan menambah iman kita. Demikian juga kalau kita tidak mendapatkan apapun atau kegagalan bukan bos atau teman kita yang kita curhatkan tentang kegagalan kita TAPI curahatkan kegagalan kita kepada Allah dan bermohon mendapat petunjuk untuk menyelesaikan kegagalan kita.
Untuk menjaga kemurnian sikap kita adalah perlu pula kita tetap mempertahankan selalu menomerkan Allah menjadi no 1 untuk semua apapun yang kita terima atau belum kita terima.
Insya Allah dengan cara demikian kita mampu mengamalkan iman kita kepada Allah.

Saturday, August 4, 2012

Bingung .....

Seringkali kita bingung, kita ini mau kemana ? Lalu saat kita berada di lingkungan baik membuat kita menjadi ingin jadi baik dan sebaliknya saat kita berada di lingkungan yang tidak mendukung keinginan kita kitapun larut dalamnya. Terus kita berpikir mau pindah (hijrah) ??? 
Maka kita pun berpindah, lalu di tempat yang baru membuat kita menjadi lebih baik tapi itu hanya sebentar. Dan kita larut kembali kepada rutinitas dan lingkungan yang tidak mendukung. Berkali-kali kita melakukan yang sama, hasilnya juga sama. Bingung ? Pengen tapi kok bisa lalu sulit lagi.
Satu yang terpikir oleh kita selalu hijrah atau berpindah dengan mencari lingkungan yang menurut kita lebih baik, mengatakan kita bilang seperti itu ? Karena kemampuan kita lebih tinggi dari lingkungan itu sehingga kita dihargai dengan baik. Lalu setelah mereka mendapatkan atau mengetahui kemampuan kita hal itu menjadi biasa buat mereka dan kita pun sudah merasa tidak nyaman lagi. Jadi alih-alih berpikir dan fokus untuk hijrah (pindah), lebih baik berpikir dan fokus untuk memperbaiki kemampuan kita menjadi semakin baik dan semakin baik. Kondisi membuat kita tidak membuang waktu dan tenaga untuk hal yang hasilnya sama lagi.
Mau  ? Ubahlah diri kita sendiri .... rasakan manfaatnya.

Friday, August 3, 2012

Tidak beriman kita kalau masih berputus asa

"Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat/kafir." (QS Alhijr, 15 : 56)

Ada kata rahmat Tuhan, ada orang-orang sesat/kafir dan ada kata putus asa. Apa maknanya ? Kalau sekilas ditafsirkan ayat di atas adalah tidak ada orang yang berputus asa kecuali orang kafir, artinya orang muslim atau beriman tidak akan berputus asa. Benarkah kalimat ini ? Pasti benar dan mutlak kebenarannya. Kemudian yang jadi pertanyaannya ... masih ada orang muslim yang putus asa dalam mengejar impiannya atau bahkan sampai bunuh diri ? Ada dan bahkan banyak. Terus katanya tidak berputus asa bagi orang yang tidak sesat atau beriman.
Sebelum membahas lebih dalam, kata putus asa tidak sekedar orang yang pasrah terhadap pencapaian keinginannya saja, tapi bisa juga :
1. Sudah tidak percaya apa yang dilakukannya tidak berbuah apapun.
2. Sudah mengerjakan tapi tidak menghasilkan, sedangkan orang yang "diam" mendapatkannya.
3. Malas ... yang berarti sudah tidak mau mengerjakan tapi banyak berharap.
4. Tidak percaya lagi dengan nasehat yang baik untuk terus berusaha.
5. Sudah enggan melakukan koreksi dan perbaikan karena tidak terjadi perubahan.
6. Lebih banyak berharap (dan berdoa) daripada usaha yang seharusnya dilakukan.
7. Lebih yakin dengan perbuatan buruk daripada perbuatan baik.
8. Sering menyalahkan orang di sekitar kita dan lingkungan serta pasrah (tidak melakukan lagi).
9. Kepasrahan yang berujung kepada bunuh diri sebagai salah satu solusi terhadap penantian yang tidak berujung.
Memaknai orang beriman tidak putus asa adalah sebagai muslim yang mempunyai keimanan kepada Allah, yaitu percaya rahmat dan rezeki Allah itu tidak terhitung, maka mari kita nikmati apa yang ada pada diri kita. Bagaimana caranya menikmatinya ? Rahmat dan rezeki yang baik yang datang dari Allah memerlukan cara atau petunjuk yang benar sehingga menghasilkan yang benar pula. Orang beriman mempunyai tugas untuk terus-menerus menyadari rahmat Allah dan mencari tahu bagaimana cara memanfaatkan (amal shaleh) rahmat tersebut. Dan bila ini dilakukan maka tidak ada kata putus asa, why ? karena apa yang kita lakukan (amal shaleh) itu merupakan pekerjaan yang ikhlas.
Sebaliknya orang yang sesat itu, menyadari mereka mendapatkan rahmat Allah, tapi rahmat itu tidak dilakukan dengan cara-cara yang baik (bukan amal shaleh) sehingga hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Kondisi inilah yang membuat mereka menjadi putus asa karena apa yang dikerjakan tidak membuat mereka menjadi nyaman dan terus haus untuk mengerjakannya (bukan amal shaleh). Mereka mengumpulkan banyak uang yang membuat mereka menjadi hampa dalam hidupnya, kondisi ini berbeda untuk orang yang beriman, dengan uang yang diterima bukan untuk dikumpulkan tapi dibagikan sebagai sedekah yang membuat mereka menjadi nyaman dan bahagia.
Jadi salahlah kita yang beriman itu selalu ada putus asa (berhenti beramal shaleh) .... kalau itu terjadi, maka yang perlu kita tanyakan  adalah apakah cara-cara yang kita lakukan sudah sesuai syariat Islam (petunjuk Allah) ?  Bila petunjuk yang kita dapatkan sudah sesuai Allah, maka kita sepantasnya berusaha menyempurnakan perbuatan yang memerlukan waktu dan berproses dari waktu ke waktu.
Ajakan dari ayat di atas adalah untuk terus menyadari rahmat Allah yang ada pada diri kita untuk dicarikan petunjuknya agar dapat dimanfaatkan dengan cara yang benar sehingga kita menjadi bahagia.

Wednesday, August 1, 2012

Memelihara = meningkatkan kualitas

Surah Al Mu'minuun, 23 : 1, 2 dan 9, Beruntunglah orang-orang beriman, yaitu orang yang khusyuk dalam sembahyang, yang memelihara shalatnya. Mari kita pahami kata mememlihara shalat. Dalam keseharian, kata memelihara tanaman ... sebenarnya kita terus berusaha agar tanaman itu tidak sekedar hidup tapi berupaya membuat tanaman itu menjadi tumbuh dan berkembang bahkan berbuah/berbunga. Upaya yang kita lakukan untuk memelihara itu, kita bertanya dan belajar tentang tanaman serta mempraktekkannya (mengamalkannya).
Kalau kita menerapkan kata memelihara untuk tanaman seperti hal diatas, mengapa dengan shalat kita tidak mau mencari tahu ilmu shalat, belajar tentang shalat dan mempraktekkan shalat yang mampu meningkatkan kualitas shalat kita. Sudahkah demkian ? Dalam kesehariannya kita hanya shalat dan shalat. Kualitas shalat (khusyuk) didukung oleh keyakinan yang dibangun oleh ilmu dan amal shalehnya. Begitulah sebenarnya kata memelihara yang dimaksud dalam ayat itu. Disisi lain memelihara mengandung makna konsisten untuk terus melakukannya sampai usia kita.
Bisa dibayangkan keinginan kita untuk menjadi orang yang beriman dengan memelihara shalat, dan dengan shalat yang terpelihara (dengan cara yang benar) yang mampu mencegah yang keji dan mungkar. Kalaulah semangat shalat ini membangun karakter kita, maka begitu  indahnya hidup ini dan tidak memberi ruang waktu bagi kita untuk mengerjakan yang buruk.

Tuesday, July 31, 2012

Bersyukur itu menjadi bertambah ...

Allah Swt menilai kita dari amalnya, ukuran yang paling sederhana adalah apa yang kita terima lebih kecil dari apa yang kita berikan kepada Allah. Contoh, kita dikasih uang Rp 100.000, kemudian uang tersebut bisa kita tabung dan berbunga, terus kalau uang itu diminta orang yang memberinya maka kita mengembalikan uang Rp 105.000 (Rp 5.000 adalah bunga). Apakah ini bisa disebut bersyukur ? Iya, kalau menurut pendapat di atas. Tapi sebenarnya uang Rp 100.000 tidak dimanfaatkan dengan tindakan (amal shaleh) yang bisa berbuah lebih banyak, maka dapat kita sebut uang itu tidak bertambah (sekalipun bertambah tapi tanpa amal shaleh).
Mari kita bayangkan ..... kalau Allah sudah berikan kepada kita nikmat (seperti uang di atas), lalu saat kematian datang Allah menanyakan tentang pertanggungan jawab nikmat tersebut. Kalau nikmat itu kembali utuh berarti impas (dalam contoh di atas uang Rp 100.000 kembali Rp 100.000), pertanyaan berikutnya adalah ngapain aja kamu dengan nikmat (uang) itu ? Ngga ngapa-ngapain, atau kita bilang saya sudah usaha dan berhasil tapi lalu rugi lagi hingga tetap tersisa uang Rp 100.000. Kondisi ini mencerminkan bahwa kita belum bersyukur.
Bagaimana kalau nikmat itu berkurang ? Hal ini menjadi kerugian buat kita saat menghadap Allah swt. Maka dari itu mari kita bersyukur dengan pola berpikir seperti menerima uang tersebut, artinya mari manfaatkan uang Rp 100.000 itu menjadi bertambah nilainya dengan amal shaleh. Bersedekah sehingga uang itu berkurang  menjadi Rp 50.000, apakah bersedekah tidak bersyukur, karena nikmatnya berkurang ? Kalau sedekah yang ikhlas berarti kita sudah mengembalikan nikmat itu kepada Allah dan Allah menerima dengan bonus nilai berlipat ganda. Tapi bila sedekah yang tidak ikhlas, kita menjadi orang yang rugi .... karena nikmat itu terbuang percuma.
Coba perhatikan lagi tubuh kita ini, saat lahir seperti kita saat ini ..... dan bayangkan saat kita meninggal, apakah tubuh sebagai nikmat ini kita syukuri ?
Tubuh yang sejak lahir sehat ... terus meninggal dalam keadaan sakit atau ada yang patah/rusak ? Apakah kita bersyukur ? Bisa jadi tidak, karena kita mengurangi tubuh itu (nikmat). Dan jika pengurangan nikmat (tubuh) itu karena kita berjuang di jalan Allah, maka itulah syukur kita.
hal lain, adalah apakah kita bersyukur dengan tubuh ini, dengan cara berbuat amal shaleh yang menyebabkan orang lain menjadi bertambah nikmatnya ? Inilah ukuran Allah untuk menilai kehidupan kita ini.


Menghitung .... menyadari

Seorang teman bilang,"Jangan dihitung nikmat Allah, pasti kamu tidak bisa menghitung", Akhir kata maknanya bisa mengajak kita tidak mau menghitung. Terus kalau tidak menghitung, maka kita pun tanpa disadari tidak menyadari nikmat itu (merasakannya). Camkan baik-baik.
Contoh tidak menghitung uang, maka yang terjadi kita dengan mudah menggunakannya dan baru sadar kalau uang itu sudah habis. Haruskah demikian ?
Bisa kita bayangkan kalau hal demikian terjadi juga dengan yang lain, seperti bersedekah, shalat dan lainnya. Ada apa dibalik makna "nikmat mana lagi yang Engkau dustakan ?" dan "Nikmat Allah itu banyak dan tak terhitung". Yang penting adalah kita harus menyadari bahwa nikmat itu ada dan harus kita nikmati, lalu manfaatkanlah nikmat dalam amal shaleh. Mari berpindah dari satu nikmat ke nikmat lainnya dan tidak perlu menghitungnya lagi hanya focus pada kesadaran pada nikmat itu dan memanfaatkannya.
 

Sunday, July 29, 2012

Beriman tapi tidak yakin ...

Beriman tapi tidak yakin ... sepertinya ungkapan yang salah. kalau beriman mesti yakin. Mari kita merenungkan sebentar. Fakta tentang dosa (tidak sabar), kalau kita beriman maka kita menjadi orang yang sabar, tapi fakta tidak demikian dan kita menjadi tidak sabar dan suka marah. Lalu apakah waktu kita marah itu tidak ingat kita beriman ? Atau apa kita tidak yakin tentang amal shaleh, bersabar itu bagian dari iman ? Kita jawab yakin. Apa benar ? Sudahkah kita mengalami buah dari kesabaran itu ? Pernah, artinya kita mampu bersabar dan dapat menikmati kesabaran itu yang menambah keyakinan kita kepada Allah atas perintah Sabar. Semakin yakin kita kepada Allah semakin beriman kita (kuat). 
Iman tanpa yakin menjadi kosong nilainya iman itu sendiri. Mari kita telusuri, yakin itu tumbuh dari tindakan (amal shaleh) dan amal shaleh itu mesti dibekali ilmu dan kemauan dari dalam. Jadi keyakinan itu tidak tercipta tanpa ilmu yang benar dan amal yang benar (amal shaleh). 
Bisa jadi kita ini belum mampu memelihara iman bahkan meningkatkannya karena belum terbentuk keyakinan kita kepada Allah. Yang ada adalah kita melakukan dosa (bukan amal shaleh) sehingga semakin menjauhkan diri kita kepada terciptanya keyakinan kepada Allah yang menurunkan iman kita, yang terjadi bahkan semakin yakin dan percaya dengan kehidupan dunia (dosa).
Ada pak Haji yang terlihat sering beribadah yang jadi pemimpin tapi korupsi, bisa jadi apa yang dilakukan pak Haji itu seringkali menimbulkan keraguan misalkan untuk menjadi kaya harus sabar dengan usaha yang kita lakukan, tapi kenyataannya kita tidak sabar dan ditambah kebutuhan yang semakin mendesak sehingga kita tidak yakin apa yang Allah perintahkan dengan Sabar. Maka pak Haji itu lebih cenderung untuk korupsi. Dan hasil korupsi itu dapat disedekahkan menurut pak Haji yang mampu menghapus kesalahan sebelumnya, dan kondisi semakin memperburuk keadaan. Begitulah jadinya tidak adanya keyakinan yang menurunkan iman.

Thursday, July 26, 2012

Bersyukur saja .... terima saja

Kalimat di atas seringkali kita ucapkan, setelah beberapa upaya kita lakukan dan pasrah. Kata bersyukur aja lebih kepada pengalihan kita karena tidak ada pilihan lain yang ingin menyenangkan hati kita.
Salahkah langkah yang kita ambil tersebut ? Bersyukurnya sudah benar, tapi yang perlu kita renungkan adalah motivasi bersyukurnya yang kurang mulus. Sesuatu yang baik mesti didukung oleh niat (motivasi) yang baik.
Bersyukur itu memanfaatkan apa yang kita miliki agar menjadi semakin bernilai. Dan kepasrahan adalah tidak adanya upaya lagi dan sudah tidak mampu memanfaatkan apa yang ada pada diri kita sendiri. Jasi bersyukur itu bukan dimulai dari upaya terakhir, tapi dimulai dari motivasi (niat) yang mampu mendorong kita untuk fokus selalu ACTION dan ACTION. Bersyukur juga tidak menuntut hasil yang diharapkan. Maka saat bersyukur yang benar terdapat keikhlasan.
Rasakan proses bersyukur itu bekerja dan hasilnya sangat luar biasa ......

Wednesday, July 25, 2012

Banyak orang bisa tapi hanya sedikit yang mau ..

Yang sukses itu adalah mereka yang mau melakukan sesuatu dan hanya sedikit orang. mari kita telusuri, perhatikan yang jualan kue di pasar bisa jadi  5 - 10 toko dan perhatikan pula yang beli ada ratusan orang. Artinya banyak orang bisa buat kue (bahkan ada yang buat kue lebih enak dari yang ada di pasar), tapi fakta hanya 5 - 20 yang mau membuat kue, tapi selanjutnya yang bisa menjual kue banyak...dan yang mau jualan kue hanya 5 - 10 orang. Yang akhirnya sukses jualan banyak adalah orang yang mau belajar dan mau melayani konsumennya dengan baik dan itu hanya 1 atau 2 orang.
Orang yang mengkritik, orang yang protes, orang iri, orang yang suka gosiipin, orang pintar dan sebagainya adalah yang bisa tapi orang yang tidak mau. Orang yang mau biasanya adalah orang yang terdesak terhadap kebutuhan hidupnya dan tidak banyak ilmu. Coba perhatikan orang di sekitar Anda.
Semua orang bisa masuk syurga, tapi hanya sedikit orang yang mau syurga dengan mengerjakan amal shaleh atau action.
Makanya Mari kita belajar untuk mau (action/amal shaleh) bukan hanya sekedar bisa.

Rezeki dan Hasil Usaha ?

Menyarikan dari ulasan Tafsir Al Misbah, Dalam Al Qur'an disebutkan keluarkan sebagian dari apa yang kamu usahakan yang baik,
kalau kita bekerja dan memperoleh hasil atas pekerjaan itu maka itulah yang dimaksud dari penjelasan di atas, Bukan warisan atau pemberian orang lain kepada kita yang kita (ini disebut rezeki).
Jadi kalau kita ingin menerapkan apa yang telah Allah sampaikan dan menjadi amal kita, bekerjalah yang baik agar memperoleh hasil yang baik lalu keluarkan di jalan Allah. Semoga hal ini menjadikan kita orang yang produktif bukan sekedar menerima saja.

Apa yang kita pikirkan ... belum tentu sama hasilnya

Seorang teman mengatakan, "besok barang bisa dikirim dan tiba di sana". Senanglah hati ini karena apa yang harapkan bisa terwujud. Setelah beberapa hari barang yang diharapkan ternyata tidak datang. Dan banyak kejadian yang sama.
Ada dua hal yang bisa kita lakukan agar hal tersebut ridak terjadi (alias gagal) :
1. Apa yang kita pikirkan (rencana) tidak selalu sesuai dengan hasil, maka sebaiknya prediksilah dengan apa yang orang pikirkan terjadi sebagai ukuran.
2. Kita bisa mengontrol semua proses agar berjalan sesuai kehendak (apa yang kita inginkan).
3. Jangan pernah mengharapkan 100% terjadi sesuai apa yang kita pikirkan atau orang lain pikirkan. Kita hanya bisa berusaha dan mampu mengontrol diri kita sendiri dan dengan itu kita mampu mengontrol hasilnya, selain itu tidak bisa.
Dari penjelasan di atas, tak salahlah kita untuk mulai mau bekerjasama dengan orang lain dengan santun agar kita mampu mengurangi (mengeliminir) kesalahan yang terjadi atau mendekati hasil yang sesuai dengan apa yang kita pikirkan.

Tuesday, July 24, 2012

Semakin tergantung ... menderita

Ada seorang teman yang sudah biasa makan nasi, bilang "kita makan di warung yang ada nasinya kan  ?". Emangnya kenapa ?, Jawab saya. Lalu dia menjelaskan bahwa kalau belum makan nasi belum makan namanya atau tidak enak. Begitulah yang saya maksud dengan ketergantungan, semakin banyak ketergantungan kita kepada sesuatu membuat kita menjadi tidak pede dan tidak nyaman. Kondisi ini menyebabkan kita menjadi kurang bahagia.
Coba perhatikan, kita tergantung kepada pimpinan kita dalam bekerja yang selalu meminta persetujuan,  kalau tidak naik mobil malas ah kerjanya, kalau belum makan siang jam 12 jadi lemes, dan sebagainya. Semakin minimal ketergantungan kita kepada sesuatu membuat kita menjadi "merasa merdeka" alias bahagia dalam kehidupan ini. Bisakah kita tidak tergantung ? Bisa, yaitu tidak tergantung penuh dengan sesuatu sehingga kalau tidak ada kita masih bisa menjalaninya. Kondisi ini adalah memanfaatkan apa yang kita miliki saat tertentu untuk menjadi sebuah aktivitas yang bernilai tambah, itulah yang dinamakan bersyukur.
Semakin tinggi rasa syukur kita berarti semakin rendah ketergantungan kita kepada sesuatu. Ketidaktergantungan kita kepada materi membuat kita menjadi tergantung kepada sesuatu Zat yang mana semua materi tergantung ...itulah ketergantungan kita kepada Allah.

Saturday, July 21, 2012

Saat kita bilang "kamu salah"

Apa banyak kebaikan dari satu kejadian, tapi lebih banyak lagi yang tak mampu melihat itu bahkan menjadi keburukan. Saat kita bilang "kamu salah, mendapat hukuman dan harus bertanggung jawab", seringkali orang yang mengatakan itu cenderung merasa dirinya benar dan dia tidak salah. Maka selanjutnya dia mengulanginya lagi, dan kalau pun dia salah maka dia lebih banyak membela diri dengan menyalahkan orang lain untuk membersihkan dirinya dari salah tersebut. Adakah kebaikan ? Tidak ada, dan dilain sisi orang yang disalahkan menjadi tersinggung dan menjadi terdakwa lalu mempunyai perasaan tidak enak. Lalu ? menjadi tidak suka yang akhirnya tidak menjadikan dirinya semakin baik bahkan menjadi semakin buruk (demotivasi), "saya sudah berusaha disalahkan". Begitulah apa yang sering terjadi.
Mari kita pelajari dengan bijak hal di atas kalau ingin beroleh kebaikan. Kesalahan itu pasti terjadi, maka sadarilah bahwa kesalahan itu jalan menuju kebaikan dan nilai kesalahan itu adalah biaya yang harus kita keluarkan untuk menjadi kebaikan. Kalau dulu kita belajar di sekolah membayar spp, maka sekarang bayar spp itu adalah nilai kesalahan kita yang bisa kerugian dalam berbisnis atau kehilangan uang/kesempatan memperoleh uang dan sebagainya. Ingin sekolah gratis dalam kehidupan ini ? Mari banyak dan cepat belajar agar ktai tidak membayar lebih banyak spp atau kerugian yang akhrinya membuat kita menjadi bangkrut. 

Tak punya uang ...

Seringkali kita menjawab, "tidak punya uang/modal" maka saya tidak bisa sukses atau bisnis. Terus apakah kita ini harus terus begini ? Sebenarnya modal utama dalam berbisnis adalah sehatnya tubuh ini yang mampu menyalakan pikiran kita untuk melakukan (berbisnis) dengan benar.
Maka mulailah dengan kesantunan kita untuk mampu mempunyai teman/relasi yang mempunyai bisnis seperti apa yang kita inginkan. Dengan modal kepercayaan dari teman kita tadi, maka dengan modal kesantunan pula kita berteman dengan orang lain yang membutuhkan produk kita. Maka jadilah kita sebagai salesmen yang tanpa stok hanya berbekal omongan mampu berbisnis. Kan itu nggak banyak ?   Emangnya kita hanya berhenti dengan 1 teman, dan mulailah berpikir seperti konsep jaringan yang dimiliki perusahaan hebat dengan membuka banyak jaringan. Maka kita pun mampu melakukannya dengan menawarkan produk kepada teman-teman sd/smp/sma/kuliah/main/tetangga/saudara dan masih banyak lagi teman kita, bisa 100 .. bisa 500. Bisa dibayangkan kita mampu menjual hanya 5%nya saja sudah mampu menjadikan kita berbisnis besar tanpa uang/modal besar.
Jangan pernah mengatakan "saya tidak punya uang/modal" ... hal ini membuat kita tidak mampu melihat potensi apa yang kita miliki walaupun potensi itu besar, apalagi potensi yang kecil.

Keseimbangan itu milik Allah

Tanda kekuasaan Allah Swt seringkali tidak terlihat hanya dengan mata, tapi bisa kita lihat dengan memahaminya. Salah satunya adalah keseimbangan dalam tubuh kita. Kok bisa ? Mari kita renungkan.
Saat kita istirahat dengan tidur yang kurang waktunya, membuat kita mengantuk dan ingin tidur. Mengantuk dan ingin tidur adalah upaya Allah yang tidak bisa kita tahan/tolak untuk menyeimbangkan tubuh kita agar mencukupkan tidurnya sehingga tubuh menjadi normal. Bayangkan kalau Allah tidak membuat kita mengantuk ...seperti apa tubuh menjadi menderita dan mengantuk seringkali kali kita lawan dan tidak kita kehendaki. Sdarkah kita ? Subhanallah Alhamdulillahi rabbil alamin Allahu Akbar.
Keseimbangan merupakan langkah yang selalu berlawanan dengan apa yang telah kita lakukan, Contoh lain adalah saat kita berlebihan melakukan sesuatu (boros) yang menyenangkan, maka tanpa kita sadari dan terjadi yang namanya tidak menyenangkan (menderita) setelah tindakan boros ... menyesal dan serba kekurangan dan sebagainya.
Maka kata seimbang adalah kata yang berada di tengah, tidak kurang dan tidak lebih itulah yang namanya kenikmatan. Saat kita menerima harta, maka keseimbangan mengajak kita untuk berbagi bukan untuk hanya menabung atau menghamburkannya. Maka harta yang kita menjadi memberi berkah. Semoga kita tidak selalu memaksakan Allah untuk menyeimbangkan kehidupan kita, saat kita kaya berlimpah menjadi bangkrut, saat kita berilmu menjadi sombong dan tidak disukai banyak orang, saat kita berkuasa menjadi hanya dipuji oleh orang yang semu untuk mengambil keuntungan dari kita dan meninggalkan kita, saat kita mendengar menjadi tak mampu mendengar dengan benar dan sebagainya.
Mari menjadi manusia yang mampu dengan proaktif untuk selalu berada disisi yang Allah inginkan, tidak berlebih dan tidak kekurangan.


Friday, July 20, 2012

Selalu ada yang tidak beres

Seorang teman bilang,"dia pindah perusahaan karena ada orang yang tidak disukai yang mengganggu dia dalam bekerja" ...ternyata terorinya itu selalu benar, mengapa ? Dia selalu pindah perusahaan dan hanya bertahan 1 - 2 tahun. Lalu dia berkesimpulan semua itu bergantung dirinya.
Kalau bukan teman yang tidak baik, bisa jadi digantikan oleh bos yang tidak baik atau perusahaan yang tidak baik atau produknya yang tidak baik atau tempatnya yang tidak baik dan sebagainya. Masihkah kita mencari alasan tersebut untuk berpindah perusahaan ? Mulailah hari ini untuk berpikir lebih baik dan bijaksana .. putuskanlah bahwa saya pindah hanya karena sangat ingin mencari perusahaan yang mampu mendukung saya untuk berkembang lebih cepat. Lalu mulailah untuk mengembangkan diri kita sendiri menjadi bagian yang baik dalam perusahaan tersebut.
Orang kaya ada karena ada orang miskin, orang pintar ada karena ada orang bodoh, bos ada karena ada anak buah ... semua itu menandakan bahwa kalau kita bertemu dengan sesuatu yang tidak beres, artinya kita lebih baik dan tugas kitalah untuk memperbaikinya.

Monday, July 16, 2012

Hemat pangkal kaya ????

pepatah kata di atas sudah sering kita dengar dan telah menjadi pesan umum bagi semua orang. Kita pun menasehati keluarga untuk hemat, perusahaan menasehati karyawannya untuk hemat .... Apa yang terpikir dengan kata hemat adalah seringkali kita menterjemahkannya dengan "mengurangi" sesuatu. Hemat makan ... makan jangan berlebih dan kalau bisa kurangi. Hemat jajan .... kalau bisa kurangi jajan. Hemat pakai lampu .... cenderung mengurangi aktivitas sehingga lampu dapat dimatikan. Lalu hasilnya, apakah dengan hemat kita bisa kaya ??? Tidak. Mengapa ? Setiap hari kita hemat tidak mampu mencukupi kehidupan kita, yang ada adalah kita manahan keinginan yang segera muncul disaat apa yang kita kumpul dalam penghematan. Uang hemat segera habis saat kita membelanjakannya.
Begitu juga kata menabung .... pangkal kaya. Ada benarnya, menabung banyak bisa menghasilkan banyak dan menabung sedikit menghasilkan sedikit. Lalu yang jadi pertanyaan, dari mana kita menabung ??  Menabung adalah menyisihkan sebagian dari pendapatan kita untuk disimpan. Bagaimana dengan pendapatan yang sedikit ? Ya bisa menabung atau malah kekurangan. Bila tetap menabung pun, berarti kita mengurangi apa dari pengeuaran kita.
Cara yang efektif adalah bukan sekedar menghemat atau menabung, tapi jadilah kita orang yang produktif dalam menghasilkan sesuatu yang berujung kepada uang. Pikiran saat berpikir produktif mendorong kita menjadi semakin baik. Sebagai karyawan, ingin kaya jadilah orang yang produktif dalam bekerja, sebagai pedagang ingin kaya jadilah orang yang inovatif agar produk kita dibeli orang dan sebagainya . 

Capek ...

Seringkali kita merasa capek karena telah banyak bekerja, maka kita merasa berhak untuk istirahat untuk memulihkannya. Setiap hari Allah menyediakan hal itu pada waktu malam. Tapi seringkali pula  kita merasa capek tidak menjelang malam tapi siang hari atau bangun pagi. Kita merasa tidak cukup waktu untuk istirahat. Untuk kondisi ini patutlah kita bertanya ???
Apakah capek kita memang karena banyak bekerja/berpikir ? Bisa jadi capek itu disebabkan selain bekerja yang banyak, juga disebabkan perasaan kita yang tidak enak (tidak ikhlas) menambah capek itu menjadi berat. Dan pemulihannya tidak sekedar butuh istirahat tapi pemulihan perasaaan. Kia tahu perasaan tidak ikhlas membuang energi lebih banyak dari kita bekerja banyak.
Kalau kita tahu penyebab capek, maka perhatikan dan menemukan solusi dengan ikhlas (menerima keadaan dengan rasa syukur). Insya Allah dengan itu dapat memulihkan kesehatan kita yang seringkali pega, capek dan sebagainya

Friday, July 13, 2012

ACTION ... Action, semakin dekatlah apa yang kita inginkan

Di saat kita sangat ingin melakukan sesuatu ... selalu ada yang menggoda untuk tidak melakukannya. Tetaplah lurus kepada keinginan tersebut. Alhamdulillahi rabbil alamin saya mendapatkan berkah/kebaikan. Hanya sampai di situ ? Tidak ada ternyata kebaikan itu mesti disyukuri dengan ACTION sehingga mempunyai nilai tambah yang lebih baik lagi. Jadi sebenarnya .... jangan pernah berhenti untuk ACTION dari apa yang kita dapatkan.
Bisa jadi apa yang saya kerjakan saat ini telah membuka mata saya untuk bisa berbuat lebih banyak lagi. Kebaikan yang diridhai Allah Swt. Bagaimana dengan Anda ? Mari kita mengerjakan dengan ikhlas  apa yang telah menjadi apa yang ingin/mesti kita kerjakan. Inilah awal dari semua tabir yang selama ini tertutup, yaitu keinginan kita yang hanya sebatas pikiran. dari ACTION dan ACTION membuka tabir itu dan jelaslah yang terlihat apa yang kita inginkan.

ACTION NOW or DIE

Tak ingin tertinggal dari yang lain, maka tak ada jalan lain menyadarkan diri kita sekarang bahwa kita tertinggal lalu melakukan sesuatu yang mampu meningkatkan kita.
Semua orang termasuk kita dan Anda, sangat banyak keinginan dan mempunyai ilmu yang cukup untuk ACTION dalam menggapai keinginan kita. Apa yang salah selama ini ? Kita belum mendapatkannya. HANYA satu jawabannya adalah mau ACTION. Semua terjadi karena ACTION. Maka ACTION NOW or DIE.
Mau ??? ACTION NOW dan lakukan terus-menerus.

Pelatihan kesadaran spiritual GRATIS

Menjelang Ramadhan, waktu yang pas untuk menyadarkan diri kita kepada kebaikan yang banyak. Maka dari itu mari kita mempersiapkan diri dan membiasakan agar tidak kaget. Diantaranya adalah menyiapkan mental dan pikiran agar mampu dikendalikan dengan baik untuk kebaikan. Dan buatlah target yang ingin kita capai dalam bulan Ramadhan.
Saya ingin berbagi kepada Anda dan teman-teman untuk berkumpul mengikuti pelatihan kesadaran spiritual yang dapat dilakukan di rumah dalam suasana yang nyaman. Pelatihan ini berlangsung 1 hari, pagi sampai sore atau malam ke Subuh, pada hari Minggu atau Malam Minggu.
Saya sudah siapkan segala hal yang berhubungan dengan pelatihan dan Anda hanya butuh mengumpulkan orang di atas 15 orang, sebaiknya bisa dalam keluarga besar, suami isteri, teman-teman dan sebagainya. Dan yang pasti ada tempat yang cukup dan nyaman (adem).
Ingin tahu lebih lanjut, hubungi H. Ir. Munir Hasan Basri 081310737352.

Thursday, July 12, 2012

Berkenalan dengan Allah Swt

Judul di atas, bisa kita bilang "mengada-ada". Mana mungkin kia bisa berkenalan dengan Allah, kia tidak bisa melihatNya, tidak bisa mendengarNya. Apakah karena itu kia memang betul belum merasa kenal dengan Allah. Dan kita pun tidak mampu menjangkauNYA. Lalu apa maksudnya dengan berkenalan dengan Allah Swt.

Seringkali kita bangga dan sangat ingin berkenalan langsung dengan idola atau orang yang dihormati, yang selama ini kita hanya mengenalnya tidak langsung. Bila itu terjadi, maka kita menjadi sangat dekat dan selalu mengingatnya. Bagaimana dengan kita dengan TUhan ? Mengapa kita kita mau berkenalan langsung dengan Sang Pencipta kita ?
Kita tidak perlu mendatangi Allah untuk berkenalan denganNya, tapi sangat tergantung kualitas keinginan kita untuk mengenal Allah Swt. Tak perlu repot dan mengkhayalkan Allah Swt, Allah sebenarnya yang langsung mengenalkan diriNya kepada kita,
12. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa. 14. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku (QS Thahaa, 20 : 12,14) … Bisa jadi kita belum berkenalan dengan Tuhan kita dan siapa Tuhan kita. Ingin berkenalan langsung ? Baca ayat di atas, Perkenalan yang luar biasa dimana kita merasakan ucapan/lisan Allah itu dalam hati kita sesuai dengan apa yang kita ucapkan. Allah mengenalkan langsung kepada kita Dia adalah Tuhan dan Tuhanmu itu adalah Allah (namanya). Maka Allah memerintahkan kita untuk shalat agar kita ingatNya.  Oleh sebab iu kerinduan kita kepada Allah bisa terobati dengan membaca Al Qur'an dan melaksanakan shalat dengan khusyuk.

Bisa dibayangkan kalau kita tidak membaca Al Qur’an dan kita tidak mengenal Allah langsung … Alhamdulillahi rabbil alamin. Ya Allah semoga kami mampu mengenal lebih banyak lagi tentang Engkau dengan semakin banyak membaca dan semakin khusyuk dalam shalat kami. Amin

Monday, July 9, 2012

Ingin Vs Kerja


“Ingin” sering kita persepsikan dengan sesuatu yang ingin kita raih, ingin sukses, ingin punya rumah bagus, ingin keluarga yang bahagia, ingin kerja yang enak dan gaji tinggi dan masih banyak lagi. Tapi seringkali seseorang menjadi bingung, bila ditanya “apa sih yang kita inginkan ?”, kita menjawab “apa ya ??? …. Emm ingin sukses lah” dan kita tanya lagi “ingin apa lagi ?” Jawabannya mulai mudeng dengan menjawab ingin ini dan itu.
Apakah yang Anda bekerja  untuk memenuhi keinginan  Anda tersebut ? Pastilah. Terus kalau kita tanyakan lebih dalam, “apa sih yang Anda kerjakan sekarang ?”,  Anda pasti menjawab “kerja ini dan kerja itu yang ujungnya dapat uang”. Ohh jadi Anda kerja untuk dapat uang dan dengan uang yang dikumpulkan, Anda penuhi keinginan Anda.
Yang jadi pertanyaan adalah apakah hanya dengan uang semua keinginan kita terpenuhi. Mari kita renungkan, “apakah apa yang kita kerjakan – apa yang kita dapatkan (uang) telah menuju apa yang kita inginkan ?” Cek kembali bahwa sukses tidak bisa dibeli dengan uang dan instan, bukankah kesuksesan dibangun oleh kerja berkualitas yang mampu menjadikan kita dibutuhkan orang lain, kesuksesan itu dibangun oleh kepercayaan, kesuksesan itu didasarkan oleh ketekunan dan  lainnya. Sudahkah itu semua kita lakukan dalam pekerjaan ini sampai saat ini ? Jawabannya adalah nilai (parameter) kesuksesan Anda.
Mari kita mengerjakan apa yang kita inginkan yang tidak sekedar memperoleh uang saja, tapi membangun kepribadian, integritas, kemampuan yang terus meningkat, kepercayaan dan lainnya agar kita siap menghadapi keinginan kita.

Saturday, July 7, 2012

Menyenangkan

Menikmati kesenangan tidak serta merta terjadi, terkadang tanpa diduga hal itu terjadi. Terjadi setelah kita mengalami kesulitan, kondisi yang terpuruk dan kelelahan dan hal lainnya.
Boleh jadi kita sangat menginginkannya maka berusahalah dan berdoa. 

Friday, July 6, 2012

Pikiran yang sehat atau Badan yang sehat ?

Sehat menjadi penting, tapi sehat pikiran atau sehat badan yang duluan ? Pepatah mengatakan "Didalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat", semua benar. Lalu bagi kita sekarang, timbul pertanyaan "badan dan pikiran kurang sehat ?" lalu apa yang harus kita lakukan sekarang ?  Mau sehat pikiran sedang badan tidak dukung ... terus ?
Bagaikan telur dan ayam, mana yang lebih dulu ? Maka yang jauh lebih penting bagi kita adalah momen apa saja yang dalam keadaan sehat maka hal itulah yang harus terus kita tingkatkan agar memperoleh momen berikutnya.
Kapan salah satu atau kedua hal tersebut sehat ? Ternyata kondisi itu terjadi karena kita mau BUKAN menunggu datang. Dorongan mau itu terjadi bisa disebabkan karena kita punya perasaan sehat, enak, dan bahagia. Bagaimana kondisi itu terjadi ? Biasanya ditempat yang sehat pula, yaitu teman yang baik dan tempat dengan suasana merelaxkan.

Thursday, July 5, 2012

Detox

Tanpa kita sadari, kita suka ingin sehat dengan berbagai cara yang salah satunya membuang racun atau detox, Yang paling mudah adalah membuang detox itu dengan cara negatif yaitu dengan obat yang notabenenya juga berujung pada racun. Sehatkah kita ? Maka tindakan sehat yang mudah adalah makanlah makanan dan minuman yang sehat sehingga tubuh jadi sehat kembali.
Sama halnya, kita ingin merubah perilaku buruk dengan cara "jangan melakukan itu lagi", apakah bisa ? Bisa. Tapi apa yang kita lakukan adalah berupaya maksimal sepanjang (menjaga) untuk tidak melakukan itu lagi. Kondisi ini telah banyak membuan energi dan waktu kita yang akhirnya tidak memberi waktu untuk kita melakukan tindakan/perilaku baik. Akhirnya perilaku buruk kita tidak semakin berkurang ... karena kita sulit melakukan perilaku baik (kehabisan energi untuk mencegah perilaku buruk). artinya kita menderita selamanya dengan perilaku buruk itu.
Jadi bolehlah kita berpikir dan menyemangati perilaku baik terus-menerus sehingga perilaku buruk itu semakin tersingkir dan tidak mendapat perhatian dari kita. Dan untuk perilaku buruk itu kita berharap diampuni atau dimaafkan dengan berdoa.
Semoga menjadi berkenan dalam memperbaiki diri kita sepanjang hidup.

Sakit dan Bangkrut

Kehidupan ini mampu kita jalani hanya karena kita mempunyai kemampuan untuk bertindak. Jika kita sakit maka kehidupan ini menjadi sangat berat alias kemampuan kita berkurang.
KEMAMPUAN - KEBUTUHAN = KEHIDUPAN
Kemampuan seperti apa yang mampu menghidupi kita ? Mulailah berpikir dan merenungkan bahwa kemampuan untuk menghasilkan atau terjual atau memberi, artinya :
1. Kita bisa melakukan sesuatu karena kemampuan yang dapat menghasilkan seperti membuat makanan, menanam padi, membuat laporan dan sebagainya. Hasil yang dari kemampuan tadi membiayai atau memenuhi kebutuhan hidup kita.
2. Kita bisa melakukan sesuatu karena kemampuan yang bisa dibeli (terjual), kita bekerja dan mendapat gaji karena ada bos yang membeli pekerjaan kita. Bisa dibayangkan kalau kita bekerja tidak ada yang membeli (tidak terjual), maka apapun yang kita lakukan tidak banyak memberi kehidupan yang layak.
3. Kita bisa melakukan sesuatu  karena kemampuan yang memberi apapun berupa amal shaleh. Sebagai orang yang beriman, maka pemberian kita itu dibalas Allah lewar makhluk lainnya.
Dengan kata lain hidup ini dibiayai sesuatu tindakan yang didasarkan kemampuan yang mampu dibeli orang lain sehingga kita mampu menerimanya berupa hasil untuk kehidupan kita.
Perhatikan :
1. Orang malas, maka tidak ada yang dijual sehingga mereka menjadi sulit untuk membiayai kehidupannya.
2. Orang yang sakit, orang tidak punya ilmu dan tidak mau bekerja keras, tidak banyak amal, orang pelit/kikir, orang serakah, orang sombong dan sejenisnya menjadi sangat menderita untuk kehidupannya.
Maka untuk memenuhi kebutuhan hidup kita ini, perlu berpikir berapa banyak yang bisa kita peroleh dari kemampuan kita yang menghasilkan (dalam bahasa dagangnya OMSET) ? OMSET itu bisa berupa hasil materi dan bisa juga non materi.
Sakit / Kesulitan dalam hidup = omset < biaya hidup kita, dan bila hal ini terus berlanjut beberapa bulan maka bisa membuat kita menjadi bangkrut .... pasrah dan putus asa.
Mari semua orang mulai berpikir untuk selalu memberi/menjual/menghasilkan dari kemampuan yang ada untuk mengarungi hidup ini dengan baik dan menyenangkan. Bila hal ini sudah terjadi, maka kita harus menjadi bijak untuk membelanjakan hasil kita dengan cara menginvestasikan kembali hasil itu untuk menghaslkan yang baru (yang juga berorientasi memberi/menjual/menghasilkan)

Wednesday, July 4, 2012

Menerima yang baru

Sepertinya kalau ditanya, adakah hal baru dalam diri kita ? Jawabnya seringkali membingungkan, apa ada ya ? Rasanya semua hal adalah kebiasaan lama dan hal lama. Dan dengan kondisi keuangan yang sedikit, kita memutuskan semua untuk memenuhi kehidupan yang telah ada.
Kondisi ini membuat kita tidak memberi semangat baru, langkah baru dan kebiasaan baru dan bahkan tidak ada sesuatu kemajuan dalam diri kita. Bagaimana caranya agar kita ini menjadi meningkat secara personal sehingga membuat kita menjadi orang yang lebih baik dari kemarin :
1. Membaca 1 - 2 lembar buku, Al Qur'an, majalah dan sejenisnya. Membaca menambah pengetahuan sehingga pemahaman kita bertambah dan suatu hal tersebut kita butuhkan.
2. Menemukan persoalan yang kita hadapi lalu mencari tahu jawabannya lewat nasehat teman/guru/atasan atau mencari tahu dari buku dan sebagainya. Artinya kita menemukan cara untuk menyelesaikan persoalan yang tentu dengan ilmu atau sesuatu yang baru.
3. Berteman/bersilaturahmi dengan orang yang jarang kita temui, Insya Allah kita mampu mendapatkan hal baru apa saja.
4. Mereview hal lama untuk dikerjakan dengan sedikit modifikasi sehingga memunculkan hal baru.
5. Menambah kuantitas apa yang kita lakukan selama ini.
6. Konsistenkan apa yang sudah kita lakukan yang benar sehingga membuat menjadi kebiasaan.
7. Berlatih dengan apa yang kita miliki.
Bila hal ini dapat kita kerjakan, Insya Allah kita bisa menjadi manusia baru setiap saat yang siap menghadapi kehidupan dunia sampai usia kita.  

Tuesday, July 3, 2012

Ikhlas memberi


19. dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian[1417]. 20. dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. (QS Adz Dzariyaat, 51 : 19 – 20) [1417] Orang miskin yang tidak mendapat bagian Maksudnya ialah orang miskin yang tidak meminta-minta.

…. Seringkali kita (termasuk saya) masih belum mampu memberikan harta kepada orang yang meminta-minta (alias pengemis sebagai profesi), padahal dilanjutkan dengan penjelasan itulah tanda-tanda kekuasaan Allah bagi mereka yang yakin yang percaya. Mari kita belajar memberi kepada siapapun tanpa melihat siapa orangnya yang juga mengajarkan kita ikhlas sebagai bentuk iman kita kepada Allah, Insya Allah memperoleh kebaikan karena Allah ingin menunjukkan kekuasaan Allah yang kita tidak pernah tahu. Ya Allah, ampuni sikap kami yang salah selama ini, dan mampukan kami untuk belajar ikhlas tanpa melihat kepada siapa kami berbuat, Amin

Sadar internal dan Sadar dipaksakan Allah

Terkadang saat kita sadar, baru bisa merasakan nikmat itu besar atau dalam hal ini kita merasakan nikmat itu karena Allah berikan musibah/rasa sakit. Kedua hal itu berbeda, yang pertama memberikan kesempatan kita untuk berpikir dengan ilmu yang kita miliki agar apa yang kita kerjakan memang betul dari dalam hati. Dorongan ini menjadikan lebih kuat buat kita.
Sebaliknya, kesadaran yang dipaksakan Allah dengan memberi sesuatu yang buruk agar kita merasa kehilangan. Dan rasa kehilangan itu bisa mendorong kita lebih baik. Tapi umumnya bila selesai keburukan itu, kita pun lupa lagi dengan kesadaran kepada Allah. Mengapa ? Karena kita merasa kitalah yang menghilangkan keburukan itu, BUKAN sebagai kehendak Allah untuk menyadarkan kita akan kelemahan kita.
Mari kita belajar dari kedua hal di atas, memulai menggali ilmu dan terus berupaya untuk sadar dan bersikap baik terhadap keburukan yang kita terima sebagai langkah Allah mengingatkan kita untuk sadar kepadaNya.

Bersyukur

Sudah seharusnya kita bersyukur atas kehidupan ini dan menjadikan hidup penuh amal shaleh. Persiapkan diri kita untuk kematian ..... dimana saja, kapan saja. Kematian itu dekat, sedekat saat kita merenung dan memperhatikan diri kita, kita tak kuasa atas bekerja nafas ini, kita tak kuasa menentukan hasil apapun atas apa yang kita lakukan. Dan bahkan kita tak kuasa atas waktu dan aktivitas kita besok. Ya Allah, yang Maha Menguasai diri kita mampukan diri ini untuk menyadari itu semua dan mampu beramal shaleh lewat shalat, sabar, syukur dan sebagainya. Aminn
demikianlah hal tersebut terungkap dalam firman Allah berikut ini :
"kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS Al Hadid, 57 : 2)" 

Monday, July 2, 2012

Mengenal lebih dalam apa yang bisa dikerjkan orang lain

Kita tidak pernah atau tidak mau berpikir tentang apa yang dikerjakan orang lain yang sama pekerjaannya dengan kita. Akibatnya kita tidak bisa mengukur apa yang sudah kita kerjakan dan berapa nilainya.
Mengenal pasar, kita harus mengena; dengan baik apa pekerjaan yang kita kerjakan, seberapa tinggi persaingannya ? Apakah pasar sangat membutuhkannya dan persedian sedikit ? Semakin tinggi persaingan (semakin banyak orang) dalam pekerjaan yang kita tekuni semakin rendah harga (gaji) yang kita terima dan sebaliknya semakin rendah persaingan (semakin sedikit orang) dalam pekerjaan yang kita tekuni semakin mahal harga yang kita terima. Maka pelajari betul dengan jenis pekerjaan yang kita kerjakan dan pertajamlah keahlian kita yang membuat kita semakin bernilai (terbaik) dalam pekerjaan.
Mengenal orang lain dalam pekerjaan yang sama, kita harus mampu mengukur kemampuan kita dengan melihat apa yang orang lain kerjakan, berapa lama, berapa kuat semangat/ilmu/tindakan dalam menyelesaikan pekerjaan. Maka jadikan semua itu sebagai motivasi untuk selalu berubah menjadi yang terbaik dari yang lain.
Mengenal diri sendiri berupa kesadaran kita tahu tentang kekuatan dan kelemahan yang kita miliki, dengan demikian yang membuat kita fokus kepada kekuatan daripada kelemahan.    

Ingin lebih baik, latihlah 3 hal di atas untuk mampu membuat kita semakin baik setiap hari.


Munir HB

Wednesday, June 20, 2012

SADAR TAPI TIDAK SADAR

Ungkapan yang menarik untuk disimak adalah Ada orang bilang dirinya SADAR tapi tidak menikmatinya (tidak sadar), contohnya makan menjadi bagian rutinitas kita yang suatu hari kita pernah makan (SADAR) tapi makan otomatis dengan tangan mengambil makanan dan mengunyah dan seterusnya (tidak merasakan/menikmati makanan dimasukkan ke mulut dan tidak mampu mencium aroma makanan dan sebagainya).
Atau seringkali kita pun TIDAK SADAR karena shalat kita sudah selesai atau sudah berapa rakaat ya, tapi kita mengatakan kita SADAR shalatnya. Dan mungkin banyak contoh ...suasana tersebut membuat kita merasa capek.
Bayangkan kalau kita SADAR sepenuhnya dengan menikmatinya  .... hidup terasa enak.

Tuesday, June 19, 2012

Belum sukses kalau belum sadar


Ngomongin “sadar” atau “kesadaran” menjadi menarik. Bisa jadi kita tahu, tapi tidak paham dan terus ngapain juga diomongin ?
Apakah Anda sadar sekarang ? “Iyalah”, jawab seorang teman dengan rada sedikit curiga dan balik bertanya , “Apa kamu juga lagi sadar ?’ Terima kasih pertanyaannya dan saya dalam keadaan sadar. Saya sedang berbincang dengan Anda dan sebenarnya ingin banyak tahu dengan “sadar”. Teman yang tadinya curiga sedikit emosi dan bilang “gila kali ya kamu nanya seperti itu”. Marah Ya ? tanya saya. Ngga, jawab teman. Dengan tenang saya meneruskan perbincangan, kita ini kan dalam keadaan sadar seperti yang Anda bilang. Teman tadi langsung nyeletuk, “Saya sangat sadar dan tidak gila lagi”. Kamu lihat “saya sehat kan ?”. Benar Anda dalam keadaan sadar, artinya Anda tidak tidur, tidak bingung dan tidak sakit (dan koma). Lalu saya bertanya lagi,”apakah yang sedang berbuat jahat itu sadar ?”. “Ya sadarlah” dengan sedikit ragu jawabannya. Kalau dengan asumsi Anda tadi orang sadar itu sehat/tidak tidur/tidak bingung/tidak sakit, berarti orang jahat itu juga sadar. Tapi saat orang jahat itu tidak melakukan lagi kejahatan lalu dia “sadar” kan ? “Iya dia sadar dan insyaf”, kata teman.
Dari percakapan di atas, ada beberapa yang bisa kita simpulkan :
1.    Sadar berarti sehat secara jasmani
2.    Sadar berarti tidak dikuasai emosi
3.    Sadar berarti melakukan tindakan yang baik (mengikuti referensi agama)
  
Kesadaran menurut kamus besar bahasa Indonesia, ke-sa-dar-an :
sa·dar [1] 1 a insaf; merasa; tahu dan mengerti: kita harus -- bahwa hidup ini penuh perjuangan; 2 v ingat kembali (dr pingsan dsb); siuman: orang yg pingsan tadi kini sudah --; 3 v bangun (dr tidur): tengah malam dia -- dr tidurnya krn bermimpi buruk;
-- hukum kesadaran untuk menegakkan hukum di dl kehidupan bermasyarakat;
-- lingkungan kesadaran untuk mengarahkan sikap dan pengertian masyarakat thd pentingnya lingkungan yg bersih, sehat, dsb;
-- wisata kesadaran untuk mematangkan serta mengarahkan sikap dan pengertian masyarakat yg positif thd perkembangan kepariwisataan;

me·nya·dar v, - arwah mengingat arwah (selamatan, biasanya pd bulan Syakban);

me·nya·dari v menginsafi; mengetahui; merasai: semua insan harus - tanggung jawabnya;

me·nya·dar·kan v 1 menjadikan (menyebabkan) sadar; menginsafkan; mengingatkan: Pemerintah harus selalu - penduduknya untuk melaksanakan program keluarga berencana; 2 menjadikan (menyebabkan) ingat kembali (siuman, bantun): dokter berusaha - orang yg pingsan itu;

ter·sa·dar v sudah sadar (dr); terjaga; terbangun: saya - dr tidur krn adanya teriak orang di luar rumah;

pe·nya·dar·an n proses, cara, perbuatan menyadarkan: usaha - pasien yg gegar otak itu memerlukan waktu yg agak lama;

ke·sa·dar·an n 1 keinsafan; keadaan mengerti: - akan harga dirinya timbul krn ia diperlakukan secara tidak adil; 2 hal yg dirasakan atau dialami oleh seseorang;

- diri kesadaran seseorang atas keadaan dirinya sendiri;

- etnis Antr kesadaran seseorang bahwa kebudayaan suku bangsanya berbeda dng kebudayaan suku bangsa lain;

- hukum 1 kesadaran seseorang akan nilai-nilai yg terdapat dl diri manusia mengenai hukum yg ada; 2 kesadaran seseorang akan pengetahuan bahwa suatu perilaku tertentu diatur oleh hukum;

- kelamin kesadaran seseorang akan jenis kelaminnya;

- kelas kesadaran seseorang akan kedudukannya dl susunan tinggi-rendah di dl masyarakat;

- lingkungan pengertian yg mendalam pd orang seorang atau sekelompok orang yg terwujud dl pemikiran, sikap, dan tingkah laku yg mendukung pengembangan lingkungan;

- politik kesadaran dan pengetahuan orang mengenai kekuatan politik dl masyarakat;

- ras kesadaran seseorang bahwa rasnya berbeda dng ras orang lain, biasanya dl arti bahwa sifat rasnya lebih unggul dp sifat ras orang lain;

- seks kesadaran kelamin;

- sosial kesadaran seseorang secara penuh akan hak dan kewajibannya sbg anggota masyarakat


Dalam kesehatan, Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan, Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari berbagai faktor, termasuk perubahan dalam lingkungan kimia otak seperti keracunan, kekurangan oksigen karena berkurangnya aliran darah ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga tulang kepala.

Kata Kesadaran tidak berdiri sendiri, selalu ada kata yang mengikutinya yang menjadi referensi kesadaran itu sendiri.

Friday, April 6, 2012

Merubah kebiasaan

Kebiasaan tanpa disadari telah menjadi raja dalam kita bertindak tanpa perlu kita pikirkan semua itu terjadi. Kebiasaan jalan-jalan setiap ada libur, maka setiap menjelang libur maka otak kita tanpa diperintah otak kita sudah merencanakan acara jalan-jalan. Belum ada acara jalan-jalan pun, otak berpikir lebih keras dengan mengajak/menggoda  teman untuk ikut atau nimbrung.
Bisakah kita merubahnya ? Begitu sulit untuk merubahnya. Merubahnya berarti kita harus mengganti kebiasaan itu dengan kebiasaan baru. Apa ya ? Menghabiskan waktu di rumah. Kebiasaan baru ini harus jelas, apa aktivitas kita di rumah. Bila kebiasaan ini yang kita bangun tidak dibarengi semangat dan niat yang kuat, maka menjadi sangat berat dan bisa kalah. Apalagi kebiasaan yang kita bangun itu "berlawanan" dengan kebiasaan lama, contoh kebiasaan jalan-jalan mau diganti dengan kebiasaan belajar dengan membaca buku. Menjadi sangat kontrdiktif antara keduanya, dan yang menang adalah yang mengarah kepada emosional yang menyenangkan yaitu jalan-jalan. Ada langkah baik menggabungkan keduanya, yaitu jalan-jalan ke toko buku atau pameran buku. Maka kebiasaan baru ini menjadi lebih ringan, karena tidak ada yang kontra.
Jadi mulailah merubah kebiasaan yang merugikan kita dengan menciptakan kebiasaan baru yang mudah kita lakukan. Mau coba ? Pastikan kebiasaan baru menciptakan kinerja baru yang membuat kita menjadi manusia sukses seperti yang kita impikan.

Ir. Munir Hasan Basri
Spiritual Motivator Trainer

Sunday, April 1, 2012

Kesadaran bukan sekedar paham

Contoh nyata dalam kehidupan, kita sering bilang "saya sadar kemarin saya salah" ... penyesalan yang sempurna bukan sekedar kkita TAHU salah dan PAHAM kesalahan kita, tapi harus dibarengi dorongan untuk ACTION.  Mengucapkan "saya sadar" sebenarnya belum sadar, tapi hanya memang sekedar TAHU dan PAHAM. Kondisi ini sering terjadi pada kita yang umumnya tidak banyak merubah kita untuk berubah.
Why ? TAHU dan PAHAM baru berada di alam sadar atau batas pengetahuan, bisa berubah tapi hanya sesaat saja dan setelah itu .... tidak menguat untuk berubah secara membumi (menjadi kebiasaan). SADAR mempunyai dorongan yang kuat secara emosional yang mampu mendorong kita untuk melakukan ACTION. Dorongan itulah yang bisa mempertahankan ACTION kita lalu menjadikannya sebuah KEBIASAAN BARU. Dan KESADARAN tidak ada begitu saja, tapi itu merupakan petunjuk atau hidayah dari Allah Swt. KESADARAN itu merupakan peringatan .... Bukankah kita pernah punya kekuatan atau kemampuan untuk melakukan perubahan tapi kita sia-siakan, "coba kemarin saya kerjakan, pasti beruntung saya". Di lain waktu kita ingin melakukan perubahan itu tidak ada dorongan sama sekali atau lemah, saat itulah keberadaan Allah menipis di hati kita. So kalau ingin berubah menjadi lebih baik maka hadirkan KESADARAN TENTANG TUHAN, Allah Swt dan ditambah dorongan emosional yang kuat menjadikan kita semakin cepat menjadi lebih baiknya.
Kuasai pengetahuan lewat TAHU dan PAHAMnya kita tentang sesuatu, lalu bekerjalah dengan baik yang diiringi oleh doa ..... Insya Allah, Allah menuntun dan membimbing kita menuju jalan yang lebih baik lewat KESADARANnya.