Seorang teman bilang,"Jangan dihitung nikmat Allah, pasti kamu tidak bisa menghitung", Akhir kata maknanya bisa mengajak kita tidak mau menghitung. Terus kalau tidak menghitung, maka kita pun tanpa disadari tidak menyadari nikmat itu (merasakannya). Camkan baik-baik.
Contoh tidak menghitung uang, maka yang terjadi kita dengan mudah menggunakannya dan baru sadar kalau uang itu sudah habis. Haruskah demikian ?
Bisa kita bayangkan kalau hal demikian terjadi juga dengan yang lain, seperti bersedekah, shalat dan lainnya. Ada apa dibalik makna "nikmat mana lagi yang Engkau dustakan ?" dan "Nikmat Allah itu banyak dan tak terhitung". Yang penting adalah kita harus menyadari bahwa nikmat itu ada dan harus kita nikmati, lalu manfaatkanlah nikmat dalam amal shaleh. Mari berpindah dari satu nikmat ke nikmat lainnya dan tidak perlu menghitungnya lagi hanya focus pada kesadaran pada nikmat itu dan memanfaatkannya.