Kesempurnaan ilmu dengan BERAMAL SHALEH (ACTION) tanpa henti yang menjadikan dunia lebih baik.

Hubungi 081310737352 untuk pelatihan spiritual gratis inhouse atau organisasi/arisan/keluarga,
Showing posts with label amal shaleh. Show all posts
Showing posts with label amal shaleh. Show all posts

Tuesday, April 16, 2013

Amal shaleh membuat kita bahagia dan membuat kita kecanduan

Allah berfirman :


z>uŽtIø%$# Ĩ$¨Y=Ï9 öNßgç/$|¡Ïm öNèdur Îû 7's#øÿxî tbqàÊ̍÷èB ÇÊÈ  
1. telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya). (QS Al Anbiyaa, 21 : 1)

Bagi mereka yang berulang tahun, terasa menyenangkan karena ada kemeriahan dan digembirakan orang terdekat serta didoakan panjang umur. Tapi betulkah kita berumur panjang ?  Setiap manusia sudah ada ketentuan (kematian) yang bisa dimundurkan atau dilebihkan, sehingga usia kita tidak bertambah panjang. Bertambah panjang usia kita karena kita merasa hidup ini terasa berat. SEBENARNYA semakin hari kita ini menuju ke satu titik yang namanya kematian menjadi semakin DEKAT. Karena kita yang selalu berorientasi kepada dunia maka kita menjadi lupa atau lalai terhadap waktu itu.
Kalau kita bertanya berapa banyak amalan kita ? Sedikit, maka hal itu bermakna bahwa hidup ini semakin berat untuk dijalani karena kita tidak memperoleh apa yang kita inginkan. Waktu terasa panjang dan kita berdoa diberikan umur panjang untuk memenuhi keinginan kita itu, seakan "tidak ada kematian. Itulah kelalaian kita
Disisi lain bagi mereka yang banyak beramal .... waktu itu benar-benar semakin dekat. Karena merasa waktu itu semakin sempit untuk berbuat amalan. Dan seperti kesibukan beramal menjadikan semakin nyaman dan senang. Bisa kita bayangkan orang yang mempunyai perasaan senang tentu mengukur waktu itu berjalan dengan cepat.
Semoga ayat di atas membei peringatan bagi kita untuk semakin banyak beramal dengan ikhlas sehingga hidup ini semakin menyenangkan/membahagiakn secara batin yang bisa membangun kedekatan kita kepada Allah swt. Tentunya waktu itu semakin kita rindukan ... ditunggu kedatangannya.
Alhamdulillahi rabbil alamin, terima kasih ya Allah dimana ENGKAU telah gerakkan kami untuk berbuat AMAL SHALEH sehingga menambah pemahaman kami tentangMU. Amin

Wednesday, March 27, 2013

memulai aktivitas pagi ...

Syukur in real action memulai pagi hari :
1. Setelah kita bangun dan dilanjutkan dengan shalat subuh menjadi kunci yang baik untuk menjalani hidup hari ini, maka berdoalah untuk kebaikan kita sepanjang hari ini.
a. memohon dijadikan sebagai hamba yang pandai bersyukur
b. memohon dilapangkan dada dan dimudahkan langkah dan dihindari dari kekakuan dalam bicara agar kita bisa melakukan dengan baik
c. memohon dilindungi dari godaan syetan dan orang-orang yang tidak beriman serta orang-orang yangmengikuti hawa nafsunya.
2. Hidupkan keluarga kita dengan membangunkan dan mengajak mereka untuk menyambut pagi dengan semangat.
3. membuka jendela dan pintu serta membersihkan rumah agar udara segar pagi mampu memasuki rumah yang memberi kesegaran di dalam rumah.
4. Bagi yang bekerja mulailah dengan persiapan seperti sarapan dan sebagainya agar kita mampu melaksanakan aktivitas hari ini dengan baik.
5. Membantu anak dan anggota keluarga yang lain untuk mempersiapkan aktivitas mereka seperti sekolah dan sebagainya.
Mari kita menyambut pagi dengan aktivitas tersebut sebagai langkah syukur kita kepada Allah karena telah memberikan peluang kehidupan yang BAIK (pagi hari) dan terus mengafirmasi pikiran yang berujung kepda prasangka dan sikap positif.
Alhamdulillahi rabbil alamin ..... semoga pemahaman ini mampu menggerakkan kita untuk terus bersyukur mencapai keridhaanNYA. Amin

Wednesday, October 17, 2012

Keburukan melemah dan hilang karena kebaikan


Apa yang pernah kita alami selama ini dengan :
1.  Kita sering terjerumus menjadi berbuat buruk karena ulah orang lain melakukan keburukan dan bahkan lebih buruk lagi.
2.  Begitu sulit untuk menjadi orang baik dengan amal shalehnya, seakan-akan apa yang sudah kita perbuat menjadi tidak ada artinya saat kita tidak sabar lagi. Misalkan kita yang sudah sedekah kepada seseorang, menjadi tak berarti saat orang itu meminta bantuan kepada kita, dan apa yang kita ucapkan “udah dibantu (dengan sedekah), malah jadi minta-minta lagi”.
3.  Masihkah kita merasa telah banyak melakukan amal shaleh (kebaikan) tanpa melihat keburukan yang kita lakukan sehingga menjadikan kita tidak mau lagi meningkatkan kebaikan itu sendiri. Buktinya ? kita lebih larut dalam ibadah dan kehidupan rutin sehari-hari.


Kehidupan ini ada yang buruk dan ada yang baik, semua itu sudah kita lakukan. Mana yang lebih banyak ? Sebenarnya kita tak mampu menghitungnya dengan benar, bisa menghitung frekuensinya (kuantitatif) seperti 4 kali sedekah, 5 kali membantu orang lain dan sebagainya, tapi kita tidak bisa mengukur kualitas kebaikan kita. Dengan begitu, kita tidak perlu menghitungnya dan jaduh lebih penting focus untuk berbuat baiknya saja.
  
33. siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS Fushshilat, 41 : 33)

Sebuah rangkaian utuh (sempurna dalam kebaikan), yaitu orang yang menyeru kepada ajaran Tauhid dan taat kepada Allah swt – mengerjakan amal shaleh – berserah diri sepenuhnya kepada Allah swt. Diawali dengan seruan kepada Allah swt yang juga menyeru kepada diri kita sendiri yang merupakan aktivitas pemahaman terhadap kebaikan, lalu diwujudkan dalam perbuatan (amal shaleh). Disempurnakan dengan berserah diri kepada Allah swt atas semua yang sudah kita lakukan. Dan selanjutnya kita lakukan untuk kebaikan yang lain. Proses kebaikan ini terjadi bila ada istiqamah yang kita niatkan dan dilakukan dengan sungguh-sungguh serta tanpa menunggu hasil.

Sebaliknya keburukan terjadi seperti tanpa kendali kita, maka perlu dipertanyakan adalah mengapa kita melakukan keburukan/kejahatan ? bisa jadi kita tergoda dan disertai iman yang rendah dan sebagainya. Dan bergantilah amal shaleh (kebaikan) yang ingin kita lakukan dengan keburukan.
Mari kita memahami konsep berikut ini :
Kebaikan (amal shaleh)   : membelanjakan harta di jalan Allah
Keburukan           : tidak membelanjakan harta atau membelanjakan    tidak di jalan Allah atau 
     tidak mau (tidak ada niat dan kesungguhan)  membelanjakan harta di jalan Allah
Mari kita tarik kesimpulan bahwa keburukan itu sebenarnya adalah kebaikan yang tidak mau diACTIONkan atau tidak diJALANkan atau tidak ada niat dan kesungguhan atau tidak ada focus.
Contoh : orang yang mau shalat (shalat itu kebaikan), menjadi sebuah keburukan dengan berbagai alasan :
1.  Ada niat lalu shalat tapi tidak dilakukan dengan sungguh-sungguh
   
26. dan orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka" ( QS Al Fushshilat, 41 : 26)
2.  Niat yang tidak kepada Allah (riya) dalam shalat
3.  Tidak mau shalat dengan tidak mau wudlu dan sebagainya.
4.  Tidak mau shalat dengan menggantikan dengan pekerjaan lain sehingga waktu shalat terlewatkan.
5.  Tidak focus kepada shalat, berarti belum/tidak shalat dan diam atau mengalihkan kepada hal lain.

Kebaikan itu tidak terjadi begitu saja tapi mesti direncanakan. Bila itu tidak kita lakukan maka keburukan itu bisa terjadi.
Allah berfirman, tidak sama kebaikan dan keburukan itu ;

34. dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia (QS Fushshilat, 41 : 34)

Ada resep yang baik yang diberikan Allah swt, yaitu menolak kejahatan/keburukan dengan kebaikan. Maksudnya ? Kebaikan itu tetap memberi kebaikan kepada siapapun yang dapat membalikkan dari kondisi buruk menjadi baik. Dan seharusnya pula saat kita ingin melakukan keburukan dapat disikapi dan menolak dengan hal berikut ini ;
46. Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh Maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka (dosanya) untuk dirinya sendiri; dan sekali-kali tidaklah Rabb-mu Menganiaya hamba-hambaNya. (QS Fushshilat, 41 : 46)

1.  Memperbaiki niat yang buruk menjadi baik, sehingga mampu meluruskan apa yang ingin kita kerjakan menjadi lebih baik. Bertanyalah pada diri kita sendiri, buat apa kita melakukan hal itu ?
2.  Mengalihkan focus kepada yang lebih baik, sehingga mampu menggoda untuk tidak melakukan keburukan atau paling tidak, tidak ada kesungguhan dalam melakukan keburukan sehingga kita menjadi malas. Melihat, mendengarkan atau mengambil alih kendali untuk mengalihkan focus, membicarakan hal lain dan sebagainya.
3.  Mendiamkan atau menenangkan diri sebagai bentuk renungan sehingga kita mampu berpikir jernih untuk membatalkan atau membalikkan keburukan yang akan kita kerjakan. Tidak merespon atau menjawab apapun sambil berpikir yang mampu “membuyarkan” keseriusan orang yang melakukan keburukan.
4.  Menolak secara tegas (santun dan beretika) keburukan itu dengan kebaikan.
5. Semua hal itu membutuhkan keteguhan dengan dasar keimanan kepada Allah swt
   
30. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka Malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".(QS Fushshilat, 41 : 30)

6.  Kebaikan yang kita lakukan untuk menjadikan kita menjadikan kita mempunyai sifat-sifat yang baik dan sabar dalam menjalaninya. Dan bila kita diganggu oleh syetan, maka berlindunglah kepada Allah swt

35. sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai Keuntungan yang besar. (QS Fushshilat, 41 : 35)

36. dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, Maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (QS Fushshilat, 41 : 36)

Mari kita berlatih menjadi orang yang mampu membiasakan diri untuk selalu berbuat kebaikan.

Friday, August 3, 2012

Tidak beriman kita kalau masih berputus asa

"Ibrahim berkata: "Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat/kafir." (QS Alhijr, 15 : 56)

Ada kata rahmat Tuhan, ada orang-orang sesat/kafir dan ada kata putus asa. Apa maknanya ? Kalau sekilas ditafsirkan ayat di atas adalah tidak ada orang yang berputus asa kecuali orang kafir, artinya orang muslim atau beriman tidak akan berputus asa. Benarkah kalimat ini ? Pasti benar dan mutlak kebenarannya. Kemudian yang jadi pertanyaannya ... masih ada orang muslim yang putus asa dalam mengejar impiannya atau bahkan sampai bunuh diri ? Ada dan bahkan banyak. Terus katanya tidak berputus asa bagi orang yang tidak sesat atau beriman.
Sebelum membahas lebih dalam, kata putus asa tidak sekedar orang yang pasrah terhadap pencapaian keinginannya saja, tapi bisa juga :
1. Sudah tidak percaya apa yang dilakukannya tidak berbuah apapun.
2. Sudah mengerjakan tapi tidak menghasilkan, sedangkan orang yang "diam" mendapatkannya.
3. Malas ... yang berarti sudah tidak mau mengerjakan tapi banyak berharap.
4. Tidak percaya lagi dengan nasehat yang baik untuk terus berusaha.
5. Sudah enggan melakukan koreksi dan perbaikan karena tidak terjadi perubahan.
6. Lebih banyak berharap (dan berdoa) daripada usaha yang seharusnya dilakukan.
7. Lebih yakin dengan perbuatan buruk daripada perbuatan baik.
8. Sering menyalahkan orang di sekitar kita dan lingkungan serta pasrah (tidak melakukan lagi).
9. Kepasrahan yang berujung kepada bunuh diri sebagai salah satu solusi terhadap penantian yang tidak berujung.
Memaknai orang beriman tidak putus asa adalah sebagai muslim yang mempunyai keimanan kepada Allah, yaitu percaya rahmat dan rezeki Allah itu tidak terhitung, maka mari kita nikmati apa yang ada pada diri kita. Bagaimana caranya menikmatinya ? Rahmat dan rezeki yang baik yang datang dari Allah memerlukan cara atau petunjuk yang benar sehingga menghasilkan yang benar pula. Orang beriman mempunyai tugas untuk terus-menerus menyadari rahmat Allah dan mencari tahu bagaimana cara memanfaatkan (amal shaleh) rahmat tersebut. Dan bila ini dilakukan maka tidak ada kata putus asa, why ? karena apa yang kita lakukan (amal shaleh) itu merupakan pekerjaan yang ikhlas.
Sebaliknya orang yang sesat itu, menyadari mereka mendapatkan rahmat Allah, tapi rahmat itu tidak dilakukan dengan cara-cara yang baik (bukan amal shaleh) sehingga hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Kondisi inilah yang membuat mereka menjadi putus asa karena apa yang dikerjakan tidak membuat mereka menjadi nyaman dan terus haus untuk mengerjakannya (bukan amal shaleh). Mereka mengumpulkan banyak uang yang membuat mereka menjadi hampa dalam hidupnya, kondisi ini berbeda untuk orang yang beriman, dengan uang yang diterima bukan untuk dikumpulkan tapi dibagikan sebagai sedekah yang membuat mereka menjadi nyaman dan bahagia.
Jadi salahlah kita yang beriman itu selalu ada putus asa (berhenti beramal shaleh) .... kalau itu terjadi, maka yang perlu kita tanyakan  adalah apakah cara-cara yang kita lakukan sudah sesuai syariat Islam (petunjuk Allah) ?  Bila petunjuk yang kita dapatkan sudah sesuai Allah, maka kita sepantasnya berusaha menyempurnakan perbuatan yang memerlukan waktu dan berproses dari waktu ke waktu.
Ajakan dari ayat di atas adalah untuk terus menyadari rahmat Allah yang ada pada diri kita untuk dicarikan petunjuknya agar dapat dimanfaatkan dengan cara yang benar sehingga kita menjadi bahagia.

Wednesday, July 25, 2012

Banyak orang bisa tapi hanya sedikit yang mau ..

Yang sukses itu adalah mereka yang mau melakukan sesuatu dan hanya sedikit orang. mari kita telusuri, perhatikan yang jualan kue di pasar bisa jadi  5 - 10 toko dan perhatikan pula yang beli ada ratusan orang. Artinya banyak orang bisa buat kue (bahkan ada yang buat kue lebih enak dari yang ada di pasar), tapi fakta hanya 5 - 20 yang mau membuat kue, tapi selanjutnya yang bisa menjual kue banyak...dan yang mau jualan kue hanya 5 - 10 orang. Yang akhirnya sukses jualan banyak adalah orang yang mau belajar dan mau melayani konsumennya dengan baik dan itu hanya 1 atau 2 orang.
Orang yang mengkritik, orang yang protes, orang iri, orang yang suka gosiipin, orang pintar dan sebagainya adalah yang bisa tapi orang yang tidak mau. Orang yang mau biasanya adalah orang yang terdesak terhadap kebutuhan hidupnya dan tidak banyak ilmu. Coba perhatikan orang di sekitar Anda.
Semua orang bisa masuk syurga, tapi hanya sedikit orang yang mau syurga dengan mengerjakan amal shaleh atau action.
Makanya Mari kita belajar untuk mau (action/amal shaleh) bukan hanya sekedar bisa.

Tuesday, July 3, 2012

Bersyukur

Sudah seharusnya kita bersyukur atas kehidupan ini dan menjadikan hidup penuh amal shaleh. Persiapkan diri kita untuk kematian ..... dimana saja, kapan saja. Kematian itu dekat, sedekat saat kita merenung dan memperhatikan diri kita, kita tak kuasa atas bekerja nafas ini, kita tak kuasa menentukan hasil apapun atas apa yang kita lakukan. Dan bahkan kita tak kuasa atas waktu dan aktivitas kita besok. Ya Allah, yang Maha Menguasai diri kita mampukan diri ini untuk menyadari itu semua dan mampu beramal shaleh lewat shalat, sabar, syukur dan sebagainya. Aminn
demikianlah hal tersebut terungkap dalam firman Allah berikut ini :
"kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS Al Hadid, 57 : 2)"