Kesempurnaan ilmu dengan BERAMAL SHALEH (ACTION) tanpa henti yang menjadikan dunia lebih baik.

Hubungi 081310737352 untuk pelatihan spiritual gratis inhouse atau organisasi/arisan/keluarga,

Thursday, February 21, 2013

Syukur 2, apa itu syukur ?

Kami memberanikan untuk menafsirkan kata syukur dari ayat Ibrahim : 7, "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
1. Ada dua tipe orang yaitu yang bersyukur dan ada pula yang tidak bersyukur
2. Jika kamu bersyukur ... bersyukur tehadap apa ? terhadap nikmat yang telah diberikan. Artinya kita ini sudah diberikan nikmat atau modal baik berupa tubuh ini yang berisi mesin yang bisa digerakkan untuk mengolah nikmat lain di luar tubuh kita yaitu alam.
3. Orang yang bersyukur itu pasti mampu melihat, tahu dan memahami nikmatnya, orang yang tidak mampu melihat nikmat (kemampuannya) seperti kebanyakan orang yang suka mengeluh sehingga yang dilihat hanya keburukan dari apa yang dimilkinya. demikian juga ada orang yang tahu tapi tidak mau memanfaatkan (tidak ada Action atau Amal).
4. Bersyukur itu adalah bekerja dengan memaksimalkan pikiran, tubuh, perasaan sebagai mesin untuk memanfaatkan alam disekitar kita menjadi sesuatu yang punya nilai tambah yang memberi kebaikan. mengapa demikian ? Ada orang yang bekerja saja tanpa nilai kebaikan (tidak memberi kebaikan kepada orang di sekitarnya), maka bisa jadi kebaikan untuk dirinya sendiri pun tidak bertambah. maka bekerja itu mempunyai niat yang baik dan dikerjakan dengan cara yang baik pula. Tentu hasilnya pun baik berupa ditambahkan nikmat, artinya bekerja yang seperti itu bisa menambah kebaikan berupa tambah materi/untung, tambah sehat, tambah amalnya, tambah tenteram, tambah teman, tambah yang lainnya.
5. Apakah bersyukur mengenal batas waktu (selesai) ? Tidak ada, saat kita berhenti bersyukur berarti kita kufur (tidak bersyukur). maka yang kita peroleh adalah bersyukur terpenuhi nikmat lalu saat kufur nikmat itu bisa hilang. Tidak ada manusia yang seperti itu, maunya bertambah terus nikmatnya .. artinya bersyukur itu terus-menerus. Bekerja terus-menerus sudah bersyukur ? Belum tentu, bersyukur itu bekerja dari hari ke hari menunjukkan nilai tambah yang semakin meningkat. Misalkan bulan ini bisa membeli singkong, bulan besok bisa membeli dan mengolah jadi singkong goreng selanjut jadi keripik dan menjadi lagi keripik balado/pedas dan seterus mampu menjual dengan jaringan yang besar dan banyak. itulah yang dinamai improvement yang berkelanjutan seiring waktu yang dikenal dengan kaizen, PDCA, Six Sigma dan telah menjadi teori manajemen modern. dan semua manajemen modern menerapkan prinsip bersyukur. Organisasi yang sukses dan bertahan terus mempunyai misi atau niat yang baik dan dilakukan dengan cara yang  baik pula.
6. Tapi sebaliknya orang yang sudah diberikan nikmat lalu mengingkarinya, tidak mau bekerja dengan kebaikan (asal kerja saja), banyak mengeluh, diam menunggu kebaikan dari orang lain (meminta-minta), iri dan sejenisnya atau dengan kata lain tidak bersyukur seperti point di atas maka yang diperoleh adalah adzab yang merepresntasikan balasan yang buruk berupa penderitaan, kesengsaraan, kesusahan, kesulitan dan sebagainya.
7. HAnya Ada dua pilihan bersyukur atau kufur (tidak bersyukur), dengan kata lain ada yang sukses dan ada yang gagal.  
Nikmat awal = Apa yang ada pada diri kita dan alam sekitar kita
Bersyukur = Nikmat awal + nikmat baru
Tidak bersyukur = 0 bahkan Negatif (masuk neraka) atau meniadakan apa yang ada pada dirinya

Jadi perkara syukur bukan sekedar urusan agama yang mengajari kita berterima kasih, tapi mengajari kita banyal hal yang PASTI bermanfaat bagi kita. Sebenarnya tidak ada pilihan, karena kita tidak mau menderita (menerima adzab) maka kita memilih bersyukur. Bersyukur itu memerlukan proses dan waktu, maka mulailah dengan mencari tahu ilmunya dan mempraktekkannya, lalu mengevaluasi dan memperbaikinya.

Alhamdulillahi  rabbil alamin ... ilmuMU dapat kami peroleh dan semoga menjadi amalan kami dan bermanfaat bagi semua. Amin

Tuesday, February 19, 2013

Syukur 1, Memulai ...

Ada banyak hal yang ingin kita dapatkan dan ada banyak cara untuk mendapatkan, TAPI hanya ada satu semua itu terjadi dengan MEMULAI. Lalu apa ya ?
Keinginanku untuk menulis buku BUKAN hanya sekedar, saat keinginan itu menguat maka apapun sudah kulakukan. Ya menulis ... menguatkan niat setiap hari untuk menulis dan terjadi hanya sekian bulan lalu hilang .... juga sudah mencatat dalam buku impian .... ikut kursus menulis.... kerangka buku pun sudah dibuat .... dan banyak lagi BUT BUKU itu tak pernah ada.
Hari ini saya hanya ingin menjadikan semua itu terjadi, maka mulailah.
Ide buku yang ingin saya tulis adalah pengalaman dan pemahaman dalam hidup dan juga sebetulnya sebagai bentuk protes juga untuk mereka yang berlindung dari apa yang ingin saya tulis.
Materinya adalah SYUKUR atau bersyukur, maka muncullah ingin memberi judul Manajemen Syukur, Berani syukur SIAP KAYA, Kaizennya Islam .. bersyukur, Bersyukur siapa takut ?
keinginan ini merupakan ungkapan perasaan tentang syukur karena ada kekuatan untuk mewujudkan bahwa Islam itu mudah dan Islam itu Luar biasa. Mengapa syukur ? Kok nggak Sabar atau Ikhlas dan sebagainya ? Tidak ada jawaban yang pasti ... yang ada adalah semua yang ingin saya tulis ini merupakan sikap keinginan tahuan dan kok saya udah bersyukur tapi nggak sesuai hasilnya. Dan yang pasti semua yang kutulis hari ini adalah rahmat dari Allah.
Tak ingin meras lebih hebat, saya mulailah untuk mengutip ayat Ibrahim, 14 : 7. Bila kamu bersyukur maka AKU tambahkan nikmatKU dan bila kita tidak bersyukur maka tunggulah adzabKU". Pertanyaan menggelitik adalah semua orang sudah merasa bersyukur dan seharusnya mereka sudah memperoleh nikmat yang banyak ..tapi mengapa kita hanya seperti ini ??? Kurang iya, tapi lebih juga TIDAK. salahkah syukur kita ? Kita jawab kita sudah bersyukur kok dengan BENAR, " Alhamdulillahi rabbil alamin" menjadi ucapan wajib saat kita menerima sesuatu dan bahkan kita hidup dalam kesederhanaan (tidak boros) ATAU memang kita ini merasa pede bahwa kita sedang diuji oleh Allah swt dengan pemberian nikmat yang sedikit.
Tafsir lain dari ayat di atas adalah mau bersyukur berarti banyak nikmat (kaya), bisa kaya hati atau kaya kehidupan dunia ... ada ide judul BERANI SYUKUR SIAP KAYA. Kata berani sebagai bentuk kesengajaan yang didorong kekuatan yang luar biasa untuk menjalaninya dan hasilnya kita SIAP menerima nikmat. SIAP menunjukkan kita mempersiapkan kemampuan dan manajemen yang benar agar mampu menerima dan mengelola dengan ikhlas apapun nikmatnya.
Selain itu sampai hari ini saya sudah mempunyai materi pelatihan bersyukur dengan durasi 1 hari penuh agar pemahaman dari apa yang ingin saya tulis itu menjadi nyata dan mudah dipahami serta dipraktekkan oleh orang yang mengikutinya.
Yuuk berpikir bahwa tidak ada yang sempurna, maka saya menulis lagi untuk besok. Ditunggu ya komentarnya.

Sunday, February 17, 2013

Tidak ada yang sempurna

Seringkali kita mengatakan "tidak ada yang sempurna", tapi fakta berkata lain yaitu kita ingin sempurna. Dari hal yang sederhana sampai yang paling rumit. Soal makan saja, kita ingin yang paling enak, maka sikap yang baik adalah kita berusaha menemukan dan mencari makanan yang enak yang menyenangkan hati kita TANPA harus kecewa bila tidak mendapatkannya. Tapi sepanjang hidup kita ini ada kalanya enak dan banyak yang tidak enaknya. Yang jadi masalah adalah saat makan tidak enak kita menjadi kecewa dan protes sama yang masak atau makanan yang tidak bagus atau menyalahkan diri sendiri yang tak mampu membeli makanan yang enak dan sebagainya. Bukankah makan yang tidak enak itu merupakan perjalanan menuju kesempurnaan, artinya memang tidak ada makanan yang enak ("tidak ada yang sempurna"). kalau begitu mengapa kita mesti kecewa ? Karena kita telah membuat harapan atau angan-angan atau cita-cita yang disetting di kepala kita "saya mau makan enak" lalu pikiran itulah yang membuat kita kecewa karena  kenyataannya yang didapat tidak sesuai. Bisa jadi kekecewaan tersebut kita jadikan dorongan atau motivasi untuk menyempurnakannya untuk makan berikutnya. Baikkah itu ? Baik saja. Pola ini (pola harapan - kecewa - "sempurna" - harapan baru - kecewa lagi - "sempurna" dan seterusnya) membuat kesehatan terganggu secara psikis maupun fisik. Lalu bagaimana yang mesti kita lakukan atau bersikap ?
Oke, mari kita perhatikan sikap awal kita bahwa "tidak ada yang sempurna", maknanya 
1. Memang tidak ada yang sempurna (idealnya). makan yang enak itu yang kita sebut "sempurna" sebenarnya adalah ketidaksempurnaan, contoh saat kita makan enak, sebenarnya kita meniadakan atau tidak memperhatikan faktor lain, tempe yang kita makan di warung makan biasa menjadi enak karena kita tidak memperhatikan bahwa tempe itu sehat atau tidak. Mengapa begitu ? karena dilain waktu saat kita makan tempe dengan melihat cara mengolahnya (di warung itu) yang jorok, maka kitapun bilang,"iihh tempenya jijik dan ngga enak", padahal tempe yang sama pernah kita makan enak. Jadi "kesempurnaan" yang kita bilang itu adalah "ketidaksempurnaan" atau hanya sempurna dengan kondisi tertentu. Dengan kata lain kita mau menerima keadaaan (bersyukur) tertentu dengan "mengabaikan" hal lain .
2. Apa yang kita usahakan terus-menerus merupakan upaya kesempurnaan tiada akhir (sampai mati). Lalu mengapa kita mesti kecewa ? Maka sebenarnya hari demi hari yang kita lakukan adalah upaya perbaikan atau koreksi atas apa yang sudah kita lakukan, kondisi ini dikenal proses belajar. Proses belajar itu memberi suasana dan sikap menyenangkan. Inilah sikap yang mesti kita kembangkan terhadap apa yang sudah kita lakukan dan akan kita lakukan.
3. Kesempurnaan yang kita maksud adalah sempurna hanya faktor tertentu saja dengan mengabaikan faktor lain (alias "tidak ada yang sempurna"), artinya kita menetapkan suatu harapan pada faktor tertentu yang dibatasi waktu tertentu juga. yang menjadi pertanyaan adalah salahkah harapan itu ? atau salahkah waktu yang kita tetapkan itu ? Alangkah indahnya bila kita menetapkan target itu di ujung kematian kita dan menetapkan harapan yangsangat tinggi. maka kita terus berupaya mencapai itu semua sampai mati dan mengurangi kekecewaan yang seringkali membuat kita "bermasalah". Harapan yang tinggi dan waktu yang tidak pernah kita ketahui kapan terjadinya merupakan sebuah ketidakpastian yang mampu mendorong kita berusaha (motivator).
4. langkah lanjutan dari point 4 adalah kita mulai mengambangkan sikap menerima keadaan, menetapkan target-tagret hidup yang merupakan bagian dari tujuan hidup tertinggi yang kita inginkan dalam hidup ini, menerima kondisi waktu yang kita tetapkan agar mampu mendorong dan membuat kita fokus kepada apa yang kita kerjakan. Contoh nyata seperti keinginan bersilaturahmi dapat kita terjemahkan dan diwujudkan yang merupakan bagian dari silaturahmi yang sebenarnya dengan bertemu muka DENGAN menerima keadaan kita yang jauh dan hanya mempunyai handphone, maka untuk tetap bisa berkomunikasi (bagian dari silaturahmi) setiap hari atau setiap waktu yang kita inginkan (merupakan bagian dari waktu yang kita tetapkan untuk bersilaturahmi di hari Lebaran).
Terima kasih ya Allah yang telah memberiku pemahaman ini agar menjadi semakin baik dalam bertindak (beramal). semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita membacanya.

Saturday, January 5, 2013

Jika kesusahan, maka shalatlah

Al Qur'an memberi petunjuk atas persoalan kita atau petunjuk bagi kehidupan yang lebih baik. Kalau kita mengalami kesusahan, apa sih yang kita perbuat ?
Bisa jadi kita memikirkan persoalan itu dan mencari solusinya.
Bisa jadi kita meminta bantuan orang lain untuk membantu menyelesaikan persoalan kita
Bisa jadi kita merenungkan mengapa persoalan itu terjadi dengan mencari kesalahannya.
Bisa jadi kita menyalahkan orang lain atas apa yang kita alami.
Bisa jadi kita cuek dan larut rutinitas sehari-hari
Allah menuntun kita dalam surah Thahaa ayat 130 : 

130. Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang, (QS Thahaa, 20 : 130)

Langkah awal adalah bersabar dengan menenangkan diri kita atas persoalan yang kita hadapi (persoalan bisa terjadi karena perbuatan atau tindakan orang lain kepada kita, dimana kita tidak terima).
    
131. dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal (QS Thahaa, 20 : 131)
Persoalan atau kesusahan kita bisa juga disebabkan kita memfokuskan pandangan melihat kehidupan dunia yang menarik hati dari orang yang Allah lebihkan, sehingga kita memaksakan kehendak untuk memilikinya juga.


Dan selanjutnya kita bertasbih dengan memuji Allah lewat shalat.
   
132. dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa (QS Thahaa, 20 : 132)

Ibnu Hatim meriwayatkan dari Tsabit, dia mengatakan bahwa Rasulullahsaw, “apabila ditimpa suatu kesusahan, beliau memanggil keluarganya, seraya bersabda “Marilah shalat, marilah shalat” Tsabit berkata, “ Para nabi itu apabila ditimpa suatu kesulitan, mereka segera melaksanakan shalat”

Dan dalam bertasbih dan shalat mesti dilakukan dengan kesungguhan ;
Imam At Thirmidzi dan Ibnu Majah meriwayatkan sebuah hadist dari Abu Hurairah dari Nabi Saw bersabda,”Sesungguhnya Allah swt, curahkanlah segenap kemampuanmu untuk beribadah kepadaKU, niscaya Aku penuhi dadamu dengan rasa cukup dan aku tutupi kefakiranmu. Tetapi jika kamu tidak mengerjakannya Aku akan penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan aku tidak menutupi kefakiranmu.
Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, ia berkata “aku mendengar Nabi saw bersabda,”Barangsiapa yang menjadikan tujuannya hanya satu yaitu akhirat saja, niscaya Allah akan mencukupkan baginya kehidupan dunianya. Tetapi siapa yang tujuannya bercabang-cabang dalam urusan dunia saja, niscaya Allah tidak akan peduli kepadanya dilembah manapun dibumi ini dia binasa.

Dengan penjelasan di atas, mari kita meneladani nabi dan Rasul kita yaitu bila ada kesusahan maka mereka sabar dan shalat (bertasbih siang malam).



Thursday, January 3, 2013

Silaturahmi ...kok repot ??

Seringkali kita menterjemahkan silaturahmi itu lebih dekat dengan keluarga dan teman atau saudara jauh. Bahkan kita sering merencanakan untuk bersilaturahmi pada hari libur. Banyak hal yang menghambat kita mau bersilaturahmi, seperti kesibukan kantor dan kecapean. Kok jadi repotnya silaturahmi itu ? 
Terpikir oleh saya yang sedang mengikuti rapat atau meeting di kantor, dalam rapat itu kita bertemu dan berbagi dan tertawa serta menemukan solusi bersama. Kalau kita renungkan itulah silaturahmi yang sebenarnya. Mari kita selami beberapa hal berikut ini :
1. Silaturahmi itu merupakan pertemuan dengan niat baik, dan tidak ada kan dibatasi dengan siapa kita bertemu. Bisa dengan anak buah, teman atau bos atau bahkan konsumen, bisa berdua bisa bertiga dan seterusnya.
2. Silaturahmi itu aktivitas berkomunikasi yang positif kan, dan tidak ada batasan pembicaraan dalam silaturahmi.
3. Silaturahmu itu melakukan berbagi tawa, canda dan ilmu dan solusi dengan berempati. Bukankah dalam silaturahmi itu terjadi interaksi positif yang membuat semua merasa senang dengan pertemuan dan hasilnya.
4. Silaturahmi itu bisa terjadi kapan saja bUKAN. Saat briefing, memanggil bawah atau dipanggil atasan, bertanya kepada seseorang dan sebagainya. Itu kan terjadi setiap hari dalam pekerjaan kita.
5. Kalau sudah seperti di atas, bukankah kita sudah tidak membedakan ada urusan kantor dan ada urusan agama (akhirat). Artinya kita bekerja dilandasi niat ibadah, OK kan ?
Jadi mengapa mesti repot "ada silaturahmi ada meeting", ya meeting ya silaturahmi dan ya silaturahmi ya meeting.
Alhamdulillah saya diberi inspirasi dari apa yang saya lakukan dengan bimbingan Allah swt. Sepertinya mudahnya Islam itu untuk dijalankan. Silaturahmi itu bisa membuka pintu rezeki, berarti dalam bekerja hampir setiap hari kita mendapati pintu rezeki itu dan Insya Allah dengan usaha dan diizinkan Allah, rezeki itu mudah diraih.



Tuesday, November 27, 2012

Kalau berkehendak, maka kita hanya taat

Kultum Subuh hari ini, 17. Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu (QS Al An'aam, 6 : 17) .... Kalau memang kita hari ini belum dikabulkan doa terhadap apa yang kita inginkan atau kehidupan kita juga belum membaik, artinya semua itu memang sudah kehendak Allah dan tidak ada yang dapat menghalanginya. Maka dengan keimanan yang kita miliki mesti kita sadari bahwa semua datang dari Allah dan kembali kepadaNYA. Dan bila kita merubahnya keadaan tersebut, datanglah kepada Allah swt dan menjalankan syariatnya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran .. Insya Allah janjiNYA benar dan datang kepada kita. Allah maha berkehendak, maka kita hanya mengimani lalu taat menjalankan syariatnya.
Ya Allah, ingatkan kami bila salah dan mampukan kami untuk merubahnya. Izinkan dan mampukan kami memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat.

Monday, November 26, 2012

Jalan itu terbuka kalau kita melangkah ...

Mengeluh dan saat kita merasa mendapat kesulitan membuat pikiran kita semakin semrawut. Sepertinya membuat kita tidak berpikir jernih lagi, yang ada adalah kita menuduh orang lain yang membuat kita seperti itu. Kondisi ini menjadikan kita tidak melakukan apapun (kebaikan) yang mengarahkan kita kepada solusi persoalan kita. Kita menjadi orang yang semakin mengeluh, menyalahkan orang lain dan lingkungan, semakin tak berdaya yang semua itu membuat kita DIAM.
Berada dalam kesulitan, membuat kita tidak mampu melihat solusi (keluar). Mari melihat keluar jendela hati kita ... ada orang di sana yang tidak seperti kita bisa menyenangkan tapi ada juga yang tidak menyenangkan. Lihatlah kedua kondisi itu dengan jendela hati kita, kalau ada yang menyenangkan ... kita berucap "mengapa saya tidak seperti itu, enak ya", maka inilah yang kita inginkan itu terjadi pada diri kita sendiri. Bagaimana dengan kondisi yang mirip kita atau bahkan yang lebih buruk ? Maka hati kecil kita merasa bersyukur kita tidak seperti itu dan ada keinginan untuk menghindari itu terjadi pada diri kita. Oleh sebab itu kita ingin bergerak dari kondisi kita saat ini menuju kondisi orang yang pertama. Begitulah solusi bisa kita dapatkan karena kita melihat dunia luar BUKAN terus bergelut dengan kesedihan/mengumpat/mengeluh dan sebagainya.
Bisa dibayangkan kalau kita tidak menggunakan jendela hati, yaitu jendela perasaan atau jendela pikiran. Jendela perasaan membuat kita iri kalau ada orang yang senang dan membuat kita sombong kalau ada orang yang lebih rendah. Jendela pikiran membuat kita cenderung mencela "terang saja dia bisa begitu karena ....." atau "saya kan memang lebih baik dari orang itu".
bandingkan jendela sebagai jalan keluar bagi persoalan kita lalu langkahkah kaki kita mengikuti arah yang telah terlihat oleh jendela hati kita. Maka kita menemukan kehidupan yang lebih baik.