Kesempurnaan ilmu dengan BERAMAL SHALEH (ACTION) tanpa henti yang menjadikan dunia lebih baik.

Hubungi 081310737352 untuk pelatihan spiritual gratis inhouse atau organisasi/arisan/keluarga,

Friday, April 6, 2012

Merubah kebiasaan

Kebiasaan tanpa disadari telah menjadi raja dalam kita bertindak tanpa perlu kita pikirkan semua itu terjadi. Kebiasaan jalan-jalan setiap ada libur, maka setiap menjelang libur maka otak kita tanpa diperintah otak kita sudah merencanakan acara jalan-jalan. Belum ada acara jalan-jalan pun, otak berpikir lebih keras dengan mengajak/menggoda  teman untuk ikut atau nimbrung.
Bisakah kita merubahnya ? Begitu sulit untuk merubahnya. Merubahnya berarti kita harus mengganti kebiasaan itu dengan kebiasaan baru. Apa ya ? Menghabiskan waktu di rumah. Kebiasaan baru ini harus jelas, apa aktivitas kita di rumah. Bila kebiasaan ini yang kita bangun tidak dibarengi semangat dan niat yang kuat, maka menjadi sangat berat dan bisa kalah. Apalagi kebiasaan yang kita bangun itu "berlawanan" dengan kebiasaan lama, contoh kebiasaan jalan-jalan mau diganti dengan kebiasaan belajar dengan membaca buku. Menjadi sangat kontrdiktif antara keduanya, dan yang menang adalah yang mengarah kepada emosional yang menyenangkan yaitu jalan-jalan. Ada langkah baik menggabungkan keduanya, yaitu jalan-jalan ke toko buku atau pameran buku. Maka kebiasaan baru ini menjadi lebih ringan, karena tidak ada yang kontra.
Jadi mulailah merubah kebiasaan yang merugikan kita dengan menciptakan kebiasaan baru yang mudah kita lakukan. Mau coba ? Pastikan kebiasaan baru menciptakan kinerja baru yang membuat kita menjadi manusia sukses seperti yang kita impikan.

Ir. Munir Hasan Basri
Spiritual Motivator Trainer

Sunday, April 1, 2012

Kesadaran bukan sekedar paham

Contoh nyata dalam kehidupan, kita sering bilang "saya sadar kemarin saya salah" ... penyesalan yang sempurna bukan sekedar kkita TAHU salah dan PAHAM kesalahan kita, tapi harus dibarengi dorongan untuk ACTION.  Mengucapkan "saya sadar" sebenarnya belum sadar, tapi hanya memang sekedar TAHU dan PAHAM. Kondisi ini sering terjadi pada kita yang umumnya tidak banyak merubah kita untuk berubah.
Why ? TAHU dan PAHAM baru berada di alam sadar atau batas pengetahuan, bisa berubah tapi hanya sesaat saja dan setelah itu .... tidak menguat untuk berubah secara membumi (menjadi kebiasaan). SADAR mempunyai dorongan yang kuat secara emosional yang mampu mendorong kita untuk melakukan ACTION. Dorongan itulah yang bisa mempertahankan ACTION kita lalu menjadikannya sebuah KEBIASAAN BARU. Dan KESADARAN tidak ada begitu saja, tapi itu merupakan petunjuk atau hidayah dari Allah Swt. KESADARAN itu merupakan peringatan .... Bukankah kita pernah punya kekuatan atau kemampuan untuk melakukan perubahan tapi kita sia-siakan, "coba kemarin saya kerjakan, pasti beruntung saya". Di lain waktu kita ingin melakukan perubahan itu tidak ada dorongan sama sekali atau lemah, saat itulah keberadaan Allah menipis di hati kita. So kalau ingin berubah menjadi lebih baik maka hadirkan KESADARAN TENTANG TUHAN, Allah Swt dan ditambah dorongan emosional yang kuat menjadikan kita semakin cepat menjadi lebih baiknya.
Kuasai pengetahuan lewat TAHU dan PAHAMnya kita tentang sesuatu, lalu bekerjalah dengan baik yang diiringi oleh doa ..... Insya Allah, Allah menuntun dan membimbing kita menuju jalan yang lebih baik lewat KESADARANnya.
 

Wednesday, December 21, 2011

Berani Bersyukur Siap Kaya

Benar nggak sih judul di atas ? Seseorang bilang,"saya sudah bersyukur, tapi kok belum kaya ??". Mengambil firman Allah surah Ibrahim : 7, "kalau kita bersyukur akan ditambah nikmatnya oleh Allah dan sebaliknya bila tidak bersyukur tunggu adzabnya" Jadi kalau kita bersyukur yang sesuai dengan firman tersebut maka setiap bersyukur bertambah nikmat, bersyukur lagi bertambah nikmatnya lagi dan seterusnya. Maka memaknai sykur bukan sekedar pasrah menerima kenyataan, tapi selalu berbuat semakin hari semakin baik (berkualitas) dan berlangsung secara terus-menerus. Nah bisa jadi orang sudah bersyukur tapi berikutnya tidak dilakukannya lagi, maka sebenarnya apa yang dirasakan kebaikan saat ini merupakan balasan atas ditambahnya nikmat dari bersyukur sebelumnya, selanjutnya kita sudah ditunggu oleh adzab atau penderitaan atau kesulitan. Kalau ada yang bilang sabar tidak ada batasnya, demikian juga syukur tidak ada batasnya juga.
Bersyukur dalam kontek manajemen Jepang dikenal Kaizen yaitu berubah menuju lebih baik secara terus-menerus. Bisa jadi orang Jepang yang menerapkan secara benar Kaizen, maka mereka menjadi pemimpin dunia dalam bisnisnya, selalu menjadi yang terbaik dan terbaik. Bagaimana dengan kita dalam hidup ini ? Sudahkah kita menerapkan hari lebih baik dari hari kemarin dan hasri esok lebih baik dari hari ini ??? Inilah yang diajarkan Nabi Muhammad Saw. Dari penjelasan di atas, maka Berani bersyukur Siap Kaya.

Sunday, November 27, 2011

Kapan izin kita dibolehkan ?

Dalam bekerja, kita punya proposal yang diajukan ke atasan. Lalu kita memberikan penjelasan proposal agar diberi izin untuk dijalankan. Izin .... apakah sekedar meminta izin saja ? Ada beberapa hal yang berhubungan dengan izin :
1. Kita diizikan untuk dijalankan bila proposal itu bernilai baik bagi yang mengizinkan atau bernilai baik untuk kepentingan tertentu.
2. Kita harus mampu menyakinkan orang yang mengizinkan bahwa proposal kita itu baik dan bermanfaat.
3. Kita sebagai orang yang melaksanakan pastilah orang yang bernilai baik.
4. dan tak lupa kalau sudah diizinkan kita masih dilihat apakah izin kita sesuai dengan proposal. Bila pelaksanaan tidak menghasilkan sesuai proposal, maka izin bisa dihentikan.
Dengan demikian izin itu tidak semudah untuk memulainya saja, tapi izin itu sampai pada hasilnya.

Hidup = Masalah

Seringkali kita tidak suka dengan masalah dan bisa jadi kita berdoa agar kita dijauhkan dari masalah .... apa yang dihadapi menjadi berat sebetulnya karena kita hanya berpikir saja dan tidak ada action. Kita sudah menyimpulkan banyak hal dengan apa yang kita hadapi, lalu membuat kita khawatir dan takut ... akhirnya NO Action.
Coba kita lihat orang lain, apakah mereka pernah menghadapi masalah (ringan dan berat) ? Iya. Kalau sudah begitu mengapa kita menjadi satu-satunya orang yang takut masalah. Orang matilah yang tidak punya masalah. Kata orang "kalau sudah cukup ilmu, kita baru mampu mengatasi masalah" terus artinya kita harus belajar dulu lalu baru bisa action. Bagaimana dengan orang sukses yang tidak sekolah dan ilmunya rendah ? Kok mereka bisa. Mereka mempunyai sikap menghadapi masalah dengan Action lalu berpikir atas kegagalan yang membuat mereka belajar. Jadi Action meminimal ketakutan dan membuat kita mau belajar karena kita tidak mau gagal. Bila kita telah mampu mengatasi masalah, maka kita sukses. Dengan demikian Sukses harus melewati masalah .... kalau tidak menemui masalah maka kita gagal. Makna hidup adalah menemui masalah dan menyelesaikannya, semakin banyak masalah yang kita hadapi semakin menarik hidup ini.
Saat kita belajar naik sepeda, dan pertama jatuh dan jatuh. Inilah action yang dimaksud di atas dan setelah itu kita berpikir dan action lagi agar tidak jatuh. Setelah beberapa kali kejadian kita mampu naik sepeda dengan sempurna. Bagaimana kalau kita naik sepeda dengan membaca buku cara naik sepeda ? ... Catatan tambahan : Kita bisa lebih mudah menyelesaikan masalah dengan belajar dari orang yang sudah pernah mengalaminya. Tapi tetap ada action (keinginan) untuk belajarnya.

Tuesday, November 15, 2011

Mencintai berarti memberikan kasih sayang

Mencintai sesorang berarti kita memberikan kasih sayang atau cinta itu kepada orang lain. Samakah kalau kata mencintai itu kita ganti konteksnya dengan yang lain ...?
Mencintai harta bukankah seharusnya kita memberikan harta itu kepada orang lain, dan sama halnya juga dengan ilmu, tenaga/bantuan dan lainnya.
Semaikin lama kita mencintai sesuatu semakin berat untuk ditinggalkan, maka dari itu berani mencintai sesuatu LALU memberi.

Tidak memberi berarti tidak bernilai ???

Seringkali hidup ini melenakan kita untuk selalu mengumpulkan sesuatu, bisa uang, bisa mobil, bisa ilmu dan lainnya. Terus buat apa sih kita mengumpulkan semua itu ??? ya untuk mengumpulkan supaya banyak. Dan kalau sudah banyak, kita mau ngapain lagi ??? iyaaa dengan berat kita berkata diberikan kepada orang yang kita kenal baik yang membutuhkan.
Sudahkah kita memberi ??? Kita mau memberi kalau sudah cukup. Tadinya kita berharap dengan mengumpulkan yang banyak itu kita dinilai orang sebagai orang yang punya nilai. Tapi fakta menjawab tidak demikian ..... orang menilai kita karena orang itu mendapat manfaatkebaikan dari kita, artinya kalau kita memberi maka kita bernilai. Sudahkah kita memberi ? Maka kita bilang sudah, tapi seberapa banyak yang sudah diberikan ??? Jawabannya adalah sederhana ...
Apa itu ? Ya, seberapa sering kita banyak bertemu orang, seberapa banyak orang menghargai kita, seberapa sering orang tersenyum dengan kita, seberrapa sering kita dibantu orang lain, berapa banyak teman sejati, seberapa sering kita dikenal dan disebut dengan sebutan "orang baik", dan sejenisnya.
Pernahkah kita merenungkan semua itu ???? Cobalah melihat seberapa bernilaikah diri kita dengan melihat sikap dan perlakuan orang lain kepada kita.