Kesempurnaan ilmu dengan BERAMAL SHALEH (ACTION) tanpa henti yang menjadikan dunia lebih baik.

Hubungi 081310737352 untuk pelatihan spiritual gratis inhouse atau organisasi/arisan/keluarga,

Thursday, September 29, 2011

Terlihat dan tidak terlihat

Seringkali kita sangat ingin terlihat oleh orang lain dan akibatnya dimungkinkan untuk dinilai dan diperhatikan. Dan secara alamiah kita selalu menunjukkan sesuatu yang terlihat positif/baik, yang paling ekstrim pun saat kita sakit, di depan umum kita tidak menunjukkan kita sakit agar terlihat luar biasa.Yang menjadi masalah sesuatu yang terlihat terus-menerus tanpa ada perubahan yang berarti, semakin hari semakin membosankan dan menjadi tidak terlihat (ada tapi tidak dilihat).
 a. Terlihat > Terlihat yang sama terus-menerus > semakin membosankan > terlihat tapi tidak dilihat
  b. Terlihat > menampilkan terus-menerus perubahan > semakin terlihat jelas > semakin bernilai
Bagaimana seseorang yang tidak terlihat ? Menurut saya, seseorang yang tidak terlihat dapat dengan mudah menjadi terlihat dengan menampilkan tindakan posistif.
c. Tidak terlihat > Bergerak sedikit saja bisa terlihat > selanjut bisa point a atau b
d. Tidak terlihat > tetap diam dan memperlihatkan diri > semakin tidak terlihat > tidak bernilai
Dari hal diatas, tidak penting terlihat atau tidak terlihat tapi menjadi sangat penting untuk selalu membuat ACTION menuju perubahan yang semakin baik, yang menjadikan kita selalu terlihat dan semakin terlihat dan semakin bernilai bagi siapa pun.

Wednesday, September 28, 2011

Kegagalan merupakan bagian dari keberhasilan

Gagal satu kali, biasa
Gagal kedua kali, mulai bertanya
Gagal ketiga kali, sadari masalah dan temukan solusinya
Gagal keempat kali, sikap kita yang salah
Gagal lagi gagal lagi, pastikan kita telah melakkukan aktivitas yang berbeda .... akhirnya kita menemukan jalan keberhasilan.

Mencari Alasan untuk membenarkan kelalaian kita

Seringkali dan telah menjadi kebiasaan kita kalau salah, maka kita selalu mencari alasan yang bukan berasal dari kita. Kita gagal bisa menyalahkan lingkungan yang tidak mendukung dan sebagainya. Mencari alasan merupakan langkah untuk mengamankan diri kita dari rasa malu, tidak mau disalahkan dan harga diri yang rendah. Oleh karena itu kita selalu berusaha mencari alasan, misalkan mengapa tidak sekolah yang tinggi ? Karena orang tua yang nggak punya uang. Tapi fakta menunjukkan ada orang tak punya uang bisa bersekolah tinggi, mengapa ? Karena orangnya adalah pembelajar yang baik dan mempunyai relasi yang luas sehingga dia mampu bersekolah tinggi karena dibantu atau mendapat beasiswa. Jadi alasan tidak punya uang untuk sekolah tinggi BUKAN alasan yang sebenarnya, alasan itu dibuat untuk membenarkan bahwa dia tidak berhak sekolah tinggi.
Mari kita dalami alasan yang kita buat, alasan itu berasal dari luar kita bisa orang, lingkungan atau benda/fasilitas. Kalau alasan itu dari luar kita, maka kita sebetulnya tidak mampu mengontrol dan mengoreksinya supaya apa yang kita lakukan bisa berhasil. Lalu jika diteruskan maka sampai kapanpun kita tidak berhasil. Sedangkan kita sangat menginginkan apa yang kita lakukan berhasil, maka mau tidak mau kita harus mampu menyadari dan mengoreksinya semaksimal mungkin untuk 100% berhasil. Apa atau siapa yang
bisa kita sadari dan koreksi 100% ? Tidak lain dan bukan siapa-siapa, ya KITA SENDIRI. Dari contoh di atas, seseorang bisa sekolah tinggi walaupun tidak punya uang, maka langkah yang harus ditempuh adalah belajar luar biasa agar mampu menjadi terbaik sehingga mendapat penilaian sangat bagus dari sekolah yang nantinya dapat dimungkinkan memperoleh beasiswa. Selain itu dapat selalu berinteraksi dengan orang yang punya uang atau orang baik hati agar dimungkinkan untuk dibantu orang lain.
Karena kita ingin berhasil maka mulailah saat ini untuk tidak mencari alasan, tapi menyikapi bahwa keberhasilan itu bermula dari diri kita sendiri dan yang pasti ada peran Allah Swt lewat kuasaNYA. Mau tidak mau kita dapat melangkah step by step untuk mengoreksi kesalahan/kekurangan kita menuju keinginan kita untuk berhasil.

Tuesday, September 27, 2011

Masalah kita menjadi masalah orang lain

Meminjam uang kepada teman adalah masalah kita. Tapi bila  meminjam terus-menerus menjadi masalah teman kita, teman kita menjadi risih, sungkan, marah, menolak dan bahkan bisa memutuskan hubungan pertemanan. Untuk itu sadarilah bila kita sebagai yang meminjam untuk menyelesaikan masalah sampai keakarnya. Tidak punya uang atau kekurangan uang BUKAN hal biasa atau memang lagi tidak ada uang, Sekali masih OK .... bagaimana dengan kedua, ketiga, keempat dan seterusnya ? Ini tanda bahwa permasalahannya tidak pernah diselesaikan atau diselesaikan dengan cara yang salah atau lainnya. Tanpa melakukan pemecahan masalah hal tersebut akan terus terjadi yang akhirnya membuat kita cuek dan terdemotivasi bahkan "pasrah" seperti tak berdaya menjalani hidup ini (terbersit dalam hati "Tuhan tidak adil dengan kita dengan memberi masalah yang tak kunjung selesai sedangkan orang lain tidak ?")
Bagi kita yang meminjamkan uang, harus mampu mendidik orang yang suka meminjam uang dengan cara yang santun. Bila tidak mampu kita hadapi, maka masalah itu terus menggerogoti kita sepanjang hidup. Memberi terus-menerus (meminjamkan uang) membuat kita semakin tidak nyaman dan sebaliknya bila tidak memberi kita dicap "orang yang pelit". Menasehati saja dengan cara yang santun pun masih memungkinkan kita dicap "banyak omong, kalau mau kasih ... kasih aja, nggak pakai ceramah segala".
Menyikapi hal tersebut, teruslah memberdayakan diri kita sendiri untuk menjadi semakin baik setiap hari dan beranilah menghadapi semua permasalahan yang ada untuk diselesaikan sendiri atau meminta bantuan orang lain dan tidak lupa untuk memohon kepada Allah Swt.

Thursday, August 4, 2011

Khalifah di Bumi

Khalifah atau "menjadi wakil Allah di muka bumi" adalah orang-orang yang telah sukses menjalankan perintah dan larangannya sehingga pantas menjadi wakil Allah untuk memegang amanah yang telah Allah berikan kepada manusia. Orang yang menjadi khalifah itu berarti orang yang sukses yang mampu mengelola dan mengontrol dirinya sendiri dan orang disekitarnya termasuk lingkungan.
Selayaknya kalau kita sudah/selalu mengerjakan tugas yang diberikan atasan dengan baik, maka atasan kita dengan sangat senang mendelegasikan segala sesuatu kepada kita. Amalan shaleh itu sudah mampu digerakkan oleh hati dan memberi rasa ketenangan tanpa rasa takut.  Bagaimana kita merasakan, apakah kita sudah menjadi khalifah Allah di bumi ? Semakin banyak beramal shaleh yang diridhai Allah menandakan Allah telah "mendelegasikan" perintah-perintah yang sudah mampu dilaksanakan.  Sudahkah kita mampu menjalankan perintah dan larangan Allah agar menjadi "khalifah" Allah di muka bumi ini ?

Wednesday, August 3, 2011

1st ACTION, Now or Never

1st ACTION, Now or Never
Sebagai brand saya untuk mengembangkan dan memotivasi siapa saja unttuk menjadi manusia yang beramal shaleh.
1st ACTION mengajarkan
1. nilai ACTION sekarang (Now) tanpa menundanya dan mengisyaratkan menyesal bila tidak dilakukan sekarang (Never ACTION).
2. Orang yang ingin sukses atau berhasil atau beriman adalah menjalani langkah 1st (pertama) adalah ACTION
3. Orang yang ACTION dan ACTION menjadi orang yang pertama (1st) mencapai keberhasilan.
Semoga dengan visi di atas dapat membangkitkan semangat saya untuk berbagi pengalaman.

Munir HB

Tuesday, August 2, 2011

Mampukah puasa membuat kebiasaan Baru ?

Puasa seringkali identik dan dikaitkan dengan beberapa misalnya istirahat/tidur, nongkrong dan ngobrol via sms/bbm/facebook, jalan-jalan subuh/sore menjelang buka, nonton tv saat sahur dan berbuka, membaca Al Qur'an sampai khatam dan lainnya. Tapi pertanyaannya apakah semua itu membuat iman (hati) kita semakin kuat ? Sepertinya semua itu bisa jadi ala kadarnya untuk mengalihkan akvitas puasa kita yang dibilang tidak ada, menghibur dan mendidik. Bukankah puasa itu adalah ibadah fisik yang meningkatkan hati (iman) menjadi manusia taqwa. Belumlah puasa kalau masih belum mampu sabar, sabar adalah masalah hati, Belumlah puasa dengan bersedekah kalau masih belum ikhlas, ikhlas adalah masalah hati, belumlah shalat kalau masih sering bergelimang dosa, bukankah shalat itu urusan niat dan hati. Belum Bersilaturahmi dengan sesama kalau belum mampu menjadikan mereka sebagai saudara, bukankah silaturahmi itu urusan hari (ikhlas).
Maka perlu disadari sebelum masuk puasa adalah mengukur kadar iman sehingga kita mengetahui bagian mana iman kita yang lemah, lalu kita berpuasa sebagai proses pembentukan karakter muslim untuk menjadi taqwa selama 1 bulan yang melatih fisik dan hati. Dengan latihan ini kita dibentuk oleh Allah untuk menciptakan kebiasaan atau karakter baru yang otomatis menjadi kebiasaan baru di bulan lainnya. Maka berpuasa tidak sekedar mengaji, tapi bagaimana mengaji kita menjadi amal shaleh yang luar biasa dengan mengkaji isi, menyampaikan kepada orang lain dan mempraktekkannya sendiri. Berpuasa tidak sekedar bersedekah, tapi bagaimana sedekah menjadikan kita lebih yakin bahwa sedekah membersihkan hati dan mampu bersharing dengan orang terdekat kita, berpuasa itu tidak sekesar banyak shalatnya, tapi bagaimana shalat kita menjadikan kita disiplin dalam memanajemen waktu, mampu berbuat amal shaleh yang  mencegah perbuatan keji dan mungkar., dan semua aktivitas apapun harus mampu membangkitkan motivasi (hati) menjadi semakin YAKIN (percaya) yang mampu pula menciptakannya dalam kebiasaan baru. Insya Allah, puasa kita menjadi semakin bermakna.
Awali semua itu dengan perasaan gembira/murah senyum dan sejenisnya agar tubuh mampu mengeluarkan hormon endorfin yang membangkitkan perasaan senang dan hilanglah capek, lelah dan malas. Dan teruslah memelihara perasaan tersebut (hanya itu saja sudah ibadah) yang mampu memelihara aktivitas puasa kita sampai idul fitri.