Kesempurnaan ilmu dengan BERAMAL SHALEH (ACTION) tanpa henti yang menjadikan dunia lebih baik.

Hubungi 081310737352 untuk pelatihan spiritual gratis inhouse atau organisasi/arisan/keluarga,

Saturday, February 23, 2013

Syukur 4, Sudahkah kita bersyukur ?

Ada banyak hal yang kita temukan, dan hampir 99% menyatakan sudah bersyukur dan bahkan disetiap penceramah mengawali pesan ceramahnya untuk bersyukur. menurut kami apa yang dibilang bersyukur itu baru ada di lisan saja, yang tidak didasari iman dan Action (bekerja teru-menerus memperbaiki).
1. Seorang karyawan bilang, "bersyukur aja dengan gaji yang kita terima" dan setiap menerima gaji mengucapkan,"Alhamdulillah". dan karyawan ini setiap tahun pendapatannya biasa-biasa hanya naik karena naiknya gaji tahunan. Orang inipun masih mengerjakan pekerjaan yang sama dan cara yang sama. Dan apa yang dilakukannya ? Mengurangi pengeluaran, misalkan makan yang lebih murah yang tadinya nasi padang sekarang makan nasi warteg, mengeluarkan uang yang perlu-perlu saja. Apa yang dilakukan untuk menurupi kekurangannya ? Biasanya banyak karyawan pindah perusahaan.              
2. Dalam keluarga, suami-isteri mensyukuri pendapatan yang diterima dengan menghemat pengeluaran, meminimal makan dan tidak banyak neko-neko. bagi beberapa orang mereka mampu mengolah bahan makanan yang  murah untuk dimakan dan bisa jadi enak.
Dari dua contoh di atas, yang pasti bahasa bersyukurnya seperti terpaksa (menerima keadaan saja) karena memang sudah begitu dan menganggap semua pendapatan itu bergantung kepada orang lain (yang memberi) sehingga memaksa dia menggunakan saja apa yang ada (pendapatan yang diterima). dan biasanya kondisi ini tidak membuat orang itu untuk memperbaiki keadaaan tersebut. Dan seringkali mereka ini suka mengeluh dan curhat ke teman dengan "menuduh" orang yang memberi itu "pelitlah".
bagaimana mengukur syukur kita ?
a. mampukah kita melihat potensi yang ada pada diri kita sebagai pemberian Allah sebagai bentuk iman kita kepada Allah ? 
b. apakah lisan bersyukur ("Alhamdulillah") itu sudah terucap dari iman yang benar ? Kita sudah menganggap bahwa apa yng kita terima itu berasal dari Allah lewat perantara orang lain. Sehingga lisan terima kasih itu betul-betul kepada Allah dan tentunya kepada orang yang memberi kepada kita.
c. sebagai bentuk terima kasih kita dengan menerima sesuatu (pendapatan) dari orang lain, maka kita pun melakukan perbuatan yang menyenangkan orang tersebut dan tentunya dengan lebih baik. Sebagai karyawan berarti kita mesti belajar untuk melakukan pekerjaan kita dengan lebih baik lagi, secara kualitas dan kuantitas. Mengerjakan dengan cara yang hebat (yang pasti lebih cepat dan lebih baik hasilnya) dan mengerjakan dengan frekuensi yang banyak. Selain itu balasan yang lebih baik itu pun kita tingkatkan dengan meningkatkan ibadah kepada Allah dengan frekuensi yang lebih banyak dan semakin khsuyuk.
Ketiga indikator ini bisa membantu kita mengukur kualitas syukur kita ?? Ketiganya mesti saling terkait dan tidak bisa hanya mengukur 1 point saja.
Sebenarnya bersyukur pun "tidak perlu" mengumbar bahwa "saya sudah bersyukur", tapi jauh lebih baik kita tunjukkan dengan perbuatan. Bisa jadi saat kita berucap "sudah bersyukur" itulah cara sikap untuk "menutupi" bahwa kita belum mampu bersyukur dalam hati, lisn dan tindakan, alias kita tidak berdaya atau terpaksa menerima keadaan.



Friday, February 22, 2013

Syukur 3, NATO Belum Syukur

NATO yang dimaksud adalah No Action Talk Only, apakah hanya berterima kasih cukup disebut bersyukur ? Mari kita pahami penjelasan berikut ini, Dalam literatur agama dikatakan bahwa syukur itu terdiri dari 3 unsur yaitu :
1. Diawali keyakinan dalam hari - syukur untuk diyakini sebagai langkah keimanan kepada Allah. Karena kita tahu dan paham bahwa nikmat yang kita terima dari Allah dan kebaikan Allah, maka muncullah iman itu yang membuat kita bersyukur dengan hati.
2. Terucap dalam lisan sebagai bentuk ungkapan kepada Allah dan sekaligus kepada perantara (orang lain), mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah membantu kita. Dengan iman yang sudah ada di hati mampu mendorong kita untuk memuji dan berterima kasih atas apa yang kita yakini datangnya dari Allah.
3. Melakukan aktivitas yang memberi nilai tambah (keberkahan) bagi kita dan orang sekitar kita. Tak lengkap syukur itu hanya sebatas lisan saja.
Pengertian syukur di atas merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, Tidak ada bersyukur hanya lisan saja (mengucapkan "terima kasih atau Alhamdulillah saja") tanpa Amal Shaleh atau Action.
Mengacu dari tafsiran syukur sebelum, syukur adalah bekerja yang bermnafaat sehingga memberi nilai lebih dari hasilnya (ditambahnya nikmat oleh Allah). maka dapat kita rumuskan bahwa jika kita bersyukur adalah ada keyakinan (iman) kepada Allah terhadap nikmat yang kita terima yang memunculkan niat baik untuk beramal shaleh (Action) yang seiring dengan perkataan yang baik.
dalam kata "terima kasih" dapat dimaknai bahwa "terima" merupakan apa yang kita terima dari Allah berupa nikmat yang langsung maupun lewat perantara orang lain dan kata "kasih" dimaknai sebagai bentuk balasan atas apa yang kita terima dengan amal shaleh (action).
Demikian juga kami memaknai kata "thanks you" merupakan ungkapan terima kasih kepada "you" yang ditafsirkan kepada Anda, Anda dan Anda ... orang yang memberi kebaikan kepada kita dan memberikan balsan kepada siapa pun kepada orang di sekitar kita.
Selain itu SYUKUR tidak bisa kita baca tanpa "U" (dibaca you), artinya mempunyai nilai sosial bahwa tidak terjadi sykur itu tanpa ada orang lain (you "U"), maka syukur mengjaari kita untuk bermasyarakat yang saling menguntungkan.

Thursday, February 21, 2013

Syukur 2, apa itu syukur ?

Kami memberanikan untuk menafsirkan kata syukur dari ayat Ibrahim : 7, "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
1. Ada dua tipe orang yaitu yang bersyukur dan ada pula yang tidak bersyukur
2. Jika kamu bersyukur ... bersyukur tehadap apa ? terhadap nikmat yang telah diberikan. Artinya kita ini sudah diberikan nikmat atau modal baik berupa tubuh ini yang berisi mesin yang bisa digerakkan untuk mengolah nikmat lain di luar tubuh kita yaitu alam.
3. Orang yang bersyukur itu pasti mampu melihat, tahu dan memahami nikmatnya, orang yang tidak mampu melihat nikmat (kemampuannya) seperti kebanyakan orang yang suka mengeluh sehingga yang dilihat hanya keburukan dari apa yang dimilkinya. demikian juga ada orang yang tahu tapi tidak mau memanfaatkan (tidak ada Action atau Amal).
4. Bersyukur itu adalah bekerja dengan memaksimalkan pikiran, tubuh, perasaan sebagai mesin untuk memanfaatkan alam disekitar kita menjadi sesuatu yang punya nilai tambah yang memberi kebaikan. mengapa demikian ? Ada orang yang bekerja saja tanpa nilai kebaikan (tidak memberi kebaikan kepada orang di sekitarnya), maka bisa jadi kebaikan untuk dirinya sendiri pun tidak bertambah. maka bekerja itu mempunyai niat yang baik dan dikerjakan dengan cara yang baik pula. Tentu hasilnya pun baik berupa ditambahkan nikmat, artinya bekerja yang seperti itu bisa menambah kebaikan berupa tambah materi/untung, tambah sehat, tambah amalnya, tambah tenteram, tambah teman, tambah yang lainnya.
5. Apakah bersyukur mengenal batas waktu (selesai) ? Tidak ada, saat kita berhenti bersyukur berarti kita kufur (tidak bersyukur). maka yang kita peroleh adalah bersyukur terpenuhi nikmat lalu saat kufur nikmat itu bisa hilang. Tidak ada manusia yang seperti itu, maunya bertambah terus nikmatnya .. artinya bersyukur itu terus-menerus. Bekerja terus-menerus sudah bersyukur ? Belum tentu, bersyukur itu bekerja dari hari ke hari menunjukkan nilai tambah yang semakin meningkat. Misalkan bulan ini bisa membeli singkong, bulan besok bisa membeli dan mengolah jadi singkong goreng selanjut jadi keripik dan menjadi lagi keripik balado/pedas dan seterus mampu menjual dengan jaringan yang besar dan banyak. itulah yang dinamai improvement yang berkelanjutan seiring waktu yang dikenal dengan kaizen, PDCA, Six Sigma dan telah menjadi teori manajemen modern. dan semua manajemen modern menerapkan prinsip bersyukur. Organisasi yang sukses dan bertahan terus mempunyai misi atau niat yang baik dan dilakukan dengan cara yang  baik pula.
6. Tapi sebaliknya orang yang sudah diberikan nikmat lalu mengingkarinya, tidak mau bekerja dengan kebaikan (asal kerja saja), banyak mengeluh, diam menunggu kebaikan dari orang lain (meminta-minta), iri dan sejenisnya atau dengan kata lain tidak bersyukur seperti point di atas maka yang diperoleh adalah adzab yang merepresntasikan balasan yang buruk berupa penderitaan, kesengsaraan, kesusahan, kesulitan dan sebagainya.
7. HAnya Ada dua pilihan bersyukur atau kufur (tidak bersyukur), dengan kata lain ada yang sukses dan ada yang gagal.  
Nikmat awal = Apa yang ada pada diri kita dan alam sekitar kita
Bersyukur = Nikmat awal + nikmat baru
Tidak bersyukur = 0 bahkan Negatif (masuk neraka) atau meniadakan apa yang ada pada dirinya

Jadi perkara syukur bukan sekedar urusan agama yang mengajari kita berterima kasih, tapi mengajari kita banyal hal yang PASTI bermanfaat bagi kita. Sebenarnya tidak ada pilihan, karena kita tidak mau menderita (menerima adzab) maka kita memilih bersyukur. Bersyukur itu memerlukan proses dan waktu, maka mulailah dengan mencari tahu ilmunya dan mempraktekkannya, lalu mengevaluasi dan memperbaikinya.

Alhamdulillahi  rabbil alamin ... ilmuMU dapat kami peroleh dan semoga menjadi amalan kami dan bermanfaat bagi semua. Amin

Tuesday, February 19, 2013

Syukur 1, Memulai ...

Ada banyak hal yang ingin kita dapatkan dan ada banyak cara untuk mendapatkan, TAPI hanya ada satu semua itu terjadi dengan MEMULAI. Lalu apa ya ?
Keinginanku untuk menulis buku BUKAN hanya sekedar, saat keinginan itu menguat maka apapun sudah kulakukan. Ya menulis ... menguatkan niat setiap hari untuk menulis dan terjadi hanya sekian bulan lalu hilang .... juga sudah mencatat dalam buku impian .... ikut kursus menulis.... kerangka buku pun sudah dibuat .... dan banyak lagi BUT BUKU itu tak pernah ada.
Hari ini saya hanya ingin menjadikan semua itu terjadi, maka mulailah.
Ide buku yang ingin saya tulis adalah pengalaman dan pemahaman dalam hidup dan juga sebetulnya sebagai bentuk protes juga untuk mereka yang berlindung dari apa yang ingin saya tulis.
Materinya adalah SYUKUR atau bersyukur, maka muncullah ingin memberi judul Manajemen Syukur, Berani syukur SIAP KAYA, Kaizennya Islam .. bersyukur, Bersyukur siapa takut ?
keinginan ini merupakan ungkapan perasaan tentang syukur karena ada kekuatan untuk mewujudkan bahwa Islam itu mudah dan Islam itu Luar biasa. Mengapa syukur ? Kok nggak Sabar atau Ikhlas dan sebagainya ? Tidak ada jawaban yang pasti ... yang ada adalah semua yang ingin saya tulis ini merupakan sikap keinginan tahuan dan kok saya udah bersyukur tapi nggak sesuai hasilnya. Dan yang pasti semua yang kutulis hari ini adalah rahmat dari Allah.
Tak ingin meras lebih hebat, saya mulailah untuk mengutip ayat Ibrahim, 14 : 7. Bila kamu bersyukur maka AKU tambahkan nikmatKU dan bila kita tidak bersyukur maka tunggulah adzabKU". Pertanyaan menggelitik adalah semua orang sudah merasa bersyukur dan seharusnya mereka sudah memperoleh nikmat yang banyak ..tapi mengapa kita hanya seperti ini ??? Kurang iya, tapi lebih juga TIDAK. salahkah syukur kita ? Kita jawab kita sudah bersyukur kok dengan BENAR, " Alhamdulillahi rabbil alamin" menjadi ucapan wajib saat kita menerima sesuatu dan bahkan kita hidup dalam kesederhanaan (tidak boros) ATAU memang kita ini merasa pede bahwa kita sedang diuji oleh Allah swt dengan pemberian nikmat yang sedikit.
Tafsir lain dari ayat di atas adalah mau bersyukur berarti banyak nikmat (kaya), bisa kaya hati atau kaya kehidupan dunia ... ada ide judul BERANI SYUKUR SIAP KAYA. Kata berani sebagai bentuk kesengajaan yang didorong kekuatan yang luar biasa untuk menjalaninya dan hasilnya kita SIAP menerima nikmat. SIAP menunjukkan kita mempersiapkan kemampuan dan manajemen yang benar agar mampu menerima dan mengelola dengan ikhlas apapun nikmatnya.
Selain itu sampai hari ini saya sudah mempunyai materi pelatihan bersyukur dengan durasi 1 hari penuh agar pemahaman dari apa yang ingin saya tulis itu menjadi nyata dan mudah dipahami serta dipraktekkan oleh orang yang mengikutinya.
Yuuk berpikir bahwa tidak ada yang sempurna, maka saya menulis lagi untuk besok. Ditunggu ya komentarnya.

Sunday, February 17, 2013

Tidak ada yang sempurna

Seringkali kita mengatakan "tidak ada yang sempurna", tapi fakta berkata lain yaitu kita ingin sempurna. Dari hal yang sederhana sampai yang paling rumit. Soal makan saja, kita ingin yang paling enak, maka sikap yang baik adalah kita berusaha menemukan dan mencari makanan yang enak yang menyenangkan hati kita TANPA harus kecewa bila tidak mendapatkannya. Tapi sepanjang hidup kita ini ada kalanya enak dan banyak yang tidak enaknya. Yang jadi masalah adalah saat makan tidak enak kita menjadi kecewa dan protes sama yang masak atau makanan yang tidak bagus atau menyalahkan diri sendiri yang tak mampu membeli makanan yang enak dan sebagainya. Bukankah makan yang tidak enak itu merupakan perjalanan menuju kesempurnaan, artinya memang tidak ada makanan yang enak ("tidak ada yang sempurna"). kalau begitu mengapa kita mesti kecewa ? Karena kita telah membuat harapan atau angan-angan atau cita-cita yang disetting di kepala kita "saya mau makan enak" lalu pikiran itulah yang membuat kita kecewa karena  kenyataannya yang didapat tidak sesuai. Bisa jadi kekecewaan tersebut kita jadikan dorongan atau motivasi untuk menyempurnakannya untuk makan berikutnya. Baikkah itu ? Baik saja. Pola ini (pola harapan - kecewa - "sempurna" - harapan baru - kecewa lagi - "sempurna" dan seterusnya) membuat kesehatan terganggu secara psikis maupun fisik. Lalu bagaimana yang mesti kita lakukan atau bersikap ?
Oke, mari kita perhatikan sikap awal kita bahwa "tidak ada yang sempurna", maknanya 
1. Memang tidak ada yang sempurna (idealnya). makan yang enak itu yang kita sebut "sempurna" sebenarnya adalah ketidaksempurnaan, contoh saat kita makan enak, sebenarnya kita meniadakan atau tidak memperhatikan faktor lain, tempe yang kita makan di warung makan biasa menjadi enak karena kita tidak memperhatikan bahwa tempe itu sehat atau tidak. Mengapa begitu ? karena dilain waktu saat kita makan tempe dengan melihat cara mengolahnya (di warung itu) yang jorok, maka kitapun bilang,"iihh tempenya jijik dan ngga enak", padahal tempe yang sama pernah kita makan enak. Jadi "kesempurnaan" yang kita bilang itu adalah "ketidaksempurnaan" atau hanya sempurna dengan kondisi tertentu. Dengan kata lain kita mau menerima keadaaan (bersyukur) tertentu dengan "mengabaikan" hal lain .
2. Apa yang kita usahakan terus-menerus merupakan upaya kesempurnaan tiada akhir (sampai mati). Lalu mengapa kita mesti kecewa ? Maka sebenarnya hari demi hari yang kita lakukan adalah upaya perbaikan atau koreksi atas apa yang sudah kita lakukan, kondisi ini dikenal proses belajar. Proses belajar itu memberi suasana dan sikap menyenangkan. Inilah sikap yang mesti kita kembangkan terhadap apa yang sudah kita lakukan dan akan kita lakukan.
3. Kesempurnaan yang kita maksud adalah sempurna hanya faktor tertentu saja dengan mengabaikan faktor lain (alias "tidak ada yang sempurna"), artinya kita menetapkan suatu harapan pada faktor tertentu yang dibatasi waktu tertentu juga. yang menjadi pertanyaan adalah salahkah harapan itu ? atau salahkah waktu yang kita tetapkan itu ? Alangkah indahnya bila kita menetapkan target itu di ujung kematian kita dan menetapkan harapan yangsangat tinggi. maka kita terus berupaya mencapai itu semua sampai mati dan mengurangi kekecewaan yang seringkali membuat kita "bermasalah". Harapan yang tinggi dan waktu yang tidak pernah kita ketahui kapan terjadinya merupakan sebuah ketidakpastian yang mampu mendorong kita berusaha (motivator).
4. langkah lanjutan dari point 4 adalah kita mulai mengambangkan sikap menerima keadaan, menetapkan target-tagret hidup yang merupakan bagian dari tujuan hidup tertinggi yang kita inginkan dalam hidup ini, menerima kondisi waktu yang kita tetapkan agar mampu mendorong dan membuat kita fokus kepada apa yang kita kerjakan. Contoh nyata seperti keinginan bersilaturahmi dapat kita terjemahkan dan diwujudkan yang merupakan bagian dari silaturahmi yang sebenarnya dengan bertemu muka DENGAN menerima keadaan kita yang jauh dan hanya mempunyai handphone, maka untuk tetap bisa berkomunikasi (bagian dari silaturahmi) setiap hari atau setiap waktu yang kita inginkan (merupakan bagian dari waktu yang kita tetapkan untuk bersilaturahmi di hari Lebaran).
Terima kasih ya Allah yang telah memberiku pemahaman ini agar menjadi semakin baik dalam bertindak (beramal). semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita membacanya.

Saturday, January 5, 2013

Jika kesusahan, maka shalatlah

Al Qur'an memberi petunjuk atas persoalan kita atau petunjuk bagi kehidupan yang lebih baik. Kalau kita mengalami kesusahan, apa sih yang kita perbuat ?
Bisa jadi kita memikirkan persoalan itu dan mencari solusinya.
Bisa jadi kita meminta bantuan orang lain untuk membantu menyelesaikan persoalan kita
Bisa jadi kita merenungkan mengapa persoalan itu terjadi dengan mencari kesalahannya.
Bisa jadi kita menyalahkan orang lain atas apa yang kita alami.
Bisa jadi kita cuek dan larut rutinitas sehari-hari
Allah menuntun kita dalam surah Thahaa ayat 130 : 

130. Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang, (QS Thahaa, 20 : 130)

Langkah awal adalah bersabar dengan menenangkan diri kita atas persoalan yang kita hadapi (persoalan bisa terjadi karena perbuatan atau tindakan orang lain kepada kita, dimana kita tidak terima).
    
131. dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal (QS Thahaa, 20 : 131)
Persoalan atau kesusahan kita bisa juga disebabkan kita memfokuskan pandangan melihat kehidupan dunia yang menarik hati dari orang yang Allah lebihkan, sehingga kita memaksakan kehendak untuk memilikinya juga.


Dan selanjutnya kita bertasbih dengan memuji Allah lewat shalat.
   
132. dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa (QS Thahaa, 20 : 132)

Ibnu Hatim meriwayatkan dari Tsabit, dia mengatakan bahwa Rasulullahsaw, “apabila ditimpa suatu kesusahan, beliau memanggil keluarganya, seraya bersabda “Marilah shalat, marilah shalat” Tsabit berkata, “ Para nabi itu apabila ditimpa suatu kesulitan, mereka segera melaksanakan shalat”

Dan dalam bertasbih dan shalat mesti dilakukan dengan kesungguhan ;
Imam At Thirmidzi dan Ibnu Majah meriwayatkan sebuah hadist dari Abu Hurairah dari Nabi Saw bersabda,”Sesungguhnya Allah swt, curahkanlah segenap kemampuanmu untuk beribadah kepadaKU, niscaya Aku penuhi dadamu dengan rasa cukup dan aku tutupi kefakiranmu. Tetapi jika kamu tidak mengerjakannya Aku akan penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan aku tidak menutupi kefakiranmu.
Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, ia berkata “aku mendengar Nabi saw bersabda,”Barangsiapa yang menjadikan tujuannya hanya satu yaitu akhirat saja, niscaya Allah akan mencukupkan baginya kehidupan dunianya. Tetapi siapa yang tujuannya bercabang-cabang dalam urusan dunia saja, niscaya Allah tidak akan peduli kepadanya dilembah manapun dibumi ini dia binasa.

Dengan penjelasan di atas, mari kita meneladani nabi dan Rasul kita yaitu bila ada kesusahan maka mereka sabar dan shalat (bertasbih siang malam).



Thursday, January 3, 2013

Silaturahmi ...kok repot ??

Seringkali kita menterjemahkan silaturahmi itu lebih dekat dengan keluarga dan teman atau saudara jauh. Bahkan kita sering merencanakan untuk bersilaturahmi pada hari libur. Banyak hal yang menghambat kita mau bersilaturahmi, seperti kesibukan kantor dan kecapean. Kok jadi repotnya silaturahmi itu ? 
Terpikir oleh saya yang sedang mengikuti rapat atau meeting di kantor, dalam rapat itu kita bertemu dan berbagi dan tertawa serta menemukan solusi bersama. Kalau kita renungkan itulah silaturahmi yang sebenarnya. Mari kita selami beberapa hal berikut ini :
1. Silaturahmi itu merupakan pertemuan dengan niat baik, dan tidak ada kan dibatasi dengan siapa kita bertemu. Bisa dengan anak buah, teman atau bos atau bahkan konsumen, bisa berdua bisa bertiga dan seterusnya.
2. Silaturahmi itu aktivitas berkomunikasi yang positif kan, dan tidak ada batasan pembicaraan dalam silaturahmi.
3. Silaturahmu itu melakukan berbagi tawa, canda dan ilmu dan solusi dengan berempati. Bukankah dalam silaturahmi itu terjadi interaksi positif yang membuat semua merasa senang dengan pertemuan dan hasilnya.
4. Silaturahmi itu bisa terjadi kapan saja bUKAN. Saat briefing, memanggil bawah atau dipanggil atasan, bertanya kepada seseorang dan sebagainya. Itu kan terjadi setiap hari dalam pekerjaan kita.
5. Kalau sudah seperti di atas, bukankah kita sudah tidak membedakan ada urusan kantor dan ada urusan agama (akhirat). Artinya kita bekerja dilandasi niat ibadah, OK kan ?
Jadi mengapa mesti repot "ada silaturahmi ada meeting", ya meeting ya silaturahmi dan ya silaturahmi ya meeting.
Alhamdulillah saya diberi inspirasi dari apa yang saya lakukan dengan bimbingan Allah swt. Sepertinya mudahnya Islam itu untuk dijalankan. Silaturahmi itu bisa membuka pintu rezeki, berarti dalam bekerja hampir setiap hari kita mendapati pintu rezeki itu dan Insya Allah dengan usaha dan diizinkan Allah, rezeki itu mudah diraih.