Kesempurnaan ilmu dengan BERAMAL SHALEH (ACTION) tanpa henti yang menjadikan dunia lebih baik.

Hubungi 081310737352 untuk pelatihan spiritual gratis inhouse atau organisasi/arisan/keluarga,

Sunday, November 25, 2012

Menantang target besar, bersyukurkah ???

Seseorang yang dinilai baik dalam pekerjaannya, telah menjadi perhatian atasannya untuk memangku amanah yang lebih besar dengan pekerjaan yang lebih banyak/tinggi dan berkualitas. Ada dua hasil : Seseorang itu mampu melaksanakannya atau orang itu gagal.
Bagaimana hubungannya dengan mekanisme bersyukur ? amanah atau pekerjaan yang lebih tinggi yang diberikan adalah proses (bersyukur) yang menuju target kerja tertentu. Misalkan seorang manager yang tadi hanya sebagai staf yang hebat dibebankan untuk memimpin departemen dengan target sales 1 M.
Orang yang pertama, mengisi kegiatan hari-harinya dengan kesibukkan yang luar biasa dan bahkan memperpanjang jam kerjanya agar target itu tercapai. Orang ini bisa sukses, tapi bisa jadi telah "menelantarkan" kehidupan pribadinya dan keluarganya. Di Kantor meraih kesuksesan .... dan di rumah atau kehidupan pribadi dianggap sukses karena semua terpenuhi dengan menyediakan kehidupan pribadi dan keluarga dengan materi.
Orang yang kedua, mengisi kegiatan sehari-harinya dengan membangun jaringan kerja dan belajar memaksimalkan waktunya untuk mampu melaksanakan tugas mencapai target. Ada sebuah keyakinan bahwa semua itu mampu dilewatkan sebagai bentuk ujian yang diberikan Allah. Maka aktivitas spiritualpun menjadi fokus utamanya agar apa yang dikerjakannya di kantor diizinkan Allah untuk dicapai. Mengkayakan kehidupan pribadi (hobby dan kesenangan) dan keluarga sebagai bagian yang mampu mendorong pekerjaannya di kantor, paling tidak semua itu menjadi pendorong yang memberi semangat dan perasaan senang.
Kedua orang di atas dapat meraih kesuksesan HANYA karena Allah izinkan, maka kita hanya bisa melaksanakannya. Fakta orang pertama banyak yang sukses dan orang kedua yang sukses sangat sedikit. Mari dengan hati ini kita memahami kedua hal tersebut untuk kita jadikan referensi kita untuk menjadi yang terbaik sesuai kehendak Allah, yaitu bersyukur dengan memanfaatkan segala hal yang kita miliki untuk menjadi nilai tambah TANPA harus menelantarkan atau bahkan mengurangi/membuang apa yang sudah kita miliki.

Doa adalah sebuah keyakinan

Setiap hari kita berdoa ... berdoa untuk keselamatan dan kebaikan di dunia dan di akhirat. Dalam rutinitas kerja yang sudah membiasa doa menjadi biasa pula, seakan kita sudah hafal dan terucap secara otomatis dari mulut kita. Doa menjadi berbeda bila kita ada keperluan atau kesusahan/musibah, berbeda dalam cara berdoa, frekuensi dan isinya pun khusus. Dan bahkan membuat kita menangis dan terharu, dengan doa itu pun kita merasa plong seakan curhat kita kepada Allah telah banyak membantu meringankan penderitaan atau keinginan kita.
Ada banyak orang berdoa dengan menangis seolah-olah doanya khusyuk, tapi apakah perasaan dan keharuan dalam doa itu mempengaruhi nilai doa itu sendiri ? Sebenarnya TIDAK. Doa adalah sebuah KEYAKINAN atau KEIMANAN yang menjadi dasar kita memohon/berdzikir/mengingat (doa). Maka doa  keseharian kita merupakan wujud keimanan kita kepada Allah swt. Sedangkan isi doa ingin menunjukkan bahwa kita ini adalah makhluk Allah swt yang bergantung kepadaNYA dan oleh sebab itu selalu memohon diizinkan dan dimampukan untuk berbuat kebaikan. Selanjutnya sikap ini memberi KEYAKINAN kepada kita bahwa Allah swt itu SIAP dan MAU menjawab semua doa kita. Jika Allah itu MAHA MENDENGAR DAN MAHA MELIHAT saat kita berdoa dan MAHA MENGABULKAN DOA, maka Allah hanya menunggu kita ... Seriuskah (penuh keyakinan) dalam berdoa ??? Jawaban doa itu sangat tergantung dari nilai pertanyaan tersebut.
Karena doa itu sebuah keyakinan, maka setelah berdoa kita pun siap untuk mengerjakan segala sesuatu untuk menuju isi dari doa kita, artinya kitapun harus menyakinkan bahwa apa yang kita kerjakan sesuai dengan syariat Allah. Inilah yang disebut godaan yang merusak keyakinan kita dalam berdoa, dalam perjalanan doa itu kita sering dibisikkan oleh syetan (dan manusia) :
Apa iya doa kamu dikabulkan sedangkan kamu banyak dosa ? Apa mungkin doa saya dikabulkan ?? Buktinya sampai hari ini belum ada tanda-tanda doa itu dikabulkan. Untuk itu kita harus berperang melawan itu semua agar pikiran kita tidak terganggu yang dapat menganggu tindakan kita menjadi tidak sempurna atau menunda/malas/mengurangi/menghentikan tindakan kita. Kalau sudah demikian, maka kita pun semakin jauh dari memperoleh apa yang kita inginkan dalam doa (Bedoa tanpa Action).
Mari kita berpikir dan merenungkan hal di atas agar kita memperoleh berkah atas doa sebagai bentuk keimanan/keyakinan.


Thursday, November 15, 2012

Metabolisme tubuh ya juga metabolisme pikiran

Dalam kehidupan ini seringkali kita menganggap semua berjalan baik, sewaktu kita makan tentu ada metabolisme tubuh yang membuat apa yang kita makan dapat diolah oleh tubuh sehingga menghasilkan tenaga dan sisanya dibuang secara alamiah berupa cadangan tenaga, keringat dan buang air kecil dan buang air besar. Dalam kesibukan rutinitas sehari-hari, proses yang terjadi dalam tubuh tak pernah kita pikirkan. Semua berjalan begitu saja. Saat kita tidak buang air, barulah kita merasa ada yang tidak beres maka kita pun mencari solusi dengan berbagai cara. Begitulah metabolisme tubuh berjalan dari waktu ke waktu. Semua itu tanpa kuasa kita ... Siapa yang kuasa ? Allahlah yang mengatur semuanya. Sudahkah kita bersyukur ?
Hal yang sama dengan pikiran, apa yang kita peroleh dalam pikiran tentunya ada metabolisme pikiran. Pikiran diolah oleh manajemen pikiran sehingga kita mampu memahaminya. Lalu cukupkah sampai disini pemahaman tersebut ? tentunya tidak, maka semestinya metabolisme pikiran itu terus bekerja dengan mendorong untuk berbuat (amal shaleh/action) yang sepadan dengan tenaga pada pola makan dan sebagian lagi mengikuti pola pembuangan yang menuntut pemahaman yang kita peroleh itu mesti pula dibagikan (di share) dengan orang lain lewat mengajarkan atau membantu orang lain. Apa yang terjadi bila apa yang kita terima tidak diolah ? masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan. Dan apa yang terjadi bila kita menerima sesuatu (ilmu) tapi tidak dibagi atau tidak dipraktekkan ? mestinya hal inipun dapat merusak fisik kita, hal ini dapat ditunjukkan pikiran yang kita terima yang tidak tersalurkan dengan sikap sombong atau sikap minder. Sikap inilah yang membuat tubuh menjadi semakin buruk. Bukankah kita telah diajarkan Allah untuk mengerti metabolisme pikiran dengan mengajarkan kita untuk beriman dan beramal shaleh. Beriman berarti memahami apa yang kita dapatkan dan beramal shaleh yang menunjukkan kita untuk meneruskan metabolisme pikiran. mari kita merenungkan kejadian sehari-hari :
1. Saat kita punya banyak ilmu dan tidak mau di share ke semua orang, maka yang terjadi adalah sikap sombong kita dengan ilmu yang kita miliki dan orang lain merespon kita dengan tidak mau bersahabat. Dampaknya kita menjadi jarang dibantu orang dan sedikit silaturahmi, kalaupun ada silaturahmi lebih banyak atas kepentingan.
2. Saat kita tidak peduli dengan apa yang disampaikan orang lain dan kalau ditanya kita tidak mau paham, maka yang terjadi adalah kita tidak dipercaya orang. Maka kita termasuk orang yang tidak banyak aktivitas.
3. Saat kita menganggap bahwa apa yang kita terima itu baik (bisa berupa kebaikan maupun keburukan) tanpa memikirkan metabolisme pikiran yang sehat. Maka sebenarnya bisa membuat tubuh menjadi kurang enak setelahnya. Kalau pikiran yang baik, seringkali kita berbagi dengan senang tapi kalau keburukan seringkali pula kita berbagi berupa curhat atau keluhan atau kritik. Sehatkah metabolisme pikiran kita ? Sehat bila kita berbagi dengan orang yang tepat dan mendorong untuk melakukan solusi (amal shaleh).
4. Tanpa disadari kalau kita bermasalah kita anggap selesai dalam pikiran saja. Ternyata hal ini tidak selesai, mengapa ? Karena masalah itu tidak termetabolisme dengan baik/sehat. Maka masalah bisa muncul saat ada pemicunya. Maka saat punya masalah, mesti dicarikan jalan keluarnya minimal kita share dengan orang yang memahami (atau mau berempati) sehingga kita merasa ada dorongan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Semua metabolisme pikiran inipun tidak banyak dikendalikan oleh kita, Allahlah yang berkuasa.
Mari kita mau memahami metabolisme tubuh kita, baik itu makanan dan pikiran. Tidak lain agar kita menjadi orang yang bersyukur yang mampu menyehatkan tubuh kita dengan mendorong metabolisme kita berjalan dengan semestinya.




Saturday, November 10, 2012

Larut dalam rutinitas

Seringkali kita larut dalam rutinitas, kemarin hari ini dan besok. Kita masuk ke dalam aktivitas yang membuat kita tidak berdaya ... itulah rutinitas/kebiasaan kita. Bangun pagi, sarapan, ke kantor, makan siang dan seterusnya, tidak ada kekuatan apapun untuk mampu menolak itu semua. Selain itu ada aktivitas yang rutin yang lebih lama yaitu sebelum dan sesudah aktivitas rutinitas itu (mempersiapkan dan istirahat/menikmati)  Tidak bangun, tidak makan, tidak melakukan kebiasaan kita dan seterusnya membuat kita menjadi "bermasalah". Lalu masih berapa banyak waktu kita untuk hidup ? Tak banyak, bisa jadi hanya 1 jam, 2 jam .....
Lalu seringkali pula kita masih belum mau berbuat yang luar biasa dalam hidup ini. Berpikir masih ada waktu. Masih ada waktu ? Percayakah kita masih ada waktu itu ? Ternyata yang mampu menghentikan ketidakluarbiasaan kita adalah kematian dan waktu dimana kita tidak diberi lagi kesempatan.
Kematian tidak pernah kita tahu kapan datangnya ? Artinya bisa datang kapan saja, maka sudah seharusnya kita menjadi orang yang luar biasa
Waktu dimana kita tidak diberi kesempatan lagi, saat ada perpisahan seperti pemecatan saat bos tidak suka lagi dengan pekerjaan kita atau tidak memberikan nilai lebih bagi perusahaan. Putus silaturahmi saat teman merasa sebal dan kecewa dengan kita dan sebagainya.
Mari mengaktifkan sensor hati kita agar kita mau berubah seiring waktu. Kita hanya berkuasa atas sisa waktu dari rutinitas hidup kita, maka maksimalkan waktu di luar rutinitas dengan berbagai aktivitas yang menambah nilai tambah sehingga kita berbeda dan dilirik bahkan disenangi oleh orang di sekitar kita.

Wednesday, October 31, 2012

Hati penuntun arah ke jalan kebenaran

Dalam membuat keputusan, seringkali kita mendasarkan kepada ilmu (pikiran) atau emosional (perasaan) atau kombinasi keduanya. Tapi ada satu hal yang lagi yang bisa mempengaruhi keputusan adalah hati dan hati itu di(gerakkan) oleh Allah swt.
Sebagai contoh, saat kita melihat seseorang yang lemah, Apa yang kita putuskan (lakukan) ? Kalau hanya didasarkan perasaan, maka bisa saja yang terjadi kita cuek karena perasaan kita lagi cuek (nggak fokus) atau kesal melihat orang lemah karena kita bersemangat. Jika berpikir didasarkan pikiran, maka kita banyak bertanya mengapa dia lemah ? bila jawabannya sudah kita peroleh maka kita menasehatinya agar tidak begitu lagi dengan berbagai solusi yang kita miliki. 
Allah swt berfirman, agar kita tidak tersesat atau salah dalam mengambil keputusan, gunakan hati dalam mengambil keputusan. 
72. Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). 
74. Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka,  (QS Al Isra, 17 : 72,74)
Karena hati itu digerakkan oleh Allah swt, maka semestinya kita sangat dekat dengan Allah swt agar selalu dibimbingNYA dalam setiap tindakan. Paling tidak, kita bermohon dengan istifgar, zikir dan bismillahi rabbli alamin saat mengambil keputusan dengan memberi ruang tenang agar hati mampu mendorong pikiran menemukan solusi yang tepat.
Ya Allah ampuni dosa dan kesalahan kami yang selama ini tidak cenderung kepadaMU, dan izinkan dan mampukan hati ini selalu menjadi bagian utama kami dalam mengambil keputusan. Amin

Sunday, October 28, 2012

Penghidupan yang sempit ...

Allah swt berfirman ;
124. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (QS Thaahaa, 20 : 124)

Ungkapan sederhana, penghidupan yang sempit berupa susah dan sulit dalam hidup. Hidup yang dipenuhi tidak adanya solusi dan sekalipun ada solusi menjadi berat dikerjakan. Seperti itukah gambaran hidup kita ? Mari berpikir dan merenungkan ayat di atas, penyebabnya adalah kita yang berpaling dari peringatan Allah swt, yaitu tidak tunduk kepada perintah dan larangannya.
Maka mulailah mengaitkan dan berpikir faktor kehidupan kita di dunia ini ada peran Allah swt yang sangat besar. Ingin sukses, simaklah peringatan Allah swt dengan sering mendengar nasehat ulama dan membaca Al Qur'an untuk dijalankan (amalkan) sehingga membuat kita YAKIN. Kondisi inilah yang membuat kita TIDAK BERPALING lagi kepada peringatan Allah.
Ya Allah, Engkau yang MAHA TAHU berikan kami ilmu untuk mampu menggerakkan kami menyimak dengan hati terhadap nasehat dan peringatanMU agar menjadi orang yang tunduk (beriman) kepadaMU. Amin

Kapan Allah menolong kita ?

Allah berfirman : 
160. Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal (QS Ali Imran, 3 : 160)

Kita sangat iingin ditolong oleh Allah swt, maka apa yang Allah kehendaki tak ada satupun yang bisa menghalangi. Kondisi inilah yang kita idamkan, terus yang jadi pertanyaan adalah kapan itu terjadi ? Jadikan kita sebagai hamba Allah swt yang selalu bertawakal.

Bertawakal menyerahkan diri kepada Allah swt apa yang kita lakukan dan hasilnya, menerima apapun yang menimpa kita dengan prasangka positif kepada Allah swt. Menyerahkan diri kepada Allah swt bermakna kita betul-betul YAKIN dengan Allah (maka kita beriman dengan sebenarnya). Keyakinan itu menuntun kita untuk mengenal Allah dengan benar. Dengan sangat mengenal Allah, bisa memunculkan KEYAKINAN yang tumbuh dalam hati, lalu kita tunduk dengan perintah dan laranganNYA.
Maka dapat disimpulkan, kapan pertolongan Allah itu datang ? Yang pasti pertolongan itu sesuai dengan kehendak Allah swt dengan tunduk atas perintah dan laranganNYA yang dilakukan dengan konsisten dan sabar.
Ya Allah, sinari dan bukalah hati kami untuk terus mengenalMU dengan benar yang mampu menyempurnakan iman ini dan mampukan kami untuk tunduk kepada perintah dan laranganMU. Amin