Kesempurnaan ilmu dengan BERAMAL SHALEH (ACTION) tanpa henti yang menjadikan dunia lebih baik.

Hubungi 081310737352 untuk pelatihan spiritual gratis inhouse atau organisasi/arisan/keluarga,
Showing posts with label Motivasi. Show all posts
Showing posts with label Motivasi. Show all posts

Friday, March 7, 2014

Benci tak bisa dihindari

Kebanyakan orang mengatakan bahwa masalah selalu ada dimana saja, kapan saja dan menghampiri siapa saja. Ini bermakna kita tidak luput dari masalah yang kecil sampai yang besar, mulai dari hanya satu masalah saja sampai bertumpuknya masalah, mulai masalah dari diri kita sendiri sampai masalah dari luar kita. Dan bahkan selalu ada omongan bahwa masalah itu "baik" dan membuat kita naik kelas jika mampu melewatinya. Semua ini sudah dipahami, tapi mengapa pemahaman itu tidak jadi nyata ?
Ternyata kita boleh sangat paham tapi kita sulit melaksanakan pemahaman itu karena banyak hal. Maka hasil resultante adalah kita tidak suka ada masalah atau kita benci masalah. Apakah masalah yang harus dibenci ? Mesti tidak. Karena pemahaman masalah itu baik, maka yang mesti kita benci adalah mengapa kita tidak bisa melaksanakan pemahaman itu. Kepada siapa seharusnya kita benci ? Benci kepada diri kita sendiri. Buat apa kita benci sama diri kita sendiri ... bisa jadi semua itu karena kita belum mampu dan kemampuan itu todak meningkat karena kita tidak mau. Maka cintailah diri kita sendiri agar semua menjadi semakin baik dan siap naik kelas.

Saturday, July 13, 2013

Bercermin hati

Dalam kehidupan bermasyarakat pasti terjadi interaksi sesama anggota masyarakat yang dikenal atau pun orang lain yang berada dalam lingkungan itu. Kata bercermin seringkali melekat saat kita bercermin untuk merapihkan diri dan berdandan, dimana kita mampu melihat diri kita yang sebenarnya dari kaca cermin. Bila ada kekurangan, kita pun langsung merapihkannya agar penampilan kita menjadi lebih baik. Kita hanya menutupi kekurangan fisik kita atau sedikit merubah yang masih bisa dirubah. Tapi bagaimana dengan sikap dan perilaku kita ? Tidak bisa kita lihat.
Yang bisa kita lakukan adalah merenungkan diri kita sendiri. Dan kondisi ini terjadi bila keadaan yang kita alami tidak mengenakkan kita. Hal ini jarang terjadi, maka kita perlu bercermin dengan cara lain yaitu BERCERMIN dengan melihat perilaku orang lain. Contoh, saat kita melihat orang yang marah ... maka kita pun berkomentar "gila ya tuhh orang marah melulu kerjanya". Komentar tersebut seolah-olah kita ini tidak pernah marah dan menjadi orang baik, tapi bila kita dalami lebih lanjut bahwa komentar itu adalah cerminan kita juga.
1. Komentar itu juga bisa terjadi kalau kita marah.
2. Isi komentar kita adalah menunjukkan kita pun sedang "marah", kita belum mampu menahan emosi untuk tidak komentar. Komentar kita tidak membuat kondisi apapun menjadi baik, terhadap diri kita sendiri bahkan menjadi buruk dengan komentar itu. BUkankah sebaiknya kita mendoakan mereka yang marah untuk menjadi baik atau dengan kemampuan kita mampu meredam langsung kemarahan orang tersebut. Jadi orang marah, malah kita rugi.
3. Pengalaman adalah guru terbaik, maka ambil hikmah untuk berdoa agar kita mampu menahan emosi kita dalam setiap tindakan.
Yang terpenting cara di atas bisa kita katakan "CERMIN HATI", sejak dari bangun pagi sampai kita tidur kembali ... begitu banyak kita bercermin hati dalam sehari yang seharusnya mampu merubah sikap dan perilaku kita.
Alhamdulillahi rabbil alamin, Insya Allah pemahaman ini mampu menggugah kita menjadi manusia yang semakin baik. Amin


Thursday, May 2, 2013

BESAR atau BANYAK, nafkahkan amal shaleh ke banyak orang .....

Besar atau banyak, mana yang kita pilih ? Kami menterjemahkan Besar adalah jumlah besar dalam 1 kali tindakan dan banyak adalah seaklipun nilainya kecil tapi bisa banyak yang bisa kita lakukan. Banyak orang ingin memilih BESAR daripada BANYAK. Mari kita contohkan dalam beberapa hal :
1. Gaji besar lebih disukai daripada gajinya kecil dan banyak. Kita maunya cepat dengan nilai yang besar.
2. Proyek/penjualan BESAR dengan 1 konsumen lebih kita sukai daripada jumlahnya banyak dengan banyak konsumen.
Maka bisa kita simpulkan bahwa kalau urusan untuk mendapatkan sesuatu yang mampu menambah kepunyaan kita, maka kita PASTI pilih BESAR. Sebaliknya kita memilih BANYAK saat memberi walaupun sedikit untuk setiap sesuatu. BANYAK dan BESAR mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Maka dalam hal MEMBERI, kita sering mengeluarkan yang sedikit (dalam julah yang lama - BANYAK) daripada mengeluarkan BESAR sekaligus.
1. Kita lebih suka membeli kredit (bayar sedikit tapi terus-menerus) daripada membeli cash (BESAR di awal)
2. Kalau memberi ke orang lain seperti sedekah, kita suka sedikit-sedikit tapi ke banyak orang (BANYAK).
Dari penjelasan di atas niat kita selalu pengen BESAR dan BANYAK, hal ini dilakukan oleh yang sempurna dalam hidupnya (beriman dan kaya). Bagaimana dengan kita ?
Yuuk kita melakukan kedua hal di atas bersimultan, mau BESAR atau BANYAK pastikan niatnya ikhlas. Sedikit tapi kontinu bisa menjadi BESAR adalah baik untuk kita laksanakan BUT jalani semua itu dengan apa adanya ... bayarkan atau nafkahkan apa yang kita miliki yang bisa menjadi amal shaleh kita.
1. Shalat, mestilah kita melakukannya dengan BESAR ... semangat, shalat JUGA untuk yang BESAR nilainya seperti shalat malam dan sebagainya. Dan Psatikan kita pun melakukan shalat yang BANYAK, terutama shalat sunnah. Kondisi ini sama halnya untuk ibadah lainnya.
2. BERSEDEKAH dapat lakukan dengan BANYAK, bisa jadi kita parkir dalam sehari beberapa kali atau bertemu office boy, tukang koran, penjual makanan, operator SPBU atau orang sejenisnya. Mengapa kita tidak melebihkan uang yang sedikit Rp 1000 atau Rp 2000 atau bahkan Rp 5000 (sesuai kondisi kita saat itu). Memberi kepada mereka menjadi amal shaleh yang tak terhingga bisa kita lakukan, artinya nilainya menjadi BESAR.
3. Dan bisa juga kita menebarkan senyum, kesantunan, mengajak kepada yang baik (nasehat), dan membantu pekerjaan yang bisa lakukan kepada orang yang kita temui. Hal ini menunjukkan kita sibuk dengan AMAL SHALEH ... BANYAK dan menjadi BESAR amal shalehnya buat kita 
Mari kita lakukan semua itu dengan ikhlas agar kita menjadi orang yang membayarkan apa yang kita miliki (nafkahkan) kepada banyak orang ... menebarkan kebaikan di bumi sekitar kita. AMAL SHALEH yang mudah danBISA KITA KERJAKAN.
Alhamdulillahi rabbil alamin, Engkau telah membei pemahaman yang baik kepada kami dan Insya Allah Engkau mampukan kami untuk melakukannya. Amin.



Yukk kita mulai sesuatu yang kecil dan banyak memberi kepada 

Tuesday, April 23, 2013

Alasan apa lagi ...

Dengan rendah hati kalau kita mau jujur, maka hampir setiap saat kita mencari alasan untuk membernarkan kesalahan kita demi "nama baik". Mulai bangun pagi kita sudah merasa berat untuk bangun dan kita pun mengatakan " karena tadi malam tidurnya agak malam" atau saat kita bangun dan tertidur lagi kita bilang "waktu bangun dingin sekali dan masih mengantuk" dan itulah kita yang selalu ingin mencari alasan apa lagi .... untuk menjaga nama baik. Jadi kalau salah atau gagal maka semakin "pintarlah" kita mencari alasan dan tidak lupa saat kita berhasilpun kita menganggap kitalah yang menentukan ... maka kita pun mencari "alasan" bahwa karena kita bekerja keras dan berdisiplin, sepertinya kitalah orang yang BENAR-BENAR bekerja keras dan orang lain belum cukup untuk bekerja keras.
Kita selalu ingin terlihat BAIK sehingga semakin banyaklah kita menutupi wajah atau perilaku "buruk" kita dengan berbagai cara. Alangkah baiknya kita tidak menutupi diri kita untuk terlihat BAIK ... biarkalah apa adanya dan siaplah kita menerima krtik bahkan cemoohan atau emosioal orang lain karena kita "terlihat buruk". Inilah yang kita perlukan untuk mendewasakan kita untuk menjadi yang terbaik. Mau dong  kita lebih baik .... dan dorongan untuk berubah itu jauh lebih mengena bila datang dari orang lain berupa kritik dan cemoohan. Bukankah setiap hari kita pasti bertemu orang dan kita tidak ingin terlihat "buruk" .... terimalah kritik, nasehat dan cemoohan atau kemarahan orang atas keburukan kita.

Sunday, February 17, 2013

Tidak ada yang sempurna

Seringkali kita mengatakan "tidak ada yang sempurna", tapi fakta berkata lain yaitu kita ingin sempurna. Dari hal yang sederhana sampai yang paling rumit. Soal makan saja, kita ingin yang paling enak, maka sikap yang baik adalah kita berusaha menemukan dan mencari makanan yang enak yang menyenangkan hati kita TANPA harus kecewa bila tidak mendapatkannya. Tapi sepanjang hidup kita ini ada kalanya enak dan banyak yang tidak enaknya. Yang jadi masalah adalah saat makan tidak enak kita menjadi kecewa dan protes sama yang masak atau makanan yang tidak bagus atau menyalahkan diri sendiri yang tak mampu membeli makanan yang enak dan sebagainya. Bukankah makan yang tidak enak itu merupakan perjalanan menuju kesempurnaan, artinya memang tidak ada makanan yang enak ("tidak ada yang sempurna"). kalau begitu mengapa kita mesti kecewa ? Karena kita telah membuat harapan atau angan-angan atau cita-cita yang disetting di kepala kita "saya mau makan enak" lalu pikiran itulah yang membuat kita kecewa karena  kenyataannya yang didapat tidak sesuai. Bisa jadi kekecewaan tersebut kita jadikan dorongan atau motivasi untuk menyempurnakannya untuk makan berikutnya. Baikkah itu ? Baik saja. Pola ini (pola harapan - kecewa - "sempurna" - harapan baru - kecewa lagi - "sempurna" dan seterusnya) membuat kesehatan terganggu secara psikis maupun fisik. Lalu bagaimana yang mesti kita lakukan atau bersikap ?
Oke, mari kita perhatikan sikap awal kita bahwa "tidak ada yang sempurna", maknanya 
1. Memang tidak ada yang sempurna (idealnya). makan yang enak itu yang kita sebut "sempurna" sebenarnya adalah ketidaksempurnaan, contoh saat kita makan enak, sebenarnya kita meniadakan atau tidak memperhatikan faktor lain, tempe yang kita makan di warung makan biasa menjadi enak karena kita tidak memperhatikan bahwa tempe itu sehat atau tidak. Mengapa begitu ? karena dilain waktu saat kita makan tempe dengan melihat cara mengolahnya (di warung itu) yang jorok, maka kitapun bilang,"iihh tempenya jijik dan ngga enak", padahal tempe yang sama pernah kita makan enak. Jadi "kesempurnaan" yang kita bilang itu adalah "ketidaksempurnaan" atau hanya sempurna dengan kondisi tertentu. Dengan kata lain kita mau menerima keadaaan (bersyukur) tertentu dengan "mengabaikan" hal lain .
2. Apa yang kita usahakan terus-menerus merupakan upaya kesempurnaan tiada akhir (sampai mati). Lalu mengapa kita mesti kecewa ? Maka sebenarnya hari demi hari yang kita lakukan adalah upaya perbaikan atau koreksi atas apa yang sudah kita lakukan, kondisi ini dikenal proses belajar. Proses belajar itu memberi suasana dan sikap menyenangkan. Inilah sikap yang mesti kita kembangkan terhadap apa yang sudah kita lakukan dan akan kita lakukan.
3. Kesempurnaan yang kita maksud adalah sempurna hanya faktor tertentu saja dengan mengabaikan faktor lain (alias "tidak ada yang sempurna"), artinya kita menetapkan suatu harapan pada faktor tertentu yang dibatasi waktu tertentu juga. yang menjadi pertanyaan adalah salahkah harapan itu ? atau salahkah waktu yang kita tetapkan itu ? Alangkah indahnya bila kita menetapkan target itu di ujung kematian kita dan menetapkan harapan yangsangat tinggi. maka kita terus berupaya mencapai itu semua sampai mati dan mengurangi kekecewaan yang seringkali membuat kita "bermasalah". Harapan yang tinggi dan waktu yang tidak pernah kita ketahui kapan terjadinya merupakan sebuah ketidakpastian yang mampu mendorong kita berusaha (motivator).
4. langkah lanjutan dari point 4 adalah kita mulai mengambangkan sikap menerima keadaan, menetapkan target-tagret hidup yang merupakan bagian dari tujuan hidup tertinggi yang kita inginkan dalam hidup ini, menerima kondisi waktu yang kita tetapkan agar mampu mendorong dan membuat kita fokus kepada apa yang kita kerjakan. Contoh nyata seperti keinginan bersilaturahmi dapat kita terjemahkan dan diwujudkan yang merupakan bagian dari silaturahmi yang sebenarnya dengan bertemu muka DENGAN menerima keadaan kita yang jauh dan hanya mempunyai handphone, maka untuk tetap bisa berkomunikasi (bagian dari silaturahmi) setiap hari atau setiap waktu yang kita inginkan (merupakan bagian dari waktu yang kita tetapkan untuk bersilaturahmi di hari Lebaran).
Terima kasih ya Allah yang telah memberiku pemahaman ini agar menjadi semakin baik dalam bertindak (beramal). semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita membacanya.

Friday, April 6, 2012

Merubah kebiasaan

Kebiasaan tanpa disadari telah menjadi raja dalam kita bertindak tanpa perlu kita pikirkan semua itu terjadi. Kebiasaan jalan-jalan setiap ada libur, maka setiap menjelang libur maka otak kita tanpa diperintah otak kita sudah merencanakan acara jalan-jalan. Belum ada acara jalan-jalan pun, otak berpikir lebih keras dengan mengajak/menggoda  teman untuk ikut atau nimbrung.
Bisakah kita merubahnya ? Begitu sulit untuk merubahnya. Merubahnya berarti kita harus mengganti kebiasaan itu dengan kebiasaan baru. Apa ya ? Menghabiskan waktu di rumah. Kebiasaan baru ini harus jelas, apa aktivitas kita di rumah. Bila kebiasaan ini yang kita bangun tidak dibarengi semangat dan niat yang kuat, maka menjadi sangat berat dan bisa kalah. Apalagi kebiasaan yang kita bangun itu "berlawanan" dengan kebiasaan lama, contoh kebiasaan jalan-jalan mau diganti dengan kebiasaan belajar dengan membaca buku. Menjadi sangat kontrdiktif antara keduanya, dan yang menang adalah yang mengarah kepada emosional yang menyenangkan yaitu jalan-jalan. Ada langkah baik menggabungkan keduanya, yaitu jalan-jalan ke toko buku atau pameran buku. Maka kebiasaan baru ini menjadi lebih ringan, karena tidak ada yang kontra.
Jadi mulailah merubah kebiasaan yang merugikan kita dengan menciptakan kebiasaan baru yang mudah kita lakukan. Mau coba ? Pastikan kebiasaan baru menciptakan kinerja baru yang membuat kita menjadi manusia sukses seperti yang kita impikan.

Ir. Munir Hasan Basri
Spiritual Motivator Trainer

Sunday, April 1, 2012

Kesadaran bukan sekedar paham

Contoh nyata dalam kehidupan, kita sering bilang "saya sadar kemarin saya salah" ... penyesalan yang sempurna bukan sekedar kkita TAHU salah dan PAHAM kesalahan kita, tapi harus dibarengi dorongan untuk ACTION.  Mengucapkan "saya sadar" sebenarnya belum sadar, tapi hanya memang sekedar TAHU dan PAHAM. Kondisi ini sering terjadi pada kita yang umumnya tidak banyak merubah kita untuk berubah.
Why ? TAHU dan PAHAM baru berada di alam sadar atau batas pengetahuan, bisa berubah tapi hanya sesaat saja dan setelah itu .... tidak menguat untuk berubah secara membumi (menjadi kebiasaan). SADAR mempunyai dorongan yang kuat secara emosional yang mampu mendorong kita untuk melakukan ACTION. Dorongan itulah yang bisa mempertahankan ACTION kita lalu menjadikannya sebuah KEBIASAAN BARU. Dan KESADARAN tidak ada begitu saja, tapi itu merupakan petunjuk atau hidayah dari Allah Swt. KESADARAN itu merupakan peringatan .... Bukankah kita pernah punya kekuatan atau kemampuan untuk melakukan perubahan tapi kita sia-siakan, "coba kemarin saya kerjakan, pasti beruntung saya". Di lain waktu kita ingin melakukan perubahan itu tidak ada dorongan sama sekali atau lemah, saat itulah keberadaan Allah menipis di hati kita. So kalau ingin berubah menjadi lebih baik maka hadirkan KESADARAN TENTANG TUHAN, Allah Swt dan ditambah dorongan emosional yang kuat menjadikan kita semakin cepat menjadi lebih baiknya.
Kuasai pengetahuan lewat TAHU dan PAHAMnya kita tentang sesuatu, lalu bekerjalah dengan baik yang diiringi oleh doa ..... Insya Allah, Allah menuntun dan membimbing kita menuju jalan yang lebih baik lewat KESADARANnya.
 

Sunday, November 27, 2011

Kapan izin kita dibolehkan ?

Dalam bekerja, kita punya proposal yang diajukan ke atasan. Lalu kita memberikan penjelasan proposal agar diberi izin untuk dijalankan. Izin .... apakah sekedar meminta izin saja ? Ada beberapa hal yang berhubungan dengan izin :
1. Kita diizikan untuk dijalankan bila proposal itu bernilai baik bagi yang mengizinkan atau bernilai baik untuk kepentingan tertentu.
2. Kita harus mampu menyakinkan orang yang mengizinkan bahwa proposal kita itu baik dan bermanfaat.
3. Kita sebagai orang yang melaksanakan pastilah orang yang bernilai baik.
4. dan tak lupa kalau sudah diizinkan kita masih dilihat apakah izin kita sesuai dengan proposal. Bila pelaksanaan tidak menghasilkan sesuai proposal, maka izin bisa dihentikan.
Dengan demikian izin itu tidak semudah untuk memulainya saja, tapi izin itu sampai pada hasilnya.

Hidup = Masalah

Seringkali kita tidak suka dengan masalah dan bisa jadi kita berdoa agar kita dijauhkan dari masalah .... apa yang dihadapi menjadi berat sebetulnya karena kita hanya berpikir saja dan tidak ada action. Kita sudah menyimpulkan banyak hal dengan apa yang kita hadapi, lalu membuat kita khawatir dan takut ... akhirnya NO Action.
Coba kita lihat orang lain, apakah mereka pernah menghadapi masalah (ringan dan berat) ? Iya. Kalau sudah begitu mengapa kita menjadi satu-satunya orang yang takut masalah. Orang matilah yang tidak punya masalah. Kata orang "kalau sudah cukup ilmu, kita baru mampu mengatasi masalah" terus artinya kita harus belajar dulu lalu baru bisa action. Bagaimana dengan orang sukses yang tidak sekolah dan ilmunya rendah ? Kok mereka bisa. Mereka mempunyai sikap menghadapi masalah dengan Action lalu berpikir atas kegagalan yang membuat mereka belajar. Jadi Action meminimal ketakutan dan membuat kita mau belajar karena kita tidak mau gagal. Bila kita telah mampu mengatasi masalah, maka kita sukses. Dengan demikian Sukses harus melewati masalah .... kalau tidak menemui masalah maka kita gagal. Makna hidup adalah menemui masalah dan menyelesaikannya, semakin banyak masalah yang kita hadapi semakin menarik hidup ini.
Saat kita belajar naik sepeda, dan pertama jatuh dan jatuh. Inilah action yang dimaksud di atas dan setelah itu kita berpikir dan action lagi agar tidak jatuh. Setelah beberapa kali kejadian kita mampu naik sepeda dengan sempurna. Bagaimana kalau kita naik sepeda dengan membaca buku cara naik sepeda ? ... Catatan tambahan : Kita bisa lebih mudah menyelesaikan masalah dengan belajar dari orang yang sudah pernah mengalaminya. Tapi tetap ada action (keinginan) untuk belajarnya.

Tuesday, November 15, 2011

Mencintai berarti memberikan kasih sayang

Mencintai sesorang berarti kita memberikan kasih sayang atau cinta itu kepada orang lain. Samakah kalau kata mencintai itu kita ganti konteksnya dengan yang lain ...?
Mencintai harta bukankah seharusnya kita memberikan harta itu kepada orang lain, dan sama halnya juga dengan ilmu, tenaga/bantuan dan lainnya.
Semaikin lama kita mencintai sesuatu semakin berat untuk ditinggalkan, maka dari itu berani mencintai sesuatu LALU memberi.

Tidak memberi berarti tidak bernilai ???

Seringkali hidup ini melenakan kita untuk selalu mengumpulkan sesuatu, bisa uang, bisa mobil, bisa ilmu dan lainnya. Terus buat apa sih kita mengumpulkan semua itu ??? ya untuk mengumpulkan supaya banyak. Dan kalau sudah banyak, kita mau ngapain lagi ??? iyaaa dengan berat kita berkata diberikan kepada orang yang kita kenal baik yang membutuhkan.
Sudahkah kita memberi ??? Kita mau memberi kalau sudah cukup. Tadinya kita berharap dengan mengumpulkan yang banyak itu kita dinilai orang sebagai orang yang punya nilai. Tapi fakta menjawab tidak demikian ..... orang menilai kita karena orang itu mendapat manfaatkebaikan dari kita, artinya kalau kita memberi maka kita bernilai. Sudahkah kita memberi ? Maka kita bilang sudah, tapi seberapa banyak yang sudah diberikan ??? Jawabannya adalah sederhana ...
Apa itu ? Ya, seberapa sering kita banyak bertemu orang, seberapa banyak orang menghargai kita, seberapa sering orang tersenyum dengan kita, seberrapa sering kita dibantu orang lain, berapa banyak teman sejati, seberapa sering kita dikenal dan disebut dengan sebutan "orang baik", dan sejenisnya.
Pernahkah kita merenungkan semua itu ???? Cobalah melihat seberapa bernilaikah diri kita dengan melihat sikap dan perlakuan orang lain kepada kita.

Sunday, November 13, 2011

Mengapa kita memarahi sedangkan kita tidak mau dimarahi ????

Bisakah kita terhindar dari kesalahan ? Tidak bisa, yang artinya kejadian pasti terjadi dan terjadi lagi. Bahkan kita mengatakan "kesalahan adalah guru terbaik buat kita" dan sebagainya.
Apa sikap kita saat melakukan kesalahan ? Bisa jadi kesalahan yang kita buat itu "terasa tisak salah", lalu setelah sadar dan dilihat orang lain. Kalau bisa kesalahan itu bisa terjadi tapi tidak terlihat oleh orang lain. Kita merasa tidak suka (sakit) saat ditegur kesalahan kita dan merasa "rendah", sekalipun kita sadar kita berbuat kesalahan dan mengakui kita salah. Dalam hati kita kepada orang yang memarahi kita, "emang dia tak pernah berbuat salah" ? dan "saya mau dimarahi orang orang yang tidak berbuat salah". Kondisi kesalahan yang kita perbuat adalah kondisi yang tidak menyenangkan bagi kita dan kalau bisa semua itu terjadi tapi tidak diketahui orang lain. Mungkinkah ??? Tidak mungkin.
Kalau kita sudah merasa tidak nyaman dengan kesalahan dengan dimarahi orang, mengapa kita menjadi merasa benar untuk memarahi kesalahan orang lain ???? Camkanlah kesalahan itu harus disikapi dengan perasaan yang nyaman yang memunculkan dorongan untuk tidak mengulanginya lagi BUKAN dengan memarahi yang membuat suasana tidak nyaman yang bisa berakibat buruk dengan sikap selanjutnya.
Mari kita menciptakan suasana menyenangkan bagi semua orang yang kita hadapi karena memang kita juga seperti mereka pernah berbuat salah. Salah boleh tapi menyadari kesalahan untuk memperbaiki kesalahan itu harus dilakukan sejak kita tahu atau dibertahu orang lain. Mau tidak berbuat salah .. maka jangan menghindari kesalahan itu dan koreksilah.

Wednesday, October 12, 2011

Kadangkala "malas" ....

Semangat turun atau malas terkadang menghinggapi kita, bisa karena kesendirian, melewati puncak kesenangan atau sebab lainnya tidak bisa dielakkan. Bila hal ini diteruskan maka kita larut dalam kemalasan dan bahkan keterpurukan. Mau bertindak apapun sudah tak bisa lagi .....
Semua harus disadari oleh kita sendiri sebagai langkah awal untuk menundukkan rasa malas itu. Kemudian mau tidak mau (dipaksakan) melakukan apa saja atau melakukan aktivitas rutin yang seriring waktu dapat merubah rasa malas itu tergantikan dengan perasaan yang baru yang menyemangati, Mau coba buktikan ....

Monday, October 10, 2011

Berterima kasih dan berdoa buat semua

Seringkali kesuksesan itu menjadi ukuran apa yang kita lakukan. SUKSES berarti SAYA, tapi bila direnungkan kita SUKSES karena upaya orang lain. SUCCESS bisa dibaca sempurna SUCCESS without U (you), artinya yang mengantarkan kesuksesan kita BUKAN hanya karena kita tapi karena you .... teman dekat, pasangan, orang tua, bawahan, atasan, pembantu dan siapa pun orangnya. Maka sudah sepantasnyalah kita berterima kasih. Sudahkah kita berterima kasih ?
Berat atau tidak sadar atau memang tidak mau untuk berterima kasih, dan bisa jadi berterima kasih itu adalah awal dari kesuksesan kita. Terima kasih membuahkan hasil berupa perasaan senang pada orang yang diucapkan terima kasih sehingga menjadikan orang itu ingin lagi membantu dan bahkan berdoa buat kesuksesan kita. Maukah kita menjalani SUKSES seperti ini ? HANYA sering berterima kasih dengan tulus.
Bagaimana selain berterima kasih, kita pun berdoa buat orang yang telah membantu kita ?? Maka kesuksesan itu pun semakin dekat kepada kita. Dan Yang pasti kesuksesan itu tidak perlu modal besar selain apa yang kita perbuat ... iringi dengan berterima kasih dan berdoa kepada orang di sekitar kita.

Berkenalan dengan emosi

Emosi yang ditunjukkan dengan ekspresi lewat perasaan tanpa disadari selalu menghinggapi sepanjang hari kita, mulai dari bangun pagi sudah memunculkan perasaan dingin sehingga kita bisa menarik selimut untuk tetap hangat atau kita bangun dengan beraktivitas agar tubuh tetap hangat sampai menjelang tidur. perasaan capek ingin tidur memunculkan upaya dengan menonton tv sampai kita tertidur atau tidurpun disengaja dengan memajamkan mata. Dari cerita itu, apakah emosi itu negatif atau positif ?? Kebanyakan orang membagi emsoi dengan emosi egatif dan emosi positif, tapi benarkah itu ? Emosi merupakan reaksi atas apa yang kita rasakan, kita lihat, kita dengar dan apapun itu yang berupa perasaan yang cenderung pada otak kanan, emosi adalah pendorong untu berbuat. Maka emosi itu netral dan menjadi negatif atau positif tergantung dari tidankan yang kita lakukan.
Karena emosi itu lebih bersifat non logika (perasaan), maka solusinya hanya dengan menikmatinya .... tindakan yang logis. Perasaan sayang, maka nikmati perasaan itu dengan lisan yang santun atau berbuat kebaikan dan sebagainya.
Karena emosi itu cenderung kepada yang negatif, maka ajaklah bicara terus-menerus dengan tenang emosi itu hingga emosi itu menurun.
Karena ketidakmampuan dan kelemahan kita, maka emosi itu dapat dikontrol dan diarahkan kepada yang positif HANYA dengan mendekatkan kepada yang menciptakan segalanya, Allah Swt.
Semoga perkenalan ini membuat kita menjadi orang yang mampu mengarahkan emosi yang membuat kita sukses.

Tuesday, October 4, 2011

Semangat kerja .... terbiasa dan menurun

Semangat kerja ibarat api, perlu energi awal yang besar untuk memunculkannya. Api yang kecil bisa menjadi besar dan bisa terus membakar bila ada yang dibakar. Sebaliknya semangat menurun bila yang dibakar sedikit atau sulit dibakar. Semangat yang tadinya kecil bisa menjadi bertambah besar semangat bila apa yang kita lakukan sesuai dengan semangatnya. Semangat perlu dijaga dan kita memerlukan situasi dan lingkungan yang mendukung, layaknya api menjadi padam bila bertemu air dan kurangnya oksigen.
Sejak pagi, berangkat kerja bersemangat ..... menjadi menurun saat kita sudah mulai kesal dengan jalan yang macet atau menunggu kendaraan yang tak kunjung tiba, ditambah suasana hari yang tidak bersahabat, misalkan hujan. Yang akhirnya semua itu menjadi kacau saat tiba di kantor, ngomel sendiri dan kadang berbincang tentang kemacetan dengan siapa yang kita temui. Atau bisa juga terkondisi oleh pekerjaan yang sama setiap hari yang membuat kita bete/bosan yang berakhir menurunnya semangat. Kalau sudah begini, apa yang bisa kita lakukan ? Semangat yang sudah ada dapat terus dipertahankan dengan selalu ingat tujuan akhirnya, sekalipun ada sedikit gangguan/godaan, yang berani mendekati/melakukan hal kecil yang mengarah kepada semangat yang membangun, yang cukup berarti carilah alasan-alasan untuk tetap bersemangat yang mampu membakar semangat itu semakin besar dan selalu mencari cara-cara (berubah) untuk menuju semangat tertinggi pada akhir pencapaian.

Monday, October 3, 2011

Macet ....frustasi..... emosi

Hampir minimal 1 bulan sekali atau bahkan ada yang lebih mengalami kemacetan. Di pertigaan jalan karena tidak ada lampu lalu lintas atau polisi, bisa menyebabkan kemacetan .... membuat kita frustasi dan emosi serta menuduh orang lain yang tak sabaran.
Bila renungkan sesaat mengapa kemacetan itu terjadi karena pada saat yang bersamaan semua (banyak) orang berada di pertigaan itu untuk mengejar (takut terlambat) waktu tiba di tempat tujuan tepat waktu. Nggak percaya, coba diperhatikan bila ada seseorang yang dengan santai berada ditengah kemacetan itu, menunggu dan mengikuti arus yang ada ... dapat ditebak orang itu "belum" atau tidak membutuhkan waktu cepat tiba di rumah atau memang. orangnya sabar. Sangat berbeda bila di pertigaan itu ada pengatur lampu lalu lintas atau marka lainnya. Bisakah kita lebih menghargai orang lain untuk berjalan dan kita menunggu agar lancar ? Bukankah menghargai orang lain itu lebih manusia ..... dan bila tidak ada saling menghargai itu, maka mementingkan diri sendiri berarti macet.
Kita ini lebih patuh pada lampu lalu lintas/peraturan dan sejenisnya daripada patuh langsung kepada orang, setuju nggak ? .......
Lalu lintas/peraturan itu yang sering kita patuhi ... tidak bernyawa, ibarat bekerja layaknya robot. Apakah kita sudah kehilangan "kemanusian" ? Bukankah peraturan itu dibuat oleh manusia juga, maka sebaiknya peraturan tak tertulis dalam etika dan kesopanan menjadi lebih penting dari sekedar peraturan tertulis.
So Belajar untuk menjadi manusia yang seutuhnya.

Sunday, October 2, 2011

Bermain ... bekerja .... belajar

Ungkapan "belajar sambil bermain" yang menarik adalah kata berman yang membuat kita merasa nyaman dan tidak ada beban. Mengapa orang dewasa semakin kurang suka bermain ? Bisa jadi kita sudah tidak memberi ruang dan waktu untuk bermain karena kesibukan kerja, terutama di kota besar. Bermain dan bekerja seolah-olah menjadi dua hal yang berbeda, apa bedanya dengan "belajar dan bermain". Fakta menunjukkan bahwa kalau sedang bekerja tidak boleh bermain, maka seringkali saat libur tiba banyak orang berlibur/bermain untuk sementara melupakan bekerja. Dan bila waktu bekerja tiba kembali, maka tak ada lagi waktu bermain. Adakah yang salah ? Tidak ada yang salah, tapi alangkah indahnya bila kita mempunyai sikap "Bekerja sambil bermain"
Bekerja sambil bermain diartikan bekerja dengan perasaan senang (perasaan yang muncul saat bermain) dan memanfaatkan apa yang kita kerjakan sebagai objek permainan sehingga kita terhindar dari rasa terbebani. Saat menemui kesulitan, maka muncul segala upaya untuk menyelesaikannya dengan senang dan dengan sabar terus mencari solusi. Akibatnya kita bisa banyak belajar dari hal yang sudah kita lakukan dan merasa ingin mengerjakan lebih baik lagi (demikian juga kalau kita bermain, menjadi menantang untul naik level).
Jadi bermain - bekerja - belajar menjadi satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan. Berani melakukannya ? Pasti menyenangkan dan manfaat.

Saturday, October 1, 2011

Seandainya aku jadi ...

Seringkali kalau kita melihat/mendengar (ke atas) sesuatu yang menarik/enak dari orang lain, terbersit muncul keinginan untuk "memilikinya". Seandainya ..... saya jadi orang itu (jabatan/yang memiliki materi berlebih), maka banyaklah hal yang ingin kita lakukan. Tapi bagaimana dengan sesuatu yang kita lihat ke bawah ? Kita tidak mau berandai tapi "kasihan ya". Anak buah pengen banget kayak atasan, dan atasan bilang nggak enak jadi atasan. kalau ini terjadi maka muncul ketidakharmonisan hubungan karena setiap orang tidak menyadari/menerima posisinya masing-masing.
Apa yang bisa kita perbuat ? Terimalah posisi dengan senang hati dan BERANDAILAH menjadi diri sendiri yang terbaik, maka semakin hari. Berandai dengan menjadi bawahan yang benar, maka kita siap menjadi atasan ("seandainya jadi atasan"). Berandailah menjadi atasan yang benar, maka siap melayani bawahan dengan baik. Hal lain, seandainya kita banyak uang .... ubahlah sikap itu dengan menerima apa adanya kita sekarang dan Berandai menjadi orang yang terbaik dalam bekerja sehingga kita mampu dan siap menjadi orang yang banyak uangnya,akhirnya semua jadi nyata.

Thursday, September 29, 2011

Terlihat dan tidak terlihat

Seringkali kita sangat ingin terlihat oleh orang lain dan akibatnya dimungkinkan untuk dinilai dan diperhatikan. Dan secara alamiah kita selalu menunjukkan sesuatu yang terlihat positif/baik, yang paling ekstrim pun saat kita sakit, di depan umum kita tidak menunjukkan kita sakit agar terlihat luar biasa.Yang menjadi masalah sesuatu yang terlihat terus-menerus tanpa ada perubahan yang berarti, semakin hari semakin membosankan dan menjadi tidak terlihat (ada tapi tidak dilihat).
 a. Terlihat > Terlihat yang sama terus-menerus > semakin membosankan > terlihat tapi tidak dilihat
  b. Terlihat > menampilkan terus-menerus perubahan > semakin terlihat jelas > semakin bernilai
Bagaimana seseorang yang tidak terlihat ? Menurut saya, seseorang yang tidak terlihat dapat dengan mudah menjadi terlihat dengan menampilkan tindakan posistif.
c. Tidak terlihat > Bergerak sedikit saja bisa terlihat > selanjut bisa point a atau b
d. Tidak terlihat > tetap diam dan memperlihatkan diri > semakin tidak terlihat > tidak bernilai
Dari hal diatas, tidak penting terlihat atau tidak terlihat tapi menjadi sangat penting untuk selalu membuat ACTION menuju perubahan yang semakin baik, yang menjadikan kita selalu terlihat dan semakin terlihat dan semakin bernilai bagi siapa pun.