Kesempurnaan ilmu dengan BERAMAL SHALEH (ACTION) tanpa henti yang menjadikan dunia lebih baik.

Hubungi 081310737352 untuk pelatihan spiritual gratis inhouse atau organisasi/arisan/keluarga,
Showing posts with label sempurna. Show all posts
Showing posts with label sempurna. Show all posts

Sunday, February 17, 2013

Tidak ada yang sempurna

Seringkali kita mengatakan "tidak ada yang sempurna", tapi fakta berkata lain yaitu kita ingin sempurna. Dari hal yang sederhana sampai yang paling rumit. Soal makan saja, kita ingin yang paling enak, maka sikap yang baik adalah kita berusaha menemukan dan mencari makanan yang enak yang menyenangkan hati kita TANPA harus kecewa bila tidak mendapatkannya. Tapi sepanjang hidup kita ini ada kalanya enak dan banyak yang tidak enaknya. Yang jadi masalah adalah saat makan tidak enak kita menjadi kecewa dan protes sama yang masak atau makanan yang tidak bagus atau menyalahkan diri sendiri yang tak mampu membeli makanan yang enak dan sebagainya. Bukankah makan yang tidak enak itu merupakan perjalanan menuju kesempurnaan, artinya memang tidak ada makanan yang enak ("tidak ada yang sempurna"). kalau begitu mengapa kita mesti kecewa ? Karena kita telah membuat harapan atau angan-angan atau cita-cita yang disetting di kepala kita "saya mau makan enak" lalu pikiran itulah yang membuat kita kecewa karena  kenyataannya yang didapat tidak sesuai. Bisa jadi kekecewaan tersebut kita jadikan dorongan atau motivasi untuk menyempurnakannya untuk makan berikutnya. Baikkah itu ? Baik saja. Pola ini (pola harapan - kecewa - "sempurna" - harapan baru - kecewa lagi - "sempurna" dan seterusnya) membuat kesehatan terganggu secara psikis maupun fisik. Lalu bagaimana yang mesti kita lakukan atau bersikap ?
Oke, mari kita perhatikan sikap awal kita bahwa "tidak ada yang sempurna", maknanya 
1. Memang tidak ada yang sempurna (idealnya). makan yang enak itu yang kita sebut "sempurna" sebenarnya adalah ketidaksempurnaan, contoh saat kita makan enak, sebenarnya kita meniadakan atau tidak memperhatikan faktor lain, tempe yang kita makan di warung makan biasa menjadi enak karena kita tidak memperhatikan bahwa tempe itu sehat atau tidak. Mengapa begitu ? karena dilain waktu saat kita makan tempe dengan melihat cara mengolahnya (di warung itu) yang jorok, maka kitapun bilang,"iihh tempenya jijik dan ngga enak", padahal tempe yang sama pernah kita makan enak. Jadi "kesempurnaan" yang kita bilang itu adalah "ketidaksempurnaan" atau hanya sempurna dengan kondisi tertentu. Dengan kata lain kita mau menerima keadaaan (bersyukur) tertentu dengan "mengabaikan" hal lain .
2. Apa yang kita usahakan terus-menerus merupakan upaya kesempurnaan tiada akhir (sampai mati). Lalu mengapa kita mesti kecewa ? Maka sebenarnya hari demi hari yang kita lakukan adalah upaya perbaikan atau koreksi atas apa yang sudah kita lakukan, kondisi ini dikenal proses belajar. Proses belajar itu memberi suasana dan sikap menyenangkan. Inilah sikap yang mesti kita kembangkan terhadap apa yang sudah kita lakukan dan akan kita lakukan.
3. Kesempurnaan yang kita maksud adalah sempurna hanya faktor tertentu saja dengan mengabaikan faktor lain (alias "tidak ada yang sempurna"), artinya kita menetapkan suatu harapan pada faktor tertentu yang dibatasi waktu tertentu juga. yang menjadi pertanyaan adalah salahkah harapan itu ? atau salahkah waktu yang kita tetapkan itu ? Alangkah indahnya bila kita menetapkan target itu di ujung kematian kita dan menetapkan harapan yangsangat tinggi. maka kita terus berupaya mencapai itu semua sampai mati dan mengurangi kekecewaan yang seringkali membuat kita "bermasalah". Harapan yang tinggi dan waktu yang tidak pernah kita ketahui kapan terjadinya merupakan sebuah ketidakpastian yang mampu mendorong kita berusaha (motivator).
4. langkah lanjutan dari point 4 adalah kita mulai mengambangkan sikap menerima keadaan, menetapkan target-tagret hidup yang merupakan bagian dari tujuan hidup tertinggi yang kita inginkan dalam hidup ini, menerima kondisi waktu yang kita tetapkan agar mampu mendorong dan membuat kita fokus kepada apa yang kita kerjakan. Contoh nyata seperti keinginan bersilaturahmi dapat kita terjemahkan dan diwujudkan yang merupakan bagian dari silaturahmi yang sebenarnya dengan bertemu muka DENGAN menerima keadaan kita yang jauh dan hanya mempunyai handphone, maka untuk tetap bisa berkomunikasi (bagian dari silaturahmi) setiap hari atau setiap waktu yang kita inginkan (merupakan bagian dari waktu yang kita tetapkan untuk bersilaturahmi di hari Lebaran).
Terima kasih ya Allah yang telah memberiku pemahaman ini agar menjadi semakin baik dalam bertindak (beramal). semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita membacanya.