Kesempurnaan ilmu dengan BERAMAL SHALEH (ACTION) tanpa henti yang menjadikan dunia lebih baik.

Hubungi 081310737352 untuk pelatihan spiritual gratis inhouse atau organisasi/arisan/keluarga,

Thursday, July 5, 2012

Detox

Tanpa kita sadari, kita suka ingin sehat dengan berbagai cara yang salah satunya membuang racun atau detox, Yang paling mudah adalah membuang detox itu dengan cara negatif yaitu dengan obat yang notabenenya juga berujung pada racun. Sehatkah kita ? Maka tindakan sehat yang mudah adalah makanlah makanan dan minuman yang sehat sehingga tubuh jadi sehat kembali.
Sama halnya, kita ingin merubah perilaku buruk dengan cara "jangan melakukan itu lagi", apakah bisa ? Bisa. Tapi apa yang kita lakukan adalah berupaya maksimal sepanjang (menjaga) untuk tidak melakukan itu lagi. Kondisi ini telah banyak membuan energi dan waktu kita yang akhirnya tidak memberi waktu untuk kita melakukan tindakan/perilaku baik. Akhirnya perilaku buruk kita tidak semakin berkurang ... karena kita sulit melakukan perilaku baik (kehabisan energi untuk mencegah perilaku buruk). artinya kita menderita selamanya dengan perilaku buruk itu.
Jadi bolehlah kita berpikir dan menyemangati perilaku baik terus-menerus sehingga perilaku buruk itu semakin tersingkir dan tidak mendapat perhatian dari kita. Dan untuk perilaku buruk itu kita berharap diampuni atau dimaafkan dengan berdoa.
Semoga menjadi berkenan dalam memperbaiki diri kita sepanjang hidup.

Sakit dan Bangkrut

Kehidupan ini mampu kita jalani hanya karena kita mempunyai kemampuan untuk bertindak. Jika kita sakit maka kehidupan ini menjadi sangat berat alias kemampuan kita berkurang.
KEMAMPUAN - KEBUTUHAN = KEHIDUPAN
Kemampuan seperti apa yang mampu menghidupi kita ? Mulailah berpikir dan merenungkan bahwa kemampuan untuk menghasilkan atau terjual atau memberi, artinya :
1. Kita bisa melakukan sesuatu karena kemampuan yang dapat menghasilkan seperti membuat makanan, menanam padi, membuat laporan dan sebagainya. Hasil yang dari kemampuan tadi membiayai atau memenuhi kebutuhan hidup kita.
2. Kita bisa melakukan sesuatu karena kemampuan yang bisa dibeli (terjual), kita bekerja dan mendapat gaji karena ada bos yang membeli pekerjaan kita. Bisa dibayangkan kalau kita bekerja tidak ada yang membeli (tidak terjual), maka apapun yang kita lakukan tidak banyak memberi kehidupan yang layak.
3. Kita bisa melakukan sesuatu  karena kemampuan yang memberi apapun berupa amal shaleh. Sebagai orang yang beriman, maka pemberian kita itu dibalas Allah lewar makhluk lainnya.
Dengan kata lain hidup ini dibiayai sesuatu tindakan yang didasarkan kemampuan yang mampu dibeli orang lain sehingga kita mampu menerimanya berupa hasil untuk kehidupan kita.
Perhatikan :
1. Orang malas, maka tidak ada yang dijual sehingga mereka menjadi sulit untuk membiayai kehidupannya.
2. Orang yang sakit, orang tidak punya ilmu dan tidak mau bekerja keras, tidak banyak amal, orang pelit/kikir, orang serakah, orang sombong dan sejenisnya menjadi sangat menderita untuk kehidupannya.
Maka untuk memenuhi kebutuhan hidup kita ini, perlu berpikir berapa banyak yang bisa kita peroleh dari kemampuan kita yang menghasilkan (dalam bahasa dagangnya OMSET) ? OMSET itu bisa berupa hasil materi dan bisa juga non materi.
Sakit / Kesulitan dalam hidup = omset < biaya hidup kita, dan bila hal ini terus berlanjut beberapa bulan maka bisa membuat kita menjadi bangkrut .... pasrah dan putus asa.
Mari semua orang mulai berpikir untuk selalu memberi/menjual/menghasilkan dari kemampuan yang ada untuk mengarungi hidup ini dengan baik dan menyenangkan. Bila hal ini sudah terjadi, maka kita harus menjadi bijak untuk membelanjakan hasil kita dengan cara menginvestasikan kembali hasil itu untuk menghaslkan yang baru (yang juga berorientasi memberi/menjual/menghasilkan)

Wednesday, July 4, 2012

Menerima yang baru

Sepertinya kalau ditanya, adakah hal baru dalam diri kita ? Jawabnya seringkali membingungkan, apa ada ya ? Rasanya semua hal adalah kebiasaan lama dan hal lama. Dan dengan kondisi keuangan yang sedikit, kita memutuskan semua untuk memenuhi kehidupan yang telah ada.
Kondisi ini membuat kita tidak memberi semangat baru, langkah baru dan kebiasaan baru dan bahkan tidak ada sesuatu kemajuan dalam diri kita. Bagaimana caranya agar kita ini menjadi meningkat secara personal sehingga membuat kita menjadi orang yang lebih baik dari kemarin :
1. Membaca 1 - 2 lembar buku, Al Qur'an, majalah dan sejenisnya. Membaca menambah pengetahuan sehingga pemahaman kita bertambah dan suatu hal tersebut kita butuhkan.
2. Menemukan persoalan yang kita hadapi lalu mencari tahu jawabannya lewat nasehat teman/guru/atasan atau mencari tahu dari buku dan sebagainya. Artinya kita menemukan cara untuk menyelesaikan persoalan yang tentu dengan ilmu atau sesuatu yang baru.
3. Berteman/bersilaturahmi dengan orang yang jarang kita temui, Insya Allah kita mampu mendapatkan hal baru apa saja.
4. Mereview hal lama untuk dikerjakan dengan sedikit modifikasi sehingga memunculkan hal baru.
5. Menambah kuantitas apa yang kita lakukan selama ini.
6. Konsistenkan apa yang sudah kita lakukan yang benar sehingga membuat menjadi kebiasaan.
7. Berlatih dengan apa yang kita miliki.
Bila hal ini dapat kita kerjakan, Insya Allah kita bisa menjadi manusia baru setiap saat yang siap menghadapi kehidupan dunia sampai usia kita.  

Tuesday, July 3, 2012

Ikhlas memberi


19. dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian[1417]. 20. dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. (QS Adz Dzariyaat, 51 : 19 – 20) [1417] Orang miskin yang tidak mendapat bagian Maksudnya ialah orang miskin yang tidak meminta-minta.

…. Seringkali kita (termasuk saya) masih belum mampu memberikan harta kepada orang yang meminta-minta (alias pengemis sebagai profesi), padahal dilanjutkan dengan penjelasan itulah tanda-tanda kekuasaan Allah bagi mereka yang yakin yang percaya. Mari kita belajar memberi kepada siapapun tanpa melihat siapa orangnya yang juga mengajarkan kita ikhlas sebagai bentuk iman kita kepada Allah, Insya Allah memperoleh kebaikan karena Allah ingin menunjukkan kekuasaan Allah yang kita tidak pernah tahu. Ya Allah, ampuni sikap kami yang salah selama ini, dan mampukan kami untuk belajar ikhlas tanpa melihat kepada siapa kami berbuat, Amin

Sadar internal dan Sadar dipaksakan Allah

Terkadang saat kita sadar, baru bisa merasakan nikmat itu besar atau dalam hal ini kita merasakan nikmat itu karena Allah berikan musibah/rasa sakit. Kedua hal itu berbeda, yang pertama memberikan kesempatan kita untuk berpikir dengan ilmu yang kita miliki agar apa yang kita kerjakan memang betul dari dalam hati. Dorongan ini menjadikan lebih kuat buat kita.
Sebaliknya, kesadaran yang dipaksakan Allah dengan memberi sesuatu yang buruk agar kita merasa kehilangan. Dan rasa kehilangan itu bisa mendorong kita lebih baik. Tapi umumnya bila selesai keburukan itu, kita pun lupa lagi dengan kesadaran kepada Allah. Mengapa ? Karena kita merasa kitalah yang menghilangkan keburukan itu, BUKAN sebagai kehendak Allah untuk menyadarkan kita akan kelemahan kita.
Mari kita belajar dari kedua hal di atas, memulai menggali ilmu dan terus berupaya untuk sadar dan bersikap baik terhadap keburukan yang kita terima sebagai langkah Allah mengingatkan kita untuk sadar kepadaNya.

Bersyukur

Sudah seharusnya kita bersyukur atas kehidupan ini dan menjadikan hidup penuh amal shaleh. Persiapkan diri kita untuk kematian ..... dimana saja, kapan saja. Kematian itu dekat, sedekat saat kita merenung dan memperhatikan diri kita, kita tak kuasa atas bekerja nafas ini, kita tak kuasa menentukan hasil apapun atas apa yang kita lakukan. Dan bahkan kita tak kuasa atas waktu dan aktivitas kita besok. Ya Allah, yang Maha Menguasai diri kita mampukan diri ini untuk menyadari itu semua dan mampu beramal shaleh lewat shalat, sabar, syukur dan sebagainya. Aminn
demikianlah hal tersebut terungkap dalam firman Allah berikut ini :
"kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS Al Hadid, 57 : 2)" 

Monday, July 2, 2012

Mengenal lebih dalam apa yang bisa dikerjkan orang lain

Kita tidak pernah atau tidak mau berpikir tentang apa yang dikerjakan orang lain yang sama pekerjaannya dengan kita. Akibatnya kita tidak bisa mengukur apa yang sudah kita kerjakan dan berapa nilainya.
Mengenal pasar, kita harus mengena; dengan baik apa pekerjaan yang kita kerjakan, seberapa tinggi persaingannya ? Apakah pasar sangat membutuhkannya dan persedian sedikit ? Semakin tinggi persaingan (semakin banyak orang) dalam pekerjaan yang kita tekuni semakin rendah harga (gaji) yang kita terima dan sebaliknya semakin rendah persaingan (semakin sedikit orang) dalam pekerjaan yang kita tekuni semakin mahal harga yang kita terima. Maka pelajari betul dengan jenis pekerjaan yang kita kerjakan dan pertajamlah keahlian kita yang membuat kita semakin bernilai (terbaik) dalam pekerjaan.
Mengenal orang lain dalam pekerjaan yang sama, kita harus mampu mengukur kemampuan kita dengan melihat apa yang orang lain kerjakan, berapa lama, berapa kuat semangat/ilmu/tindakan dalam menyelesaikan pekerjaan. Maka jadikan semua itu sebagai motivasi untuk selalu berubah menjadi yang terbaik dari yang lain.
Mengenal diri sendiri berupa kesadaran kita tahu tentang kekuatan dan kelemahan yang kita miliki, dengan demikian yang membuat kita fokus kepada kekuatan daripada kelemahan.    

Ingin lebih baik, latihlah 3 hal di atas untuk mampu membuat kita semakin baik setiap hari.


Munir HB