Kesempurnaan ilmu dengan BERAMAL SHALEH (ACTION) tanpa henti yang menjadikan dunia lebih baik.

Hubungi 081310737352 untuk pelatihan spiritual gratis inhouse atau organisasi/arisan/keluarga,
Showing posts with label kebaikan. Show all posts
Showing posts with label kebaikan. Show all posts

Monday, April 22, 2013

Nilai itu bagi Orang siap dan tepat

Sesuatu menjadi bernilai bukan sekedar sesuatu itu memang ada nilai atau ukurannya, tapi dikatakan bernilai untuk orang yang tepat. sebuah nilai pasti memberikan kebaikan atau manfaat bagi yang memilikinya.
Contoh, sebuah HP pasti mempunyai nilai bagi karena ada harganya. dan karena ada nilainya (ada harganya) semua orang menginginkannya. Yuuk kita perhatikan apakah semua orang mendapatkan kebaikan dari hp itu
1. Anak kecil yang memegang atau memilikinya, maka hp tersebut tidak memberi manfaat karena anak ini hanya menggunakannya untuk telpon temennya atau sms atau bermain game yang membuat anak menjadi ketagihan dan banyak menghabiskan waktu belajarnya. Yang paling kecil manfaatnya adalah digunakan untuk berkomunikasi dengan orang tuanya. Bernilaikah hp tersebut bagi anak kecil ? Tidak bernilai.
2. Pencuri yang mengambil hp itu, hp itu pasti punya nilai karena bisa dijual atau digunakan sendiri. But nilai itu menjadi hangus karena kepemilikan hp itu dibatasi oleh norma agama yang melarang orang untuk mengambil hp orang lain (mencuri/merampok).
3. Hp itu dimiliki oleh seorang karwayan, yang hanya menggunakan hp tersebut untuk komunikasi facebook, whats up dan sejenisnya untuk ngerumpi/ngobrol sesama temennya. bernilaikah hp itu ? Ada nilainya denganj bahasa yang sedikit lebay ... Hp untuk bersilaturahmi. Manfaatkah ? Disinilah hp menjadi tidak bernilai karena digunakan untuk hal yang kurang positif dan bahkan cenderung menghabiskan waktu sehingga pekerjaan menjadi terabaikan.
4. Hp menjadi bernilai bila digunakan pada saat yang tepat untuk bersilaturahmi dengan sesama atau digunakan untuk sosial media yang memberi dorongan positf atau digunakan untuk berbisnis/mengambangkan bakat seseorang.
Dan yang pasti hp menjadi sangat bernilai bila kita mampu memahami fungsi dari hp itu sendiri. Maka dari itu perlu kita belajar untuk mengoptimalkan hp sebagai sesuatu yang bernilai yang memberi kebaikan dan manfaat.
Bagaimana dengan jabatan, uang dan sebagainya .... Coba perhatikan apakah sesuatu uyang kita miliki sudah mampu memberikan kebaikan dan manfaat ? Jika belum pasti semua itu memberatkan kehidupan kita atau dengan kata lain semua itu hanya memberi kesenangan saja. Untuk itu kita mesti mampu menyiapkan diri untuk mampu menyiapkan diri kita dengan sikap dan tindakan serta pengetahuan agar sesuatu yang bernilai itu betul-betul punya nilai yang memberi kebaikan dan manfaat bahkan sesuatu yang tidak bernilai atau tidak ada harganya bagi orang lain BISa menjadi bernilai bagi kita.
Alhamdulillahi rabbil alamin, semoga Engkau rahmati kami dengan ilmu dan pemahaman yang baik sehingga kami mampu melaksanakannya. Amin

Wednesday, April 17, 2013

Tidak ada yang kekal ???/


Allah berfirman ;

$tBur $uZù=yèy_ 9Ž|³t6Ï9 `ÏiB šÎ=ö6s% t$ù#ãø9$# ( û'ïÎ*sùr& ¨MÏiB ãNßgsù tbrà$Î#»sƒø:$# ÇÌÍÈ   @ä. <§øÿtR èps)ͬ!#sŒ ÏNöqyJø9$# 3 Nä.qè=ö7tRur ÎhŽ¤³9$$Î/ ÎŽösƒø:$#ur 

ZpuZ÷FÏù ( $uZøŠs9Î)ur tbqãèy_öè? ÇÌÎÈ  

34. Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); Maka Jikalau kamu mati, Apakah mereka akan kekal ? 35. tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan. ( QS Al Anbiyaa, 21 : 34 – 35)

Begitulah bunyi ayat di atas yang mengingatkan kita bahwa TIDAK ADA YANG ABADI, termasuk usia manusia.Karena tidak kekal itu membuat kita berpikir untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Yang menjadi persoalan kita adalah kita tidak tahu akhir dari usia kita YANG semestinya membuat kita menjadi selalu terjaga untuk mengisi waktu itu dengan AMAL SHALEH. Disinilah kita DIUJI oleh Allah dengan kebaikan dan keburukan yang membuat kita lalai dengan waktu kematian. Diberi kebaikan oleh Allah membuat kita senang dan cenderung lalai serta menyibukkan diri dengan kebaikan itu. Sedangkan saat terima keburukan membuat kita sedih dan ingin bangkit untuk menjadi lebih baik lagi. Dalam situasi keterpurukan itu, kita menjadi sibuk dengan berbagai cara sehingga "lalai". Ingatlah kebaikan dan keburukan itu adalah ujian kita, apakah kita tetap fokus ibadah kepada Allah atau tidak ??? " Hanya kepada kamilah kamu dikembalikan" untuk dimintai pertanggungjawaban.
Semoga apapun yang kita alami, istiqamahlah dalam beribadah HANYA kepada Allah dengan dilandasi iman yang benar dan banyak AMAL SHALEH yang ikhlas.
Alhamdulillahi rabbil alamin, Hanya dengan kekuasaan dan kekuatan dariMU ya Allah kami memperoleh pemahaman ini. Semoga pemahaman ini menjadikan kami terus memperkuat iman ini. Amin 

Saturday, March 16, 2013

Kultum subuh hari ini, "ini karunia Allah sebagai ujian untuk bersyukur"


Alhamdulillahi rabbil alamin, inilah sikap seorang Nabi yang perlu kita teladani adalah mampu menyadari bahwa nabi Sulaiman as mestiya bersyukur,"Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya)..
Dalam ayat berikut ini dijelaskan kembali bahwa bersyukur itu buat diri sendiri dan jika tidak yang rugi juga kita sendiri, sedangkan Allah Maha MUlia.
40. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia." (QS An Naml, 27 : 40)
Perhatikan apa yangn terjadi bila kita diberikan kebaikan oleh orang lain berupa materi atau bantuan, maka kita berkata :
1. "waduhhh tumben nihhh, dapat dari mana bisa begini ?" seolah kita tidak mempercayai semua yang terjadi, apa artinya ? bisa jadi kita menganggap diri kita lebih baik - merendahkan diri orang lain (sombong), dan bahkan bisa jadi muncul pula prasangka buruk. Jauh berbeda dengan sikap nabi Sulaiman as, "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya)"
2. "maaf dan terima kasih" sebagai halus untuk menolak.
3. sikap menerima dan merasa senang yang diiringi "lagi dong", mumpung gratisan dan selalu berharap lagi. 
4. Mengapa kita tidak melakukan hal berikut ini, menerima dan mengucapkan terima kasih sebagai rasa syukur untuk mengungkapkan bahwa keimanan, kita mempercayai peristiwa itu sebagai bagian dari rencana Allah untuk kebaikan kita. Pilihan ini adalah pilihan yang bijak untuk bersyukur, seperti pilihan pada ayat di atas, "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya)". Dengan demikian terjadilah kebaikan bagi yang memberi maupun yangn menerima. Banyak hal yang bisa kita dapatkan dari efek rasa syukur itu berupa rasa syukur itu mendorong kita memanfaatkan pemberian itu dengan benar, rasa syukur itu mengajari kita untuk menjadi orang yang memberi BUKAN yang menerima, rasa syukur itu membuka mata kita bahwa Allah MAHA rahman dan rahim dan sebagainya.
Berbeda pilihan point 1, 2 dan 3 yang bisa menjadikan kita orang yang sombong/merendahkan dirikita sendiri, artinya tidak ada kebaikan buat kita  dan bahkan bisa berdampak buruk bagi orang lain. Masihkah kita memilih skenario setiap kejadian dengan TIDAK BERSYUKUR ? Keputusan bersikap itu sebagai bentuk ujian dari Allah "seberapa besar keimanan kita", syukur atau kufur.
Alhamdulillahi rabbila alamin, Engkau telah beri kami pemahaman dan berbagi buat sesama, terutama buat kami sendiri untuk menyempurnakannya. AMin

Tuesday, November 27, 2012

Kalau berkehendak, maka kita hanya taat

Kultum Subuh hari ini, 17. Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu (QS Al An'aam, 6 : 17) .... Kalau memang kita hari ini belum dikabulkan doa terhadap apa yang kita inginkan atau kehidupan kita juga belum membaik, artinya semua itu memang sudah kehendak Allah dan tidak ada yang dapat menghalanginya. Maka dengan keimanan yang kita miliki mesti kita sadari bahwa semua datang dari Allah dan kembali kepadaNYA. Dan bila kita merubahnya keadaan tersebut, datanglah kepada Allah swt dan menjalankan syariatnya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran .. Insya Allah janjiNYA benar dan datang kepada kita. Allah maha berkehendak, maka kita hanya mengimani lalu taat menjalankan syariatnya.
Ya Allah, ingatkan kami bila salah dan mampukan kami untuk merubahnya. Izinkan dan mampukan kami memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat.

Wednesday, October 17, 2012

Keburukan melemah dan hilang karena kebaikan


Apa yang pernah kita alami selama ini dengan :
1.  Kita sering terjerumus menjadi berbuat buruk karena ulah orang lain melakukan keburukan dan bahkan lebih buruk lagi.
2.  Begitu sulit untuk menjadi orang baik dengan amal shalehnya, seakan-akan apa yang sudah kita perbuat menjadi tidak ada artinya saat kita tidak sabar lagi. Misalkan kita yang sudah sedekah kepada seseorang, menjadi tak berarti saat orang itu meminta bantuan kepada kita, dan apa yang kita ucapkan “udah dibantu (dengan sedekah), malah jadi minta-minta lagi”.
3.  Masihkah kita merasa telah banyak melakukan amal shaleh (kebaikan) tanpa melihat keburukan yang kita lakukan sehingga menjadikan kita tidak mau lagi meningkatkan kebaikan itu sendiri. Buktinya ? kita lebih larut dalam ibadah dan kehidupan rutin sehari-hari.


Kehidupan ini ada yang buruk dan ada yang baik, semua itu sudah kita lakukan. Mana yang lebih banyak ? Sebenarnya kita tak mampu menghitungnya dengan benar, bisa menghitung frekuensinya (kuantitatif) seperti 4 kali sedekah, 5 kali membantu orang lain dan sebagainya, tapi kita tidak bisa mengukur kualitas kebaikan kita. Dengan begitu, kita tidak perlu menghitungnya dan jaduh lebih penting focus untuk berbuat baiknya saja.
  
33. siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS Fushshilat, 41 : 33)

Sebuah rangkaian utuh (sempurna dalam kebaikan), yaitu orang yang menyeru kepada ajaran Tauhid dan taat kepada Allah swt – mengerjakan amal shaleh – berserah diri sepenuhnya kepada Allah swt. Diawali dengan seruan kepada Allah swt yang juga menyeru kepada diri kita sendiri yang merupakan aktivitas pemahaman terhadap kebaikan, lalu diwujudkan dalam perbuatan (amal shaleh). Disempurnakan dengan berserah diri kepada Allah swt atas semua yang sudah kita lakukan. Dan selanjutnya kita lakukan untuk kebaikan yang lain. Proses kebaikan ini terjadi bila ada istiqamah yang kita niatkan dan dilakukan dengan sungguh-sungguh serta tanpa menunggu hasil.

Sebaliknya keburukan terjadi seperti tanpa kendali kita, maka perlu dipertanyakan adalah mengapa kita melakukan keburukan/kejahatan ? bisa jadi kita tergoda dan disertai iman yang rendah dan sebagainya. Dan bergantilah amal shaleh (kebaikan) yang ingin kita lakukan dengan keburukan.
Mari kita memahami konsep berikut ini :
Kebaikan (amal shaleh)   : membelanjakan harta di jalan Allah
Keburukan           : tidak membelanjakan harta atau membelanjakan    tidak di jalan Allah atau 
     tidak mau (tidak ada niat dan kesungguhan)  membelanjakan harta di jalan Allah
Mari kita tarik kesimpulan bahwa keburukan itu sebenarnya adalah kebaikan yang tidak mau diACTIONkan atau tidak diJALANkan atau tidak ada niat dan kesungguhan atau tidak ada focus.
Contoh : orang yang mau shalat (shalat itu kebaikan), menjadi sebuah keburukan dengan berbagai alasan :
1.  Ada niat lalu shalat tapi tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh
   
26. dan orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka" ( QS Al Fushshilat, 41 : 26)
2.  Niat yang tidak kepada Allah (riya) dalam shalat
3.  Tidak mau shalat dengan tidak mau wudlu dan sebagainya.
4.  Tidak mau shalat dengan menggantikan dengan pekerjaan lain sehingga waktu shalat terlewatkan.
5.  Tidak focus kepada shalat, berarti belum/tidak shalat dan diam atau mengalihkan kepada hal lain.

Kebaikan itu tidak terjadi begitu saja tapi mesti direncanakan. Bila itu tidak kita lakukan maka keburukan itu bisa terjadi.
Allah berfirman, tidak sama kebaikan dan keburukan itu ;

34. dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia (QS Fushshilat, 41 : 34)

Ada resep yang baik yang diberikan Allah swt, yaitu menolak kejahatan/keburukan dengan kebaikan. Maksudnya ? Kebaikan itu tetap memberi kebaikan kepada siapapun yang dapat membalikkan dari kondisi buruk menjadi baik. Dan seharusnya pula saat kita ingin melakukan keburukan dapat disikapi dan menolak dengan hal berikut ini ;
46. Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh Maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu Menganiaya hamba-hambaNya. (QS Fushshilat, 41 : 46)

1.  Memperbaiki niat yang buruk menjadi baik, sehingga mampu meluruskan apa yang ingin kita kerjakan menjadi lebih baik. Bertanyalah pada diri kita sendiri, buat apa kita melakukan hal itu ?
2.  Mengalihkan focus kepada yang lebih baik, sehingga mampu menggoda untuk tidak melakukan keburukan atau paling tidak, tidak ada kesungguhan dalam melakukan keburukan sehingga kita menjadi malas. Melihat, mendengarkan atau mengambil alih kendali untuk mengalihkan focus, membicarakan hal lain dan sebagainya.
3.  Mendiamkan atau menenangkan diri sebagai bentuk renungan sehingga kita mampu berpikir jernih untuk membatalkan atau membalikkan keburukan yang akan kita kerjakan. Tidak merespon atau menjawab apapun sambil berpikir yang mampu “membuyarkan” keseriusan orang yang melakukan keburukan.
4.  Menolak secara tegas (santun dan beretika) keburukan itu dengan kebaikan.
5. Semua hal itu membutuhkan keteguhan dengan dasar keimanan kepada Allah swt
   
30. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".(QS Fushshilat, 41 : 30)

6.  Kebaikan yang kita lakukan untuk menjadikan kita menjadikan kita mempunyai sifat-sifat yang baik dan sabar dalam menjalaninya. Dan bila kita diganggu oleh syetan, maka berlindunglah kepada Allah swt

35. sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai Keuntungan yang besar. (QS Fushshilat, 41 : 35)

36. dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, Maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (QS Fushshilat, 41 : 36)

Mari kita berlatih menjadi orang yang mampu membiasakan diri untuk selalu berbuat kebaikan.

Saturday, August 18, 2012

Meminta kepada Allah

Seringkali agak membingungkan oleh kebanyakan orang, bahwa kalau kita meminta maka mintalah kepada Allah. Tapi kok nggak belum mendapatkan hasilnya, sedangkan lain kejadian kita tidak meminta kepada Allah (secara khusus) tapi memperoleh rezeki karena kita baik sama orang yang memberi rezeki.
Mari kita pahami konsepnya dulu, bahwa semua adalah milik Allah swt dan kita hanya dititipkan (diamanahi) atas harta, anak, perniagaan, termasuk tubuh ini dan lainnya. Misalkan bos kita adalah orang ayng dititipkan Allah, maka kita yang ingin memperoleh rezeki dari Allah .... apa yang harus kita lalukan ?
Meminta izin untuk dimampukan mendapatkan rezeki dan usaha untuk memperoleh izin dari bos mesti dilakukan dengan melakukan tugas yang diinginkan bos. Maka nilai rezeki yang kita terima adalah buah dari izin Allah lewat bos kita. Bagaimana caranya ? Maka kita pun harus mengenal Allah dengan memuji dan menunjukkan bahwa kita telah melakukan apa yang diperintahkannya. Dan begitu pula usaha kita kepada bos kita dengan cara yang sama, memberi kebaikan untuk bos dan memujinya.
Ya, Allah yang Maha Pemberi Rezeki, mampukan dan mudahkan kami memperoleh rezekiMU ... tidak cukup hanya dengan doa saja, maka bekerjalah dengan benar di tempat kerja kita (ikhlas) dan berbuat kebaikan kepada siapa saja. Insya Allah, rezei dapat kita peroleh semakin berkah.

Apa yang kita ucapkan ... belum tentu Allah

Kalau kita renungkan beberapa hal tentang apa yang kita ucapkan ... bisa jadi kita memang tak percaya bahkan kita sering berkata tidak sesuai dengan apa yang terjadi, seperti sikap kemunafikan. Tapi apakah semua itu masih dapat kita pertahankan ? Berucap selalu yang baik.
Misalkan kita berkata "kurang ajar tuh orang", tanpa melihat ada siapa di sekitar kita, maka kalimat bisa jadi memang ada dalam pikiran kita dan sangat dominan ;
1. Bisa jadi memang kita selalu melihat dan bergaul dengan orang yang berucap seperti itu atau lingkungan seperti itu.
2. Sebagai ungkapan kekesalan kita karena tak mampu menahan diri.
3. Sesuatu yang berada dalam pikiran bawah sadar kita yang memuncak pada kondisi itu keluar.
4. Kondisi yang memaksa atau secara formal membuat kita mengeluarkan kata tersebut.
Kalaulah demikian, maka seberapa seringkah kita menyebut nama Allah ? Hanya sedikit. 
Kalau sakit yang diingat adalah obat dan meminta tolong sama orang lain.
Kalau lapar yang diingat adalah makan dan uang.
Kalau susah yang diingat adalah penderitaannya dan teman sejati.
Kalau ..... yang diingat adalah yang lain dan BUKAN Allah.
Mari kita introspeksi diri untuk memulai mengatakan karena BUKAN Allah yang diingat menandakan bahwa iman kita rendah. Dan iman yang rendah itu cenderung membuat melakukan yang buruk.
Bisa jadi kita ini belum mengenal Allah daripada hal di atas, kebaikan atas uang, teman sejati, obat dan lainnya sudah sangat kita kenal dan butuhkan. Artinya semakin kenal dan dekat maka kita sering mengucapkan itu semua. Bagaimana hari ini kita ingin mengenal Allah ? Cari tahulah kebaikan Allah dari Al Qur'an. Semakin banyak kita membaca dan memahami Al Qur'an memberi kekuatan bagi kita untuk semakin mengenal Allah terutama kebaikannya.