Kesempurnaan ilmu dengan BERAMAL SHALEH (ACTION) tanpa henti yang menjadikan dunia lebih baik.

Hubungi 081310737352 untuk pelatihan spiritual gratis inhouse atau organisasi/arisan/keluarga,

Sunday, March 31, 2013

Mengapa ?

Seringkali kita bertanya, mengapa kita mengerjakan itu ? Bahkan dalam manajemen Jepang dikenal dengan 5W + 1 H yang sangat dahsyat aplikasinya dalam perusahaan. Terus mengapa kita bicarakan di sini ?
kami berpendapat dari sisi lain yaitu mengapa dengan kata ikhlas. Misalkan kita lontarkan pertanyaan mengapa kita bersedekah ? Bisa jadi kita pun menjawab karena perintah agama. Lalu bisa muncul pertanyaan mengapa saya ? Kan saya belum kaya ? Jawaban yang pasti sedekah itu perintah untuk semua orang ya kaya dan juga ya miskin. dan segera muncul pertanyaan berikutnya, mengapa saya yang miskin bersedekah, dengan apa ? Dan bisa jadi lagi ada rasa iri di hati kita, kok dia yang kaya saja tidak sedekah, mengapa mesti saya sedekah ??? Mengapa juga saya sedekah yang dia ? Sampai disini bisa muncul sikap sebagai berikut :
1. Tadinya kita mau sedekah jadi tertunda dan tidak terlaksana
2. Memunculkan sikap buruk yang cenderung menunjuk/menuduh kepada sesuatu atau seseorang yang bisa menimbulkan konflik.
3. Ada sikap iri terhadap orang lain
4. Membuat kita menjadi bingung dan jarang menemukan jawabannya
5. Membuat kita menjadi tidak jujur terhadap diri sendiri
6. Memunculkan prasangka buruk
Sedangkan kebaikan dari pertanyaan mengapa itu BISA jadi kita menemukan persoalan utama sehinga kita menemukan jawaban yang tepat.
Dari hal di atas, perlukah kita sebelum mengerjakan sesuatu untuk bertanya terlebih dahulu dengan mengapa ? Ternyata untuk awal yang butuhkan adalah bekerja atau mengerjakan apa saja dulu tanpa banyak bertanya  dan hal ini bisa memberi sikap positif yaitu kita menjadi ikhlas. Tindakan atau perbuatan yang ikhlas tadi bisa membangun pikiran yang baik dan menuntun kita kepada jawaban yang tepat mengapa kita melakukannya. dan jawaban yang tepat itu menjadi rahasia Allah yang bisa diberikan kepada orang yang berilmu. Jika kita ingin menggunakan banyak pertanyaan itu, siapkan diri kita dengan pikiran yang baik ternasuk prasangka positif yang didukung oleh ilmu yang mumpuni (banyak pengalaman didasarkan fakta nyata).
Dalam Al Qur'an hal di atas diceritakan saat Nabi Musa belajar ilmu kepada Nabi khidir dalam surah Al Kahfi, ayat 65 - 82,
Nabi Musa belajar ilmu dengan orang yang berilmu (nabi Khidir), artinya kita ini mesti didampingi oleh orang yang berilmu.

65. lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami[886].
[886] Menurut ahli tafsir hamba di sini ialah Khidhr, dan yang dimaksud dengan rahmat di sini ialah wahyu dan kenabian. sedang yang dimaksud dengan ilmu ialah ilmu tentang yang ghaib seperti yang akan diterangkan dengan ayat-ayat berikut.

66. Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"

bagaimana kalau tidak didampingi orang berilmu ? Maka sebenarnya apa yang kita lakukan adalah pencarian jalan yang benar dari satu tindakan/perbuatan ke perbuatan lainnya. Yang diperlukan adalah referensi ilmu yang benar yaitu Al Qur'an yang memberikan parameter yang benar dalam tindakan kita. Yang kita sering kita alami adalah kita menemukan cara yang lebih baik dari kemarin, itulah kita memperoleh cara yang lebih baik karena kita sudah melakukan BUKAN dengan banyak bertanya mengapa ?? 

67. Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku.

Begitulah Nabi Musa yang sekalipun telah  mempunyai sikap yang baik, tapi tidak mampu mengendalikan rasa ingin tahunya yang sudah dibaca oleh Nabi Khidir. Dan Nabi Khidir menegaskan bahwa keingintahuan kita bisa berakibat menjadi tidak sabar (karena belum cukup ilmu).
 
68. dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?"
69. Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun".

lalu Nabi Khidir ingin mengajarkan ilmu kepada Nabi Musa dengan syarat "jangan banyak tanya, MENGAPA "

70. Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku, Maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu".

71. Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya. Musa berkata: "Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?" Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.

72. Dia (Khidhr) berkata: "Bukankah aku telah berkata: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku".

73. Musa berkata: "Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku".

  74. Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, Maka Khidhr membunuhnya. Musa berkata: "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena Dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar".
75. Khidhr berkata: "Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?"

76. Musa berkata: "Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, Maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, Sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku".

77. Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, Maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: "Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu".

ayat 70 - 77, ternyata Nabi Musa tidak mampu menahan keingintahuannya yang tidak disertai ilmu yang membuat Nabi khidir memutuskan berpisah.
lalu Allah lewat nabi Khidir menjelaskan jawaban dari pertanyaan mengapa dari Nabi Musa, dan barulah Nabi Musa mengerti karena sebetulnya ilmunya belum cukup.

78. Khidhr berkata: "Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.
79. Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera.

80. dan Adapun anak muda itu, Maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan Kami khawatir bahwa Dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran.
81. dan Kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).
82. Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang Ayahnya adalah seorang yang saleh, Maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya".

Jadi boleh-boleh saja kita bertanya dengan mengapa, tapi siapkan diri kita untuk berpikiran dan sikap yang baik TANPA harus menunda dan bahkan tidak mau melaksanakan apa yang kita kerjakan. Dan Alangkah baiknya kita mempunyai referensi tindakan/perbuatan yang baik dan benar dari Al Qur'an lalu dengan itu kita mengerjakan yang baik saja dengnan ikhlas. Dan seiring waktu perjalanan melakukan perbuatan yang baik itu mampu memberikan kita ilmu dan jawaban mengapa kita melakukan itu.

Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji bagiMU ya Allah atas tulisan dan  pemahaman ini yang hanya berawal dari kata "mengapa" yang bisa menuntun hambamu memahami banyak hal. Semoga pemahaman ini bisa menuntun hamba dan rekan-rekan menuju keimanan yang sempurna. Amin




Wednesday, March 27, 2013

memulai aktivitas pagi ...

Syukur in real action memulai pagi hari :
1. Setelah kita bangun dan dilanjutkan dengan shalat subuh menjadi kunci yang baik untuk menjalani hidup hari ini, maka berdoalah untuk kebaikan kita sepanjang hari ini.
a. memohon dijadikan sebagai hamba yang pandai bersyukur
b. memohon dilapangkan dada dan dimudahkan langkah dan dihindari dari kekakuan dalam bicara agar kita bisa melakukan dengan baik
c. memohon dilindungi dari godaan syetan dan orang-orang yang tidak beriman serta orang-orang yangmengikuti hawa nafsunya.
2. Hidupkan keluarga kita dengan membangunkan dan mengajak mereka untuk menyambut pagi dengan semangat.
3. membuka jendela dan pintu serta membersihkan rumah agar udara segar pagi mampu memasuki rumah yang memberi kesegaran di dalam rumah.
4. Bagi yang bekerja mulailah dengan persiapan seperti sarapan dan sebagainya agar kita mampu melaksanakan aktivitas hari ini dengan baik.
5. Membantu anak dan anggota keluarga yang lain untuk mempersiapkan aktivitas mereka seperti sekolah dan sebagainya.
Mari kita menyambut pagi dengan aktivitas tersebut sebagai langkah syukur kita kepada Allah karena telah memberikan peluang kehidupan yang BAIK (pagi hari) dan terus mengafirmasi pikiran yang berujung kepda prasangka dan sikap positif.
Alhamdulillahi rabbil alamin ..... semoga pemahaman ini mampu menggerakkan kita untuk terus bersyukur mencapai keridhaanNYA. Amin

Sunday, March 24, 2013

Tidak membaca Al Qur'an itu DOSA


Allah berfirman pada surah Thaahaa, surah ke -20    
100. Barangsiapa berpaling dari pada Al qur'an Maka Sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat,
Kalaulah kita merasa shalat atau ibadah kita sudah sempurna tanpa banyak membaca Al Qur’an, maka perlu untuk direnungkan bahwa apa yang kita lakukan selama ini bisa jadi tanpa dasar yang kuat yaitu petunjuk yang mutlak kebenarannya. Sudahkah shalat kita bisa mencegah perbuatan yang keji dan mungkar ?? Sudahkah ibadah kita memberi ketenangan jiwa ?? Sudahkah apa yang kita perbuat selama ini mampu meningkatkan iman kita kepada Allah ? Apakah hidup ini masih selalu dihinggapi ketakutan yang tak berujung yang membuat kita lebih cenderung mengutamakan kehidupan dunia daripada Akhirat ? Allah mengingatkan kita …. Janganlah kita berpaling dari petunjuk Allah (Al Qur’an) maka kita jadi binasa. Dan ayat ini menegaskan dengan sangat jelas bahwa bila kita berpaling (tidak membaca, tidak mau memahami dan tidak mau mempraktekkan) dari Al Qur’an maka kita BERDOSA. 


Masalahkah berikut ini kalau terjadi pada diri kita ????
1.  Jarang kita mampu memperoleh hikmah dari membaca Al Qur’an. Kita hanya ingin membaca dan membaca agar dicintai dan mendapat pahala. HANYA itu, tapi kita pun tidak pernah ingin mempraktekkan apa yang difirmankan Allah yang benar-benar sebagai PETUNJUK bagi kita dalam hidup ini.
2.  Sudah banyak kekhawatiran dan ketakutan dalam hidup ini kita rasakan, hampir setiap hari … Yang ada kekhawatiran itu menjadikan kita cenderung kepada apa yng kita khawatirkan, kita khawatir tentang hari esok (makan), maka kita cenderung berusaha sangat kuat untuk mencari makan lewat kerja yang bisa jadi telah melalaikan kita kepada Allah.
3.  Kita selalu mencari solusi hidup ini agar menjadi mudah dengan bertanya kepada orang pintar,  belajar dari orang sukses dalam ukuran materi, ikut seminar dan workshop, membayar orang untuk mengajari kita menjadi hebat, atau dengan tekun ibadah SAJA dan sebagainya. Mengapa kita kita tidak mau menemukan SOLUSI hidup ini yang setiap hari selalu kita lihat, kita dengar dan bahkan kita pegang yang telah sepanjang usia kita berada di rumah kita, yaitu Al Qur’an.
Kita lebih percaya tip dan trik sukses dari orang yang sudah kaya alias sukses, bahkan kita banyak meniru ulama yang taat kepada Allah yang menjadi kaya karena ceramahnya …  yang pasti tip dan trik itu terdapat dalam Al Qur’an. Maka pernahkah kita terpikir untuk menekuni terus-menerus Al Qur’an sebagai petunjuk hidup kita yang telah Allah jaga kebenaran dan keasliannya

Berikut ini boleh kita simak yang bisa menuntun kita kepada persoalan kita :

Kalau kita meninggalkan shalat, maka kita mempunyai pendapat yang sama bahwa itu dosa. Tapi bagaimana kalau kita tidak membaca Al Qur’an ? jawab kita tidak apa-apa. Semua orang tahu bahwa kesempurnaan shalat mesti dibekali ilmu dan ilmu yang mutalk kebenaannya adalah Al Qur’an. Nahh bisa jadi shalat kita belum sempurna karena kita BELUM MEMAHAMI semua aspek tentang shalat dan yang terkait. Kita shalat seperti dulu kita belajar dari orang tua atau guru, dan belum banyak ilmu lagi untuk meperkaya nilai shalat kita. Kalaulah shalt itu wajib kita harus kerjakan maka memabca Al Qur;an menjadi wajib untuk kesempurnaan shalat itu sendiri. Mari kita tanamkan membaca, memahami dan mempraktekkan serta menyebarkan dengan dakwah kepada orang lain.
Beberapa hikmah yang bisa kita ambil dari surah Thaahaa, surah ke-20, yang diawali dengan menjelaskan Al Qur’an sebagai petunjuk untuk kita agar kita tidak susah dalam menjalani hidup ini … dan juga sebagai peringatan bagi orang yang takut kepada Allah.
!$tB $uZø9tRr& y7øn=tã tb#uäöà)ø9$# #s+ô±tFÏ9 ÇËÈ  
2. Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah;
žwÎ) ZotÅ2õs? `yJÏj9 4Óy´øƒs ÇÌÈ  
3. tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah),
Dan Allah menegaskan bahwa Al Qur’an ini menuntun kita menuju kepada keimanan kepada Allah YANG ESA, maka sembahlah dan shalatlah untuk mengingatNYA.
ûÓÍ_¯RÎ) $tRr& ª!$# Iw tm»s9Î) HwÎ) O$tRr& ÎTôç6ôã$$sù ÉOÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# ü̍ò2Ï%Î! ÇÊÍÈ  
14. Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku.
Penyembahan dan shalat kita sebagai upaya kita untuk menekuni kehidupan agar menjadi mudah. Penyembahan dan shalat sebagai bentuk ketaatan dengan terus-menerus menjalani apa yang diperintahkan Allah sampai waktunya tiba yaitu hari kiamat.
¨bÎ) sptã$¡¡9$# îpuŠÏ?#uä ߊ%x.r& $pkŽÏÿ÷zé& 3tôfçGÏ9 @ä. ¤§øÿtR $yJÎ/ 4Ótëó¡n@ ÇÊÎÈ  
15. Segungguhnya hari kiamat itu akan datang aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan.
Tentang hari kiamat, Allah telah merahasiakan waktunya agar kita selalu terjaga untuk selalu taat menjalankan apa yang diperintahkan DAN semua apa yang kita telah perbuat mendapat balasan dari Allah swt.
Ketaatan kita kepada Allah mesti terus dipelihara dan Allah pun mengingatkan bahwa ada yang menggoda ketaatan kita dalam penyembahan dan shalat itu :
1.    Orang yang tidak beriman
2.    Orang yang mengikuti hawa nafsu
yang mengajak kita untuk berpaling dari Allah dengan mempertunjukkan nikmatnya kehidupan dunia ini.
Ÿxsù y7¯R£ÝÁtƒ $pk÷]tã `tB žw ß`ÏB÷sム$pkÍ5 yìt7¨?$#ur çm1uqyd 3yŠ÷ŽtIsù ÇÊÏÈ  
16. Maka sekali-kali janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu Jadi binasa".
Bila kita berpaling kepada kedua orang di atas, maka binasalah atau siap untuk menghadapi balasan dari Allah dalam berbagai adzab di dunia ini, bisa saja kita sudah dalam hidup, bisa hidup senang tapi terasa kosong (tidak bahagia) karean telah menjadi budak kehdiupan dunia, bisa diberi sakit berkepanjangan setelah mendapat kesenangan dan sebagainya.
Hidup ini memang dipenuhi oleh kedua jenis orang di atas yang sifatnya sudah melampui batas, orang yang tidak beriman dan orang yang menuhankan hawa nafsu … yang mau tak mau mesti kita hadapi. Dalam surah ini, Musa dihadapkan dengan Fir’aun.
ó=ydøŒ$# 4n<Î) tböqtãöÏù ¼çm¯RÎ) 4ÓxösÛ ÇËÍÈ  
24. Pergilah kepada Fir'aun; Sesungguhnya ia telah melampaui batas".
Mampukah kita menghadapi semua itu ??? Allah menuntun kita lewat keteladanan Nabi Musa yang beriman kepada Allah dan sangat percaya dengan Allah .. Musa pun mengajarkan kepada kita untuk berdoa memohon pertolongan Allah. Dan doanya Musa tidak ingin apa yang dihadapinya itu “untuk dihilangkan oleh Allah”, tapi Musa memohon untuk dimampukan dengan :
a.     Mohon dilapangkan dada ini agar terbuka akal sehat dan hati dalam menghadapi kehidupan ini
b.    Mohon dimudahkan apa yang Musa lakukan dengan pertolongan Allah
c.     Mohon dilepaskan dari kekakuan untuk berkata dan menyampaikan kebenaran, agar orang-orang yang mau memalingkan kita memahami perkataan kita.
d.    Mohon kepada Allah diberi teman yang dapat menguatkan kita dalam kebaikan. Maka carilah dan temukan orang–orang terdekat yang mampu saling memahami.
e.     Yang akhirnya Musa Mohon untuk mampu mempertahankan ketaatan itu dengan banyak berdzikir dan bertasbih.  
tA$s% Éb>u ÷yuŽõ°$# Í< Íô|¹ ÇËÎÈ  
25. berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku[915],[915] Nabi Musa a.s. memohon kepada Allah agar dadanya dilapangkan untuk menghadapi Fir'aun yang terkenal sebagai seorang raja yang kejam.
÷ŽÅc£our þÍ< ̍øBr& ÇËÏÈ  
26. dan mudahkanlah untukku urusanku,
ö@è=ôm$#ur Zoyø)ãã `ÏiB ÎT$|¡Ïj9 ÇËÐÈ  
27. dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,
(#qßgs)øÿtƒ Í<öqs% ÇËÑÈ  
28. supaya mereka mengerti perkataanku,
@yèô_$#ur Ík< #\ƒÎur ô`ÏiB Í?÷dr& ÇËÒÈ  
29. dan Jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku,
tbr㍻yd ÓŁr& ÇÌÉÈ  
30. (yaitu) Harun, saudaraku,
÷Šßô©$# ÿ¾ÏmÎ/ Íør& ÇÌÊÈ  
31. teguhkanlah dengan Dia kekuatanku,
çmø.ÎŽõ°r&ur þÎû ̍øBr& ÇÌËÈ  
32. dan jadikankanlah Dia sekutu dalam urusanku,
ös1 y7ysÎm7|¡èS #ZŽÏVx. ÇÌÌÈ  
33. supaya Kami banyak bertasbih kepada Engkau,
x8tä.õtRur #·ŽÏWx. ÇÌÍÈ  
34. dan banyak mengingat Engkau.
Bentuk penyembahan dan ketaatan kita kepada Allah adalah dengan menyampaikan ayat-ayat Allah lewat tindakan dan perbuatan yang benar, agar kita sendiri mampu bertahan dengan ketaatan itu dan sekaligus mampu menghadapi orang-orang yang tidak  beriman dan orang yang mengikuti nafsu.
ó=ydøŒ$# |MRr& x8qäzr&ur ÓÉL»tƒ$t«Î/ Ÿwur $uÏ^s? Îû ̍ø.ÏŒ ÇÍËÈ  
42. Pergilah kamu beserta saudaramu dengan membawa ayat-ayat-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai dalam mengingat-Ku;
Dan bahkan di ayat 43, Allah mengulang kembali bahkan HADAPIlah kehidupan ini janganlah kita menghindar.
!$t6ydøŒ$# 4n<Î) tböqtãöÏù ¼çm¯RÎ) 4ÓxösÛ ÇÍÌÈ  
43. Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, Sesungguhnya Dia telah melampaui batas;
Seperti apa perbuatan dan tindakan kita dalam hidup ini ? Dalam menghadapi semua itu MESTIlah kita BERKATA YANG lemah lembut (bukan merendah) yaitu yang SANTUN dalam berbuat agar mereka menjadi sungkan (takut) lalu mampu merubah perilakunya.  
Ÿwqà)sù ¼çms9 Zwöqs% $YYÍh©9 ¼ã&©#yè©9 ㍩.xtFtƒ ÷rr& 4Óy´øƒs ÇÍÍÈ  
44. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut".
Dan seringkali dengan kelembutan dan kesantunan kita tersebut SEMAKIN membuat orang yang tidak beriman dan orang yang mengikuti nafsu SEMAKIN BERANI … lalu ada perasaan KHAWATIR yang nantinya membuat kita menjadi lebih ditindak atau dipaksa untuk mengikuti keinginan mereka.
Ÿw$s% !$oY­/u $uZ¯RÎ) ß$$sƒwU br& xÞãøÿtƒ !$oYøŠn=tã ÷rr& br& 4ÓxöôÜtƒ ÇÍÎÈ  
45. berkatalah mereka berdua: "Ya Tuhan Kami, Sesungguhnya Kami khawatir bahwa ia segera menyiksa Kami atau akan bertambah melampaui batas".
Kekhawatiran itu wajar dan mampu menginspirasi kita untuk terus ingat kepada Allah. Maka ayat berikut ini Allah menegaskan bahwa dengan selalu taat yang tentunya dapat terus memelihara keimanan kita .. kita mendapat dorongan moral dari Allah "Janganlah kamu berdua khawatir, Sesungguhnya aku beserta kamu berdua, aku mendengar dan melihat". Kita mendapat backingan dari yang MAHA KUASA, DIA selalu memperhatikan kita dan tidak melalaikan apa yang kita perbuat.
tA$s% Ÿw !$sù$sƒrB ( ÓÍ_¯RÎ) !$yJà6yètB ßìyJór& 2ur&ur ÇÍÏÈ  
46. Allah berfirman: "Janganlah kamu berdua khawatir, Sesungguhnya aku beserta kamu berdua, aku mendengar dan melihat".

Ada kalanya kita buntu dalam mencari solusi dalam hidup ini, dan YAKINLAH bahwa Tuhan kita yaitu Allah swt adalah Dzat yang menciptakan apapun lalu DIA memberi petunjukNYA .. maka hendaklah kita membaca petunjukNYA yaitu Al Qur’an agar kita selalu dibimbing dan dituntun.
tA$s% $uZš/u üÏ%©!$# 4sÜôãr& ¨@ä. >äóÓx« ¼çms)ù=yz §NèO 3yyd ÇÎÉÈ  
50. Musa berkata: "Tuhan Kami ialah (tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk[925].
[925] Maksudnya: memberikan akal, instink (naluri) dan kodrat alamiyah untuk kelanjutan hidupnya masing-masing.
selanjutnya Allah mengingatkan bila kekhawatiran yang terus-menerus bisa  membuat kita meras takut dalam hati. Dan ketakutan ini bisa membuat kita melemah dan pasrah.
}§y_÷rr'sù Îû ¾ÏmÅ¡øÿtR ZpxÿÅz 4ÓyqB ÇÏÐÈ  
67. Maka Musa merasa takut dalam hatinya.
Bila kita merasa takut, maka Allah menegaskan kembali untuk tidak lemah dan terus dalam ketakutan, Allah menguatkan kita untuk tidak takut dan mengingatkan kita bahwa kiat sebagai orang yang beriman adalah orang yang paling unggul.
$uZù=è% Ÿw ô#ys? š¨RÎ) |MRr& 4n?ôãF{$# ÇÏÑÈ  
68. Kami berkata: "Janganlah kamu takut, Sesungguhnya kamulah yang paling unggul (menang).
Orang yang Unggul itu adalah pemenang. Kita beriman kepada Allah menjadikan Allah sebagai pelindung dan sebagai penolong dan sebagainya yang menjadikan kita mampu melihat keunggulan kita yaitu kita mempunyai telinga, mata dan hati …dan semua pemberian Allah di bumi, maka bekerja untuk memaksimalkan itu semua dan Allah menyempurnakan apa yang telah kita perbuat untuk kebaikan kita sendiri. Itulah cara bersyukur lewat AMAL SHALEH.
Sebagai manusia yang tidak luput dari lemah, lali dan lupa, maka Allah pun masih memberi kesempatan kepada kita bila salah untuk kembali ke jalannya yang benar.
ÎoTÎ)ur Ö$¤ÿtós9 `yJÏj9 z>$s? z`tB#uäur Ÿ@ÏHxåur $[sÎ=»|¹ §NèO 3ytF÷d$# ÇÑËÈ  
82. dan Sesungguhnya aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.
Allah menyambut kita yang mampu melewati itu semua dengan balasan yang sempurna, yaitu tempat yang MULIA disisiNYA.

`tBur ¾ÏmÏ?ù'tƒ $YYÏB÷sãB ôs% Ÿ@ÏHxå ÏM»ysÎ=»¢Á9$# y7Í´¯»s9'ré'sù ãNçlm; àM»y_u¤$!$# 4n?ãèø9$# ÇÐÎÈ  
75. dan Barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam Keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, Maka mereka Itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang Tinggi (mulia),