Kesempurnaan ilmu dengan BERAMAL SHALEH (ACTION) tanpa henti yang menjadikan dunia lebih baik.

Hubungi 081310737352 untuk pelatihan spiritual gratis inhouse atau organisasi/arisan/keluarga,
Showing posts with label Spiritual. Show all posts
Showing posts with label Spiritual. Show all posts

Friday, July 13, 2012

Pelatihan kesadaran spiritual GRATIS

Menjelang Ramadhan, waktu yang pas untuk menyadarkan diri kita kepada kebaikan yang banyak. Maka dari itu mari kita mempersiapkan diri dan membiasakan agar tidak kaget. Diantaranya adalah menyiapkan mental dan pikiran agar mampu dikendalikan dengan baik untuk kebaikan. Dan buatlah target yang ingin kita capai dalam bulan Ramadhan.
Saya ingin berbagi kepada Anda dan teman-teman untuk berkumpul mengikuti pelatihan kesadaran spiritual yang dapat dilakukan di rumah dalam suasana yang nyaman. Pelatihan ini berlangsung 1 hari, pagi sampai sore atau malam ke Subuh, pada hari Minggu atau Malam Minggu.
Saya sudah siapkan segala hal yang berhubungan dengan pelatihan dan Anda hanya butuh mengumpulkan orang di atas 15 orang, sebaiknya bisa dalam keluarga besar, suami isteri, teman-teman dan sebagainya. Dan yang pasti ada tempat yang cukup dan nyaman (adem).
Ingin tahu lebih lanjut, hubungi H. Ir. Munir Hasan Basri 081310737352.

Sunday, April 1, 2012

Kesadaran bukan sekedar paham

Contoh nyata dalam kehidupan, kita sering bilang "saya sadar kemarin saya salah" ... penyesalan yang sempurna bukan sekedar kkita TAHU salah dan PAHAM kesalahan kita, tapi harus dibarengi dorongan untuk ACTION.  Mengucapkan "saya sadar" sebenarnya belum sadar, tapi hanya memang sekedar TAHU dan PAHAM. Kondisi ini sering terjadi pada kita yang umumnya tidak banyak merubah kita untuk berubah.
Why ? TAHU dan PAHAM baru berada di alam sadar atau batas pengetahuan, bisa berubah tapi hanya sesaat saja dan setelah itu .... tidak menguat untuk berubah secara membumi (menjadi kebiasaan). SADAR mempunyai dorongan yang kuat secara emosional yang mampu mendorong kita untuk melakukan ACTION. Dorongan itulah yang bisa mempertahankan ACTION kita lalu menjadikannya sebuah KEBIASAAN BARU. Dan KESADARAN tidak ada begitu saja, tapi itu merupakan petunjuk atau hidayah dari Allah Swt. KESADARAN itu merupakan peringatan .... Bukankah kita pernah punya kekuatan atau kemampuan untuk melakukan perubahan tapi kita sia-siakan, "coba kemarin saya kerjakan, pasti beruntung saya". Di lain waktu kita ingin melakukan perubahan itu tidak ada dorongan sama sekali atau lemah, saat itulah keberadaan Allah menipis di hati kita. So kalau ingin berubah menjadi lebih baik maka hadirkan KESADARAN TENTANG TUHAN, Allah Swt dan ditambah dorongan emosional yang kuat menjadikan kita semakin cepat menjadi lebih baiknya.
Kuasai pengetahuan lewat TAHU dan PAHAMnya kita tentang sesuatu, lalu bekerjalah dengan baik yang diiringi oleh doa ..... Insya Allah, Allah menuntun dan membimbing kita menuju jalan yang lebih baik lewat KESADARANnya.
 

Wednesday, December 21, 2011

Berani Bersyukur Siap Kaya

Benar nggak sih judul di atas ? Seseorang bilang,"saya sudah bersyukur, tapi kok belum kaya ??". Mengambil firman Allah surah Ibrahim : 7, "kalau kita bersyukur akan ditambah nikmatnya oleh Allah dan sebaliknya bila tidak bersyukur tunggu adzabnya" Jadi kalau kita bersyukur yang sesuai dengan firman tersebut maka setiap bersyukur bertambah nikmat, bersyukur lagi bertambah nikmatnya lagi dan seterusnya. Maka memaknai sykur bukan sekedar pasrah menerima kenyataan, tapi selalu berbuat semakin hari semakin baik (berkualitas) dan berlangsung secara terus-menerus. Nah bisa jadi orang sudah bersyukur tapi berikutnya tidak dilakukannya lagi, maka sebenarnya apa yang dirasakan kebaikan saat ini merupakan balasan atas ditambahnya nikmat dari bersyukur sebelumnya, selanjutnya kita sudah ditunggu oleh adzab atau penderitaan atau kesulitan. Kalau ada yang bilang sabar tidak ada batasnya, demikian juga syukur tidak ada batasnya juga.
Bersyukur dalam kontek manajemen Jepang dikenal Kaizen yaitu berubah menuju lebih baik secara terus-menerus. Bisa jadi orang Jepang yang menerapkan secara benar Kaizen, maka mereka menjadi pemimpin dunia dalam bisnisnya, selalu menjadi yang terbaik dan terbaik. Bagaimana dengan kita dalam hidup ini ? Sudahkah kita menerapkan hari lebih baik dari hari kemarin dan hasri esok lebih baik dari hari ini ??? Inilah yang diajarkan Nabi Muhammad Saw. Dari penjelasan di atas, maka Berani bersyukur Siap Kaya.

Sunday, November 13, 2011

Pengen syurga .... senangi kematian

Semua orang sangat ingin masuk Syurga, tapi apakah keinginan itu sangat kuat ? Ingin ke Syurga, maka menyenangi kematian. Apakah kita menyenangi kematian ??? Tak banyak orang ingin Syurga tapi tidak menyenangi kematian .... ini ditunjukkan oleh seberapa hebat orang tersebut menyiapkan kematian. Dan langkah lebih jauh dapat kita lihat apakah seseorang itu menyenangi kematian ???? Apakah orang tersebut telah banyak berbuat amal shaleh untuk menanti kematian yang dia senangi yang mengantarkannya ke Syurga.
Mari kita renungkan, Cinta Syurga ... Cinta Kematian  ... Cnta Amal Shaleh. Mauu  ?? pasti mau, tapi seberapa banyak kita berbuat, itulah kita dan dimana kita sampai ???  Semoga Allah memampukan kita untuk selalu beramal shaleh, semakin hari semakin berkualitas. Aminn

Masih irikah kita dengan orang lain ???

Dalam keseharian kita, banyak hal yang kita lihat dan kita rasakan dari lingkungan kita. Muncullah keinginan untuk bisa seperti orang lain atau kok mereka bisa ??? bukankah mereka tidak lebihbaik dari kita. Ada sedikit "iri" atas apa yang sudah diperoleh orang lain.
Melihat si anu yang tidak sekolah kok bisa sukses, dan muncul prasangka buruk ... barangkali dia pakai ilmu ..... dan cara ..... Mengapa itu bisa terjadi ??? Salah sebabnya adalah kita yang tidak mau menjadi diri kita sendiri sesuai pekerjaan, tugas atau peran kita.
"Jadi direktur itu enaknya, bisa marah, bisa datang terlambat, bisa jalan-jalan dan uangnya banyak",kata seorang karyawan. Terus kita kepengen jadi direktur. Salahkah ? Tidak. kalau kita karyawan, maka jadilah karyawan yang benar yang selalu meningkatkan kinerja kita dan team dari waktu ke waktu. Terus ?? Sampai kapan kita menjadi karyawan terus. Yakinlah pada waktu yang tepat dan diizinkan Allah, maka kesuksesan dapat kita raih dengan menjadi karyawan yang benar karena tindakan kita. Dan bisa jadi buahnya adalah diangkat menjadi direktur.
Jadi masihkah kita untuk terus "iri" dengan apa yang telah dimiliki orang lain ? Sedangkan kita belum mampu menjadi diri sendiri dengan benar sesuai tugas/pekerjaan/jabatan yang kita pegang saat ini. Menjadi hebat apa yang kita miliki sekarang menjadi lebih penting daripada "iri" dengan orang lain. Bukankah orang lain itu sudah menjadikan dirinya hebat dengan pekerjaannya.
Renungkan tubuh kita, tangan kiri tidak iri dengan tangan kanan, kaki tidak iri dengan otak, mata tidak iri dengan telinga dan demikian juga yang lain. Yakinilah bahwa kita ini harus menjadi diri kita sendiri sesuai tugasnya, ya ustad tidak iri dengan pemimpin dan sebaliknya. Jika kita memikirkan apa yang bisa kita perbuat dengan apa yang kita miliki dan tugas yang kita emban maka menjadi indahlah sebuah rumah tangga, masyarakat, kantor dan bernegara. Semoga Allah mampu menjadikan kita orang yang berkarya terus-menerus dan semakin baik. Aminn

Kebahagian berarti memberi ...

Ada dalam hidup kita ini yang sangat berarti adalah memberi sesuatu apa saja kepada seseorang yang membuat dia terlepas dari penderitaan atau membahagiakannya. Bisa uang yang kita berikan, bisa tenaga yang kita berikan atau ilmu yang kita berikan, sesuatu yang kita berikan itu tidak membuat kita berkurang, tapi bahkan menimbulkan kebahagian.
Kebahagian lain adalah di saat kita mampu melakukan pekerjaan dengan sesuatu yang kita miliki sehingga bernilai tambah. Misalkan kita memasak sesuatu yang lezat sekali dan kita lanjutkan dengan memberi kepada orang lain yang memuji kelezatan masakan kita. Saat masakan dimakan dan dipuji, muncullah kebahagian di hati ini.
Dapat kita simpulkan bahwa kebahagian itu muncul dengan cara memberikan kebahagian yang kita miliki untuk orang lain.
Kedua kebahagian itu tersimpan dengan baik dalam memori kita yang mampu menyemangati aktivitas kehidupan kita. Tapi fakta bicara kita mencari kebahagian itu dengan banyak mengumpulkan sesuatu uang, rumah, benda-benda yang kita senangi, jalan-jalan, berbelanja baju baru dan sebagainya yang kesemuanya adalah bentuk menerima materi agar kita bahagia. Tidakkah semua itu memacu kita untuk terus "serakah" dan menjadi tidak mau memberi, yang akhirnya kebahagian itu tidak pernah kira peroleh.
Masihkah sulit untuk menjadi bahagia ? Apapun yang kita miliki seharusnya mampu membahagiakan kita dengan memanfaatkannya menjadi bernilai dan berikan/berbagi kebahagian untuk orang di sekitar kita. Semoga kita selalu mampu membahagiakan hidup ini sepanjang usia kita. Amin

Sunday, October 16, 2011

Pasrah ..... ????

Bisa jadi kita sudah beberapa kali mengingatkan orang untuk kebaikan, dari hari ke hari, dari minggu ke minggu bahkan bulan ke bulan. Akhirnya kita bilang "budek aja tuh orang" dan kita sudah pasrah (tidak mengingatkan lagi)."Percuma" ...... apakah ini yang namanya pasrah ?
Seorang ibu sampai tuanya seringkali, membangunkan kita sampai "shalat ya" atau "sudah shalat belum ?" dan semua itu tidak pernah berhenti .... itukah dinamakan pasrah ?
Saya memilih pasrah itu tak berujung sampai kita tak mampu secara fisik bergerak dan hanya bisa berdoa. Seringkali kita mendengar atau melihat sebuah musibah yang buruk dimana seseorang yang tetimpa reruntuhan ...tidak bisa berbuat apa-apa lagi dan hanya hati yang bicara lewat doa dan dzikir. Kepasrahan total kepada Allah mendatangkan kebaikan
Jadi jangan pernah mengatakan pasrah "pasrah aja" kalau kita masih bisa berbuat sesuatu, itu semua kita sebenarnya malas atau tidak mau berbuat lagi karena semua itu tidak berbuah (hasil). Pastikan kita ini sama halnya dengan Nabi Muhammad hanya sebagai pemberi peringatan (tidak mampu merubah dunia) saja, maka hilangkan berharap hasil yang bisa mengantarkan kita kepada keikhlasan. Beramal shaleh dan beramal shaleh tanpa henti.

Saturday, October 15, 2011

Training calon bidan di Puncak


Alhamdulillah bisa berbagi dengan calon bidang untuk mengenal Allah lewat training 1 hari di Puncak, tertawa, merenung dan menangis .... Semoga selalu sadar setiap saat kepada Allah. Amin

Berterima kasihlah dengan amal (tindakan) shaleh

Berterima kasih seringkali terucap dan terwakili dengan lisan "terima kasih" .... bermain dengan kata terima dan kasih memberi makna bahwa keinginan kita berterima kasih dapat disempurnakan dengan bertindak positif kepada orang yang memberi kepada kita. Bagaimana berterima kasih yang terbaik ? Beramal shaleh, bertindak dengan apa yang diberikan untuk menjadi nilai plus atau bertindak untuk menyemangati diri sendiri yang dapat memberi nilai positif secara langsung/tidak langsung kepada orang yang memberi, amal shaleh itu bisa meringankan, mendukung, membuat tersenyum sampai berdoa.
Kita yang terpilih dalam melaksanakan tugas, berterima kasih kepada yang memberi tugas dan rekan kerja yang tidak ditugaskan, untuk yang terkahir ini why ? Yang pasti kita terpilih (diberi kesempatan untuk beramal shaleh) karena ada orang yang tidak terpilih dan berterima kasihlah dengan cara menjadikan diri kita melakukan yang terbaik yang dihotmati oleh banyak orang. Karena yang tidak terpilih memuji apa yang kita lakukan dengan yang terbaik, maka orang yang tidak terpilih menjadi ikut senang dan pasti juga mendukung apa yang sudah kita lakukan. Berterima kasih, dengan amal shaleh memperoleh kebaikan buat kita sendiri.
Seorang ayah BUKAN karena sebagai kepala keluarga untuk tidak berterima kasih kepada isteri dan anak, maka berterima kasihlah dengan menjadikan kita sebagai ayah yang memberikan kebaikan untuk keluarga yang membuat kagum anak dan isteri. Maka anak dan isteri dengan ikhlas (ridho) mendoakan dan mendukung apa yang sudah kita kerjakan. Jadi tugas yang kita kerjakan apapun itu mesti menjadikan kita melakukan yang terbaik sebagai bentuk berterima kasih ... inilah yang dikehendaki Allah sebagai hamba yang bersyukur. Sudahkah kita menjadi yang terbaik ?

Wednesday, October 5, 2011

Menunggu Rezeki .....

Keinginan terbesar dalam keseharian kita adalah mendapatkan rezeki, rezeki tidak berarti sekedar memperoleh uang, tapi bisa jadi segala sesuatu yang mencukupkan kita untuk bisa hidup. Seorang pedagang yang menjaga jajanan menunggu pelanggan yang datang, apakah betul pedagang itu menunggu rezeki ? Benar dia menunggu rezeki, tapi pedagang itu sudah mempersiapkan dan mendisplay jajanannya merupakan aktivitas yang BUKAN sekedar menunggu rezeki. Lalu dengan senyuman dan perilaku dalam menjajakan dagangan untuk mudah dilihat dan menarik BUKAN juga sekedar menuunggu rezeki. Tetap bertahan dari waktu ke waktu sampai datrangnya pelanggan untuk membeli merupakan upaya untuk menjadi sabar BUKAN sekedar menunggu rezeki dan akhirnya kita berucap Alhamdulillahi rabbil alamin. Kembali terus melakukannya dan berdoa BUKAN sekedar lagi menunggu rezeki tapi meraih upaya untuk dicintai, diridhai dan dirahmati Allah. Semoga Allah selalu membimbing kita untuk tetap lurus meraih rahmatNYA melalui rezeki yang kita peroleh dengan menjadi hamba yang pandai bersyukur

Friday, September 30, 2011

Duit membahagiakan kita ???

Kehidupan tidak bisa dipisahkan dari duit, bahkan semua ukuran pekerjaan kita dinilai oleh duit. Alasan kita bekerja untuk mencari duit untuk membiayai kehidupan kita. Kalau hidup ini tidak terbiayai oleh duit, maka hidup ini seperti sudah habis/bangkrut/menderita. Bila kita renungkan lebih dalam duit yang kita kumpulkan tak kan pernah habis dan tercukupi ... 1 juta tak cukup ...  1 milyar tak cukup dan akhir kata HANYA kematianlah yang membuat semua pencarian tentang duit terhenti.
Kita mencari duit katanya untuk membuat kita bahagia. Tapi sampai detik ini duit itu tak pernah membahagiakan kita bahkan membuat kita terus mengumpulkannya tanpa henti. Apakah kita sering berandai ...kalau nanti uang kita sudah banyak, kita pasti bahagia. Karena kita tidak pernah bisa menebak kapan itu terjadi, maka jauh lebih penting membahagiakan kita sehingga kita bekerja menjadi bermakna BUKAN mencari duit saja yang membuat kita menjadi robot kehidupan.
Kebahagian haru kita raih yang merupakan pemberian dari Allah, maka mau tidak mau mari kita buka hati untuk menerima pemberian kebahagian dari Allah itu yang Insya Allah mampu membangkitkan kerja kita lebih bermakna (ikhlas). Mari perbanyak amal shaleh (perbuatan-perbuatan yang baik) sehingga kebahagian semakin dekat (diizinkan) Allah.

Tuesday, August 2, 2011

Mampukah puasa membuat kebiasaan Baru ?

Puasa seringkali identik dan dikaitkan dengan beberapa misalnya istirahat/tidur, nongkrong dan ngobrol via sms/bbm/facebook, jalan-jalan subuh/sore menjelang buka, nonton tv saat sahur dan berbuka, membaca Al Qur'an sampai khatam dan lainnya. Tapi pertanyaannya apakah semua itu membuat iman (hati) kita semakin kuat ? Sepertinya semua itu bisa jadi ala kadarnya untuk mengalihkan akvitas puasa kita yang dibilang tidak ada, menghibur dan mendidik. Bukankah puasa itu adalah ibadah fisik yang meningkatkan hati (iman) menjadi manusia taqwa. Belumlah puasa kalau masih belum mampu sabar, sabar adalah masalah hati, Belumlah puasa dengan bersedekah kalau masih belum ikhlas, ikhlas adalah masalah hati, belumlah shalat kalau masih sering bergelimang dosa, bukankah shalat itu urusan niat dan hati. Belum Bersilaturahmi dengan sesama kalau belum mampu menjadikan mereka sebagai saudara, bukankah silaturahmi itu urusan hari (ikhlas).
Maka perlu disadari sebelum masuk puasa adalah mengukur kadar iman sehingga kita mengetahui bagian mana iman kita yang lemah, lalu kita berpuasa sebagai proses pembentukan karakter muslim untuk menjadi taqwa selama 1 bulan yang melatih fisik dan hati. Dengan latihan ini kita dibentuk oleh Allah untuk menciptakan kebiasaan atau karakter baru yang otomatis menjadi kebiasaan baru di bulan lainnya. Maka berpuasa tidak sekedar mengaji, tapi bagaimana mengaji kita menjadi amal shaleh yang luar biasa dengan mengkaji isi, menyampaikan kepada orang lain dan mempraktekkannya sendiri. Berpuasa tidak sekedar bersedekah, tapi bagaimana sedekah menjadikan kita lebih yakin bahwa sedekah membersihkan hati dan mampu bersharing dengan orang terdekat kita, berpuasa itu tidak sekesar banyak shalatnya, tapi bagaimana shalat kita menjadikan kita disiplin dalam memanajemen waktu, mampu berbuat amal shaleh yang  mencegah perbuatan keji dan mungkar., dan semua aktivitas apapun harus mampu membangkitkan motivasi (hati) menjadi semakin YAKIN (percaya) yang mampu pula menciptakannya dalam kebiasaan baru. Insya Allah, puasa kita menjadi semakin bermakna.
Awali semua itu dengan perasaan gembira/murah senyum dan sejenisnya agar tubuh mampu mengeluarkan hormon endorfin yang membangkitkan perasaan senang dan hilanglah capek, lelah dan malas. Dan teruslah memelihara perasaan tersebut (hanya itu saja sudah ibadah) yang mampu memelihara aktivitas puasa kita sampai idul fitri.